TMS 11 💦

893 41 3
                                    

Hai 🤗

Balik lagi ke dunia Ze

Double up kan. Janji lunas yes 😂

Oke, stop senyum-senyum. Let's go!

💐💐💐

Ze berjalan dengan tergesa-gesa menuju halaman belakang sekolah. Dia ingin menemui Fatir, sudah 2 hari Fatir tak ada kabar. Entahlah, rasanya Ze sudah terbiasa dengan hadirnya Fatir di hidupnya.

Ze membuang wajahnya ketika dia mendapati Fatir bersama teman-temannya tengah merokok. Fatir yang menyadari kehadiran Ze segera membuang rokoknya. Fatir berjalan menghampiri Ze.

"Hai, ngapain kesini." tanya Fatir.

"Gak. Ze cuma mau nemuin Fatir."

"Oh ya? Kangen ya? Hehehe. Uhh, pacar gue kangen nih." Fatir mencubit pelan kedua pipi Ze membuat Ze tersenyum.

"Ze bukan pacar Fatir. Kan Fatir belum nembak Ze."

"Jadi mau di tembak nih ceritanya?" Ze membuang pandangannya. Fatir ini paling bisa membuat kita terjebak oleh kata-kata sendiri.

"Fatir masih sering ngerokok ya?" tanya Ze, dia berusaha mencari topik baru.

Fatir mengangguk. "Iya, gue seneng ngerokok. Gue bisa lebih tenang."

"Tapi kan ngerokok gak baik buat kesehatan."

"Selama lo disamping gue, gue bakalan sehat-sehat aja kok."

Ze meninju bahu Fatir, dia memalingkan wajahnya berusaha menahan bibirnya agar tidak tersenyum. "Cie baper cie. Ih, cantik banget sih kalau lagi blushing gini." Fatir tertawa.

"Woi, pacaran aja disana. Ayo sini!" teriak Rian.

"Biasa, Rian itu iri lihat kita. Dia jomblo. Ayo kesana." Fatir membawa Ze bergabung dengan teman-temannya.

Tak ada rasa canggung lagi di diri Ze, dia sudah terbiasa. Disini dia bisa tertawa kembali. Teman-teman Fatir memang sangat lucu, mereka bercanda gurau. Ada yang saling melempar kulit kacang, ada yang bernyanyi tidak jelas, dan masih banyak lagi.

Tetttt tetttt

Bel berbunyi, istirahat selesai. "Ze, kok gak masuk ke kelas?" tanya Fatir, dirinya heran karena Ze tak pergi ke kelas. Dia justru tetap disini tertawa.

"Ze mau disini aja, sama Fatir."

"Serius?" Ze mengangguk.

Fatir merangkul Ze. "Jadi makin sayang, hehehe. Kalau gitu, Ze harus ikuti apa yang Fatir suruh. Mau gak?"

"Apa?"

Fatir menyerahkan sebatang rokok yang sudah dibakar. "Cobain!"

Ze menggeleng, Fatir menyuruhnya merokok. "Gak mau. Ze gak suka bau rokok."

Fatir semakin gencar mendekatkan rokok itu ke mulut Ze. "Coba aja dulu." Fatir terus menyodorkan rokok itu.

Ze menutup matanya, kali ini saja pikirnya. Demi Fatir. Ze mulai menghisap rokok itu.

The Mute StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang