Happy Reading( ˘ ³˘)♥
♥.♥
Helaan napas panjang keluar disela deru napas Farzan yang tidak beraturan. Sekarang dia sedang menginjakan kakinya di depan rumah besar bak istana milik keluarga Abayumi. Di tangan Farzan dia juga membawa buket bunga mawar. Ada rasa gugup yang sedang berkalut dihatinya, membuat anggota tubuhnya sedikit gemetar, terutama kaki dan tangannya.
Dia sudah berdiri menatap pintu besar di depannya ini selama lima menit. Belum ada niatan untuk masuk karena rasa gugup belum juga pergi dari dirinya. Jika terus seperti ini, bagaimana bisa dia melakukan aksinya.
Sesuai informasi yang dia dapat dari Yudha, dirumahnya sekarang hanya ada Zanna dan dua pembantu rumah. Entahlah, tapi dia tidak bisa mempercayai Yudha begitu saja. Bisa ada kemungkinan Yudha mengerjainya mengingat bagaimana jahil anak itu.
Tapi sekarang yang menjadi fokus Farzan bukan itu. Otaknya sedang berputar keras, menyusun kalimat yang harus dia katakan kepada Zanna nanti. Sekali lagi cowok keturunan jawa itu menarik napas panjang kemudian menghelanya secara perlahan.
"Bodo amat dah. Apapun jawabannya nanti gue tabah aja," gumamnya sendiriㅡberusaha mengusir kecemasan dan kegugupan yang menyergap dirinya secara bersamaan.
Setelah mengumpulkan seluruh keberanian dalam dirinya, tangan Farzan bergerak menekan tombol bel di samping pintu. Responnya cepat. Dia baru menekan bel satu kali, sudah ada suara seseorang dari dalam yang menyahut. Tapi hal itu malah membuat jantung Farzan semakin memompa cepat.
Pintu besar di depannya terbukaㅡmenampilkan sosok wanita baya dengan serbet yang masih tertempel di tubuhnya. Wanita itu menatap Farzan penuh tanya.
"Mau cari siapa?"
"Cari Yudha, ma-maksudnya Zanna."
Farzan merutuki dirinya sendiri yang terlihat begitu bodoh. Kenapa dia harus gugup seperti ini. Padahal dia baru bertemu pembantunya, lalu bagaimana nanti kalau dia bertemu Zanna?
Wanita itu menatap Farzan dengan kerutan dahi. "Jadinya mau cari mas Yudha apa mbak Zanna?"
"Saya cari Zanna. Dia ada di rumah 'kan?" ucap Farzan, kali ini lebih jelas. Dia sudah mampu mengontrol kegugupannya.
"Kalo mbak Zanna ada di rumah. Silahkan masuk!"
Asisten rumah tangga itu menuntun Farzan untuk masuk ke dalam rumah besar keluarga Abayumi. Jujur saja, meskipun dia sudah lama mengenal Yudha dan Zanna, tapi dia datang ke rumah ini bisa dihitung dengan jari.
"Duduk dulu, mas. Biar saya panggilkan mbak Zanna."
Farzan mengangguk, mendaratkan bokongnya di sofa empuk ruang tamu. Sambil menunggu Zanna datang, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Tidak bisa dipungkiri kalau keluarga Abayumi ini memang sangat terpandang. Dia bisa melihat lukisan-lukisan besar dan super mahal yang berjejer rapi menghiasi dinding. Seketika perasaan minder merayap ke hati kecil Farzan.
"Oh, ada tamu."
Suara berat seseorang mengejutkan Farzan yang pandangannya sibuk berjelajah. Sontak pandangan cowok itu beralih ke arah laki-laki dewasa yang sudah berdiri di sebelahnya dengan membawa secangkir kopi ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us[✔️]
Teen FictionCerita tentang remaja yang terbelit dalam hubungan cinta dan teman. [Completed] ©2019 indashaa__