Paper 2 // Go Baek Gi

598 61 8
                                    

#

#

#

Donghae tetaplah Donghae.
Ia tidak berubah. Ia masih Donghae kecil yang selalu diajarkan oleh Hana untuk tidak menyerah dan terus menghadapi hidup dengan penuh ketekunan serta perjuangan. Sama hal nya waktu ia menekuini kelas TaeKwonDo, pulang dengan banyak memar dan luka. Tapi ia tak pernah berkata menyerah sekalipun. Donghae yang berusia 8 tahun waktu itu bertekad melindungi sang eomma dengan belajar beladiri. Ia berpikir harus menjadi namja yang kuat untuk eommanya.

Pagi kala itu Donghae yang memang lebih suka mengayuh sepedanya daripada harus menunggu bus untuk pergi ke sekolahnya. Mulai sibuk belajar untuk ujian kenaikan kelas. Ia berada di kelas 2 sekolah menengah. Namun menjadi titik balik dari kehidupan nyamannya di sekolah.

"Ya, neo.. berikan uangmu!"
Enam orang sunbae menghadang jalannya sebelum sampai ke gerbang sekolah.

"nuguya?" Donghae santai menatap mereka satu per satu.

Ck! "kau tidak kenal kami? Kemana saja kau selama ini eoh?" ujar seorang dengan name tag -Go Baek Gi- yang sepertinya ketua dari geromboloan itu.

Donghae hanya menertawainya kecil. Turun dari sepedanya, berdiri menghadapinya sendirian sambil melipat kedua lengannya di dada.
"Go Baek Gi sunbae, kau pikir aku takut denganmu? Apa kau terlalu miskin hingga meminta uang padaku?"

"Kau berani padaku bocah?"

"aku hanya takut alien!" jawabnya masih dengan nada tak peduli "apa kau saudaranya sampai aku perlu takut padamu? Ah! Lebih baik kalian pergi saja.. aku tidak akan pernah memberikan kalian uang. Walaupun aku punya.." decihnya.
Donghae tahu pernyataan itu sudah memancing amarah Baek Gi. Tapi sekali lagi, ia tidak takut.

"kau tidak pernah di ajari sopan santun oleh orangtuamu?"

Donghae masih menyeringai "sepertinya kau yang tidak pernah belajar sopan santun sunbae. Menghadang jalanku.. kau pikir ini milik nenek moyangmu? Aku bahkan yakin untuk membayar sekolah saja kau kesulitan.."

"kau meremehkanku?" sepertinya Baek Gi mulai tak bisa menahan geram.

Donghae mengangguk sok polos "Nde! Gureom.." jawabnya mantap "aku selalu benar. Lihat saja sekarang.. kau mencari uang dengan memalak? Kau bahkan tidak tahu malu.. pengecut! Mengajak temanmu untuk mengeroyokku??"

"Kau..! kau sudah membuatku marah!!" Baek Gi benar-benar marah kali ini "hajar dia.." perintahnya pada lima temannya yang lain.

Donghae mengambil napas panjang. Sudah lama juga tangannya tidak menghajar orang. Pikirnya. Dan percayalah itu terjadi hanya dalam sekejap.
Brak!!

Bughh!!

Beughh!!
Tak sampai lima menit mereka sudah kalah. Baek Gi kalap, menyerang Donghae bahkan dengan pisau kecil. Sungguh! Bukankah ini termasuk kejahatan?

Srakkk!!
Donghae mundur selangkah.

Ssrtttt!!!
Baek Gi menyerangnya tiba-tiba. Segores luka tertoreh di pipinya. Membuatnya mengumpat.
"sial!!"
Lalu..
Beugh!! Satu tendangan di perut Baek Gi. Mencekal lengannya. Memelintir ke belakang..

Arrgghh!!
"lepas!" aduh Baek Gi.

"Aku bisa saja melaporkanmu ke pihak sekolah, sunbae! Tapi aku tahu itu akan menghancurkan masa depanmu. Jika kau tidak berhenti melakukan kejahatan, tunggu saja. Tak akan lama kau akan dikeluarkan dari sekolah atau... kau mau dipenjara??" bisik Donghae sebagai ancaman.

Baek Gi tahu itu bukan sekedar kata biasa. Akhirnya ia mengalah. "baiklah.. lepaskan dulu tanganku!"

Donghae mencibirnya. Seorang preman seperti itu takut dengan sebuah ancaman? Pengecut bukan?
Ia melepaskan Baek Gi. Sedikit mendorong jauh darinya.
"akan ku anggap itu sebagai janji sunbae. Jika kau melanggarnya.. tangaku ini tak akan pernah melepaskanmu.." ucapnya bangga pada kedua tangannya.
"tanganku ini hanya akan ku gunakan untuk orang seperti kalian.. dan ku rasa kalian salah memalak orang pagi ini.." sindirnya "kalian tidak tahu siapa aku? Ck!!"

"nugu??"

Hah! Ia malas membahasnya. Donghae kembali menaiki sepedanya tetap tatapan -meremehkan- mereka yang sudah di kalahkannya. Menyapu pelan pipinya yang tergores pisau Baek Gi seakan tak ada rasa sakit sedikitpun.

*
*

*
*

Jihyo dan Hahyun sengaja ke tempat Donghae. biasanya anak itu akan langsung ke tempat mereka dulu sehabis pulang sekolah. namun hari ini yang di tunggu tidak datang.
Dengan membawa beberapa rantang masakan. Jihyo masuk begitu saja. Mereka tahu persis paswordnya.

"Astagaaaa!! Donghae!! apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak ke tempat eomma eoh? Waeyo??" yeoja itu langsung menghujaninya dengan banyak pertanyaan.
Mereka menemukan Donghae berbaring di sofa tanpa mengganti baju dan masih dengan sepatunya. Lengan kirinya ia gunakan untuk menutup matanya.

Berbeda dengan Hahyun, ia justru langsung menemukan luka di pipi Donghae.
"Yaa.. kau berkelahi? Pipimu kenapa??"

Haaahhss!!
Donghae mengubah posisinya. duduk. Dan memberikan ruang disebelahnya untuk Hahyun. Sambil melepas sepatu ia baru menjawab "aku berkelahi dengan preman Halme. Tenang saja. Mereka orang jahat jadi aku memukulnya.."

"lalu ini kenapa??"

Auhk!!
"Halmeee.."
Yeoja itu menekan luka Donghae. membuatnya kesakitan.

"katakan Hae" kali ini Jihyo, sang eomma sudah berdiri di depannya dengan wajah penuh emosi.

"Eommaaaaa.. jangan marah.. aku benar-benar melawan preman. Mereka memalakku. Aku tidak mau memberikan uangku pada mereka. Enak saja!!" gerutunya.

"Kau tahu, Yoona akan marah melihatmu seperti ini"

"jangan beritahu noona..!!" tentu saja, amukan Yoona lebih seram dari Jihyo sekalipun. Donghae ingat bagaimana Yoona menendang namja yang tidak sengaja menyerempetnya beberapa waktu lalu. Ia menjadi brutal jika ada yang melukai Donghae.
"eomma, jebal. Aku tidak mau Noona menjadi monster.. menakutkan. Seperti alien!!"

Jihyo masih ingin bertahan dalam kemarahannya. Tapi mendengar pernyataan Donghae ia geli sendiri. Darimana anak itu bisa membuat lelucon di saat seperti ini.
"Ah, arra.. eomma ambil kan obat dulu untuk lukamu.. sebaiknya kau ganti baju, setelah itu kita makan.."

"Kansamhamnidaaa eommma... Halmee..." manjanya, sebelum berlalu ke kamar.

Ya. Itu adalah wajah Donghae jika di rumah. Polos dan lugu. Manja dan cengeng. Tapi siapa sangka, dibalik sikap itu justru ialah yang bisa dikatakan sebagai -monster- atau justru ia adalah -alien- yang ia takuti sendiri.

Hanya Yunho yang tahu persis.
Bukan hanya TaeKwonDo yang ia kuasai. Diam-diam, Donghae jago dalam hal menembak. Diam-diam pula, Yunho melibatkannya beberapa kali dalam misi yang ia lakukan. Walau itu sebenarnya sangat membahayakan. Tapi mereka membutuhkan Donghae di waktu tertentu.

Yang jelas bukan untuk membunuh! Ingat, Yunho seorang polisi bukan mafia!

:
SeeYouNext
:

ANOTHER LIFE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang