Between Us || 08

650 119 12
                                    

Happy Reading

ㅁ.

Cowok bertubuh jangkung berjalan menyusuri koridor sekolah yang sedang sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung. Langkah kaki lebarnya membawa tubuh yang terasa nyeri itu ke uks. Sesekali dia meringis, memeganggi rahang kiri pipinya yang memar. Sebenarnya bukan disana saja yang terluka. Disetiap sudut wajahnya mendapatkan luka memar akibat perkelahian yang dia lakukan dua jam yang lalu. Seluruh tubuhnya terasa nyeri dan pegal karena itu.

Setelah selama satu jam dia disidang di ruangan BK, dia baru bisa pergi ke uks untuk mengobati luka-lukanya. Sebenarnya malas, tapi dari pada ambil risiko lukanya akan semakin parah, jadi dia memilih untuk mengobatinya saja.

Rega menghela napas panjang begitu kakinya sudah sampai di depan pintu uks. Pintu itu tertutup, tidak seperti biasanya yang selalu terbuka.

Dengan gerakan lambat dia memutar gagang pintu dan membukanya. Alih-alih langsung masuk ke dalam, cowok itu malah mematung di ambang pintu. Tiba-tiba saja tubuhnya terpaku begitu netranya menangkap sosok gadis sedang duduk di kursi yang ada di dalam ruangan.

Gadis itu membalas tatapannya. Tapi tatapan itu sangat sulit diartikan. Raut wajah gadis itu bahkan tidak bisa dibaca.

Setelah termangu dan saling tatap beberapa saat, Rega memutuskan untuk berjalan menghampiri. Dia merasa sedikit aneh dengan situasi yang tidak bisa dijelaskan ini. Meskipun begitu, tak urung dia tetap mendudukan diri di sebelah gadis yang enggan menatap ke arahnya.

"Lo.. ngapain disini?" tanya Rega hati-hati. "Bukannya masuk kelas?"

Sampai beberapa detik tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Jelita. Hal itu membuat Rega menghela napas panjang. Sepertinya sekarang dia paham kenapa sikap Jelita tiba-tiba seperti ini. Gadis itu pasti sedang marah karena melihatnya berkelahi dengan Dito. Bukan marah, lebih tepatnya kecewa.

"Maaf," lirih Regaㅡmenyadari kesalahannya.

Jelita yang sejak tadi diam dan hanya menatap lurus ke depan, perlahan mengarahkan pandangannya ke arah Rega. Tatapan dan raut wajahnya masih sama.

"Gue nggak butuh maaf lo!" sarkasnya.

Mendengar itu Rega sedikit tergelak, meskipun ekspresinya tidak menunjukannya. "Ta, gueㅡ"

"Diem!" potong Jelita cepat. Berhasil membungkam bibir Rega.

Dengan gerakan cekatan, gadis berparas sedikit bule itu membuka kotak P3K yang ada di depannya dan langsung mengobati satu persatu luka memar di wajah Rega.

Sementara cowok itu hanya pasrah. Sesekali dia meringis sakit karena gerakan tangan Jelita yang terlalu cepat tanpa sengaja menekan lukanya.

Setelah berhasil mengobati luka Rega selama beberapa menit, Jelita kembali membereskan isi kotak P3K itu dan mengembalikannya ke tempat semula.

"Di rumah jangan lupa obatin lagi!" tukasnya.

Lalu tanpa mengatakan apa-apa lagi, gadis itu melesat pergi dari sana.

"Jelita!!" panggil Rega cepat sebelum Jelita berhasil keluar dari ruangan tersebut.

Gadis itu berhenti sesaat. Tanpa menoleh ke belakang, gadis itu berkata dengan nada penuh penekanan,"jangan temuin gue sebelum lo bener-bener berubah."

Between Us[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang