Paper 6 // Sepatu

396 47 9
                                    

#

#

#

Pagi tadi sebelum kembali ke sekolah dan menjadi Aiden, Zhoumi mengiriminya pesan yang membuatnya cukup terbantu. Tujuan utamanya sekarang adalah tim sepak bola. Saat di lapangan beberapa anak sudah berada di sana. Mereka seperti tidak terganggu karena kasus Minghao dan SanHa.

“Kau anak baru itu?” Donghae mengiyakan saja saat ada yang bertanya padanya “apa kau mau masuk tim kami??”

“Apa bisa?”

“Bisa saja tapi untuk tim inti sekarang ini sudah lengkap..”

“Eoh bukannya….”

“Maksudmu Minghao?? Dia sudah digantikan oleh Dongmin..”

“Ah begitu… ehm, kurasa aku masuk tim lain saja.. aku tidak begitu bisa bermain bola sepak..” alasannya.

“baiklah..”

Seperti yang dikirim oleh Zhoumi. Nama itu muncul di tim ini. Tinggal mencari buktinya saja, jadi Donghae butuh bantuan Haechan kali ini.

*
*

Tidak sia-sia ia meminta pertolongan Haechan. Setidaknya ada banyak informasi yang ia dapatkan darinya.
“Yeogi hyung..” Donghae membawa semua temuannya pada Yunho “ini data tim sepak bola. Sebelum Minghao, Lee Dongmin adalah kaptennya.  Kini ia kembali ke posisi itu. Lalu ini catatan dari pihak sekolah untuk lomba fisika, mereka mengalihkan perwakilan dari Dongmin menjadi Minghao. Kemudian ini foto Dongmin dan SanHa waktu SMP, mereka teman dekat tetapi begitu masuk ke senior school mereka malah bersikap saling tak kenal. Kemudian, ada pengakuan juga dari pihak wali kelas kalau SanHa pernah menjebak Minghao untuk berkelahi melawan preman depan sekolah..”
Semua hal yang ia dapat diutarakannya dengan jelas.

“aku juga sudah bertemu dengan SanHa, ia masih pada pengakuannya.. tidak tahu siapa yang melukainya. Tapi ia ingat warna sepatu yang dipakainya..” Yunho mendelik mendengar penjelasan Donghae yang begitu panjang “ini.. aku sudah mencari tahu siapa pemilik sepatu ini. Jika pelakunya tidak mencuci sepatu itu maka barang bukti sudah ada..”

Akhirnya Yunho bisa tersenyum. Ia tidak salah mengandalkan Donghae untuk misi ini. Bahkan Gongmyung yang mendampingi Yunho cukup terkesan dengannya.
“gumawo Hae, ini sudah sangat membantu. Giliran kami yang bekerja sekarang..”

“Ck.. kalian tinggal melakukan hal yang mudah saja..” decih Donghae. Tentu saja membuat mereka tertawa.

“baiklah kami akan memastikan alibi yang tidak berlasan..” lanjut Gongmyung “termasuk dugaan yang ditujukan pada Minghao..”

“Euhm Nde.. aku ingin kasus ini cepat selesai, karena kami masih harus merampungkan tugas Haru-Zine. Aku tidak mau Zhoumi Ge terus memikirkan dongsaengnya sampai lupa pada pekerjaannya..”

“kau tenang saja Hae, segera kami urus..” janji Yunho.

*
*

*
*

*
*

Nyatanya janji itu benar ditepati oleh Yunho.
Dua hari setelahnya, kasus berakhir. Hua Minghao tidak bersalah. Bukti ditemukan dan merujuk pada lee Dongmin. Bagaimana bisa??
Donghae benar soal sepatu itu. Ada bercak darah milik SanHa di tali sepatu yang belum sempat di bersihkan oleh Dongmin. Ia melakukan pemukulan itu karena dua alasan, SanHa yang menurutnya menjadi pengkhianat persabatan yang mereka jalin sejak kecil, dan juga sekaligus balas dendam pada Minghao yang dalam pemikirannya sudah merebut semua hal yang menjadi miliknya. Ketua tim sepak bola. Lomba fisika sampai ketenaran.
Dongmin mengambil diam-diam pipa besi milik Minghao yang akan ia gunakan untuk prakarya. Membuat alibi seolah Minghao yang melukai SanHa, sementara ia memakai sarung tangan untuk menghindari soal sidik jari. Karena sebelumnya mereka berada dalam hubungan yang tidak baik dengan alasan, Minghao membalas dendam pada SanHa yang pernah menjebaknya untuk berkelahi melawan preman depan sekolah.
So, misi Aiden Lee berhasil!!
Urusan hukuman untuk Dongmin, sudah bukan tanggung jawabnya.

*
*

“Donghae-ya, gumawo..” Zhoumi langsung memeluk Donghae pagi itu. Sampai Kangta dan Boa terheran.

“Kalian kenapa? Pagi-pagi sudah seperti teletubies?”

“Ah! Bukan apa-apa Sunbae. Hanya masalah kecil..” sergah Donghae sebelum Zhoumi bicara yang tidak-tidak “aku ingin bicara sebentar dengan Zhoumi Ge..” lanjutnya ia menyeret namja jangkung itu dengannya.

Walau ia mengimbangi langkah kaki Donghae, tetap saja ia sedikit terkejut karena diseret tanpa persetujuan.
“Hae, lepaskan! Ada apa??”
Dihempaskan genggaman tangan Donghae dari lengannya.

Akhirnya ia berhenti juga. Sebelum bicara ia melongok kanan kiri, memastikan adakah orang lain di antara mereka.
“Ge’ boleh aku minta tolong?”

“Euhm? Mwo??”

“Jangan katakan pada siapapun jika aku membantumu menyelesaikan kasus Minghao.. yang ku lakukan hanya karena aku tidak ingin kau terus melamun sementara kita harus menyelesaikan pekerjaan kita..”

“hah!” Zhoumi berdiri tegak, menatap Donghae penuh makna “aku paham Hae.. aku tidak akan mengatakan apapun. Tapi Minghao sudah tahu semuanya dari cerita Haechan..”

“Tapi Haechan tidak tahu kalau aku Donghae..”

“itu benar, tapi Minghao tahu.. gundae kau tenang saja. Dia juga tidak akan mengatakan apapun.. lagi pula aku memindahkannya ke sekolah lain. Aku tidak ingin ia memiliki beban jika masih di sana..”

“Ah, syukurlah..”

“Tapi dia ingin bertemu denganmu, bagaimana?”

Donghae melenguh sedikit malas, tapi “Ya.. bisa saja, tapi tidak hari ini..”

“sekali lagi gumawo Hae..”

*
*

*
*

*
*

Hahyun mengeryit mendapati sepatu tanpa pemilik berserakan di ruang tengah. Matanya menyipit mencari tersangkanya.
“Eomma, waeyo?” apa yang dilakukannya justru menarik perhatian Jihyo.

“pemilik sepatu ini dimana?”

“OMO!! Mengapa dia meletakkan di situ? Aigoo pasti anak itu..”

“Siapa lagi? Tapi aku tidak tahu jika ia datang, sejak kemarin aku belum melihatnya..”

Jihyo hanya terkekeh “mungkin di kamar Yunho..” ya dimana lagi memang? Itu satu-satunya kamar yang bisa menjadi milik bersama.

Hahyun langsung mempercepat langkahnya menuju kamar yang disebut tadi. Dan benar saja, begitu pintu terbuka anak itu sudah tengkurap di ranjang. Bahkan suara dengkuran halus nya terdengar.

“Dasar bocah! Kau bisa dengan mudah tidur dengan posisi seperti itu??” Hahyun memukul pantat Donghae.
Ya. Dialah tersangkanya.

“sepertinya di sedang kelelahan..” sahut Jihyo yang sudah berdiri di belakang sang eomma “apa dia banyak pekerjaan?”

Hahyun kini beralih mengusap pelan punggung namja itu “mungkin urusan di Jinan kemarin..”

“Ah, eomma benar. Kalau begitu aku akan memasak makanan. Bisa dipastikan sebentar lagi Yunho akan pulang kalau tahu dia di sini..”

*
*

Malam itu mereka berkumpul. Yunho dan Yoona sudah di rumah. Bahkan kini meja makan sudah lengkap dengan santapan. Tapi kejadian soal sepatu tadi, tidak terlupakan. Donghae memang senang dengan sengaja membuat Halme-nya jengkel.
“Jadi kau masih melakukannya?” usap Yoona lembut pada kepala Donghae tapi dengan tatapan membunuh.

Donghae hanya meneguk ludahnya “Mian.. noona!

“Oh tentu saja kau boleh mengulanginya Hae, tapi setelah itu ku buang semua koleksi sepatumu di tempat rahasia itu..” bisik Yoona sebagai ancama.

“Euhm, nde. Hae janji.. akan mengulanginya..” yang membuat Yoona menghadiahi pukulan sayang di kepalanya.

“NOONA!!!”


:
SeeYouNext

:

ANOTHER LIFE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang