Paper 41 // Rain, gajima..

334 42 15
                                    

::
::

Haru-Zine!

Pagi ini tempat itu sibuk dengan kekacauan berita yang mereka dengar. Kim Ho tiba-tiba mengumumkan jika Presiden Directur sekaligus pemilik dari Haru-Zine untuk pertama kalinya akan datang dan kembali pada posisinya.

Sontak saja itu hal yang mengejutkan bukan? Selama ini mereka memang bertanya dimana Presdir mereka? Mengapa melimpahkan tugas kepada Kim Ho sebagai wakil?
Mengherankan jika sebuah perusahaan tanpa pemimpin sesungguhnya bisa berjalan dengan baik bahkan Haru-Zine menjadi media yang terkenal di kalangan mereka.

“Sunbae, menurutmu bagaimana dia?” Zhoumi terlalu cemas dengan kedatangannya “semoga saja dia orang yang baik.. hhhaahh.. ini membuatku cemas saja”

Kangta menatapnya lucu “waeyo? Kau melakukan tugasmu dengan baik.. kita berada di tim inti.. apa yang kau cemaskan?”

“kau tidak tahu? Hidup itu rumit Sunbae.. bisa saja semuanya berjalan dengan mulus tapi ada kalanya tidak seperti itu. Seperti kata pepatah.. hari ini mungkin rodamu di atas, besok bisa saja kau tiba-tiba di bawah..”

Kangta terdiam mencernanya “bisa jadi sih.. tapi, aku tidak punya gambaran apapun tentangnya. Aisshh.. lagi pula aku lebih mencemaskan Donghae. Dimana anak itu? Baru magang saja sudah berulah lagi.. aku tahu dia putera Tuan Choi tapi apa seenaknya dia bersikap begitu?”

“jangan cemaskan dia. Di pecat pun tidak masalah kan?” imbuh Boa “yang perlu kita cemaskan itu nasib kita.. ahh.. Zhoumi mengapa kau membuatku cemas juga?” ia jengkel dengan pernyataan Zhoumi tadi.

“Hah.. tinggal menanti nasib saja, tidak perlu terlalu cemas.. berpikir positif saja..”
Ketiganya menoleh. Kim Key yang baru saja bicara.

“wooaahh…. Anak muda, kau bisa bijak juga rupanya..” puji Kangta.

::
::

Ini akan menjadi berita bagus untuk mereka. Bahkan akan menjadi kisah di kolom utama Haru-Zine dengan kembalinya pemimpin yang terus membuat mereka penasaran.

Kim Ho sudah bersiap di ruang utama. Ia dengan rapi menyiapkan diri juga melihat ekspresi mereka nantinya.
“apa kalian gugup?” ia memandang satu per satu pekerja-nya dengan menyungingkan senyum menggoda “Yaa.. jangan terlalu gugup. Santai saja.. kalian akan menyukainya walau ku rasa, juga akan sangat terkejut. Persiapkan diri kalian dan tolong… psssttt..! jangan berteriak” ujarnya memberi tanda dengan telunjuk di bibirnya.

“Aigooo.. kenapa bisa wakil direktur setenang itu?” bisik Kangta

“Yaa.. tentu saja mereka sudah saling mengenal bukan, jadi bukan masalah untuknya..” balas Boa “lagi pula apa seram-nya sih? Hanya kedatangan pemimpin saja.. toh kita bisa bekerja semakin baik lagi dengannya..”

“ya.. semoga..” lirih Kim Key tak yakin.

Tap… tap…

Tap…

Tap…

“HAH, mian…”

Hosssh…
Hosssh..

Seseorang masuk sambil berlari dan terengah. Hingga ia mengatur napasnya perlahan sambil memegang perut dan mengusap dadanya pelan..

“haassshh astaga.. apa aku sudah sangat terlambat? Sepedaku ada sedikit masalah jadi aku memperbaikinya dulu sebelum kembali mengayuh!’ ceritanya panjang lebar.

Namun apa yang ia dapatkan begitu sampai di sana?
Semua orang menatapnya datar tetapi penuh tanda tanya. Terdiam mendapati kedatangannya yang tidak biasa. Berlari dengan napas tak karuan dan penampilan… yang…??
Bayangkan!
Dia mengenakan t’shirt putih salju, jaket biru kebesaran di tubuhnya dengan kupluk yang hampir jatuh dari kepalanya. Celana jeans senada dan sepatu kasual warna putih dengan tali berantakan. Sementara di leher mengalung headphone miliknya.

ANOTHER LIFE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang