◈ 08 ◈

278 25 1
                                    

Arvynne POV

Arvynne mengurut tengkuknya yang sakit. Kakinya hanya melangkah perlahan menuju ke tandas bersebelahan dengan kelas tingkatan 5 Celine.

"Arvy."

Arvynne menoleh ke belakang dan tersenyum simpul. Figura tersebut melangkah perlahan menuju ke sebelah Arvynne.

"Yes?" Arvynne melemparkan pandangannya ke depan semula. Figura di sebelah sekadar diam membisu sepanjang perjalanan menuju ke tandas.

"Arvy, can I ask something?" soal figura tersebut sambil menggosok belakang tengkuknya.

"Mana awak kerja?" soal figura itu, memandang Arvynne dengan tatapan berharap.

"Oh, company magazines Window. Why?" Arvynne menyelit anak rambutnya di belakang telinga sambil anak matanya menangkap anak mata figura tersebut.

"Oh, do you think they need model man? I mean, can I be a model just like you?" Tanya figura tersebut, mengalihkan pandangannya dengan laju.

"Sure, why not? Meet me at office reception company on 2:12 pm." Kata Arvynne dengan senyuman manis tak lekang di bibirnya.

"Oh, wait!—"

"—your phone number?" pintanya lalu menghulurkan telefon Iphone kepada gadis tersebut.

"Oh, okay. Goodbye, I'll see you there—"

"—Malique." Sambungnya lalu tersengih menampakkan gigi silunya sebelum melangkah masuk ke dalam tandas perempuan.

Malique hanya tersenyum simpul saat melihat nombor Arvynne di dalam telefonnya. Tak henti-henti saraf pipinya tertarik akibat senyuman tersebut.

🌙 White Moonlight 🌙

Company Magazines Window

2:12 PM

Arvynne melambai-lambai tangannya kearah Malique yang bersandar di kaunter reception di hadapannya.

Malique memandang pemakaian Arvynne dari atas sehingga bawah. Sungguh, penampilannya sangat berbeza bagi status billionaire yang dipegang.

"So, lets go." ajak Arvynne lalu menarik tangan Malique menuju ke pejabat pengusaha company.

Tiba sahaja di pejabat pengusaha tersebut, Arvynne memberi salam sopan lalu memperkenalkan Malique kepada CEO company tersebut.

"Tuan, dia mahu mendaftar jadi salah satu model lelaki di sini. Sekaligus, my parther?" tutur Arvynne, fasih dalam bahasa melayu.

"Oh, saya tak ada masalah. Tinggi kamu berapa?" soal pengusaha tersebut, memandang Malique lalu terjungkit kening.

"186 cm." jawabnya senada.

"Nice, your height is good enough higher than the height minimum." pengusaha tersebut menepuk tangan.

"So, may us continue to our work sir?" pamit Arvynne, menyampuk perbualan mereka seketika.

"Sure, why not?" balas pengusaha itu lalu kembali menghadap dokumen yang tergendala di atas mejanya.

Arvynne menarik tangan Malique menuju ke Studio Photoshoot yang sama ketika Arvynne pertama kali kerja di situ.

The Gumusservi ✓Where stories live. Discover now