♥.♥Rega yang sudah siap dengan seragam sekolahnya berjalan menuju garasi rumah untuk mengambil motor. Pandangannya sedikit mengintip ke arah rumah Jelitaㅡmemeriksa apakah gadis itu sudah berangkat ke sekolah atau belum. Karena rencananya pagi ini dia ingin mengajak Jelita berangkat bersama. Entah sudah lama sekali mereka tidak berangkat sekolah bersama. Itu dulu karena dia sengaja menghindar dari Jelita dan memilih untuk berangkat lebih pagi.
Setelah sadar kalau Jelita sering tersakiti oleh sikapnya yang jauh lebih acuh, kini Rega tidak ingin lagi menyakiti Jelita. Gadis itu terlalu berarti untuknya. Dia tidak ingin membuat gadis itu merasa sedih ataupun kecewa karenanya. Karena itu mulai sekarang dia sedang berusaha untuk mengubah sikapnya.
Rega menjalankan motornya melewati gerbang rumahnya menuju depan gerbang rumah Jelita. Disana ternyata sudah ada seorang cowok tinggi menjulang sedang duduk di atas motor maticnya.
"Eh, mas Rega! Mau jemput kak Jelita?"
Rega berdeham menanggapi pertanyaan Delvin. "Lah, lo sendiri ngapain disini?"
"Jemput Aqila, mas."
Mendengar Delvin yang memanggilnya mas, Rega bergidikㅡmerasa sedikit aneh dengan panggilan itu. Dia jadi merasa seperti tukang siomay, tukang parkir dan tukang-tukang lainnya. Tapi dia memaklumi karena Delvin orang jawa, jadi sudah menjadi kebiasaanya.
"Loh, ada kak Rega juga?"
Seorang gadis berambut keriting panjang muncul dari balik.gerbang. "Nungguin kak Jelita ya, kak?" tanyanya ke arah Rega.
Yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kak Jelita masih sarapan. Paling bentar lagi keluar," ujar Aqila. Lalu berjalan mendekati Delvin. "Yok, berangkat!"
"Duluan ya, kak!" ucap keduanya begitu siap meluncur dari sana. Rega hanya membalas dengan lambaian tangan.
Sepeninggalnya Aqila dan Delvin, seseorang yang lain muncul dari balik gerbang. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh Rega.
"Rega, kamu ngapain?"
Jelita menatap terkejut begitu melihat Rega berada di depan rumahnya. Seolah itu adalah hal luar biasa.
"Menjemput tuan putri Jelita untuk pergi sekolah bersama."
Detik itu juga tawa Jelita langsung pecah. Spontan tangannya memukul pundak Rega. "Kamu kesurupan apaan sih, dari semalem aneh banget," cetusnya masih diiringi dengan tawa.
Rega yang melihat reaksi Jelita seperti sedang mengejeknya langsung mendengus. Mengubah ekspresinya menjadi sangat serius. Lalu dengan suara berat dan dalamnya, dia berkata, "aku serius. Semalem aku juga serius."
Perkataan Rega langsung sukses menghentikan tawa Jelita. Gadis itu membalas tatapannya. Dilihat dari raut wajah Jelita, menunjukan kalau gadis itu terkejut dengan pengakuan Rega.
Semalam, bagaimana mungkin Jelita melupakan kejadian semalam ketika Rega mengatakan kalau cowok itu menyukai dirinya. Jelita bertanya tentang rasa suka semacam cinta, tapi Rega malah menjawab dirinya. Jelita tidak ingin salah paham dengan jawaban Rega, dia yakin Rega mengatakan itu karena dia sahabatnya. Tapi kenapa perasaannya ada yang sedikit aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us[✔️]
Teen FictionCerita tentang remaja yang terbelit dalam hubungan cinta dan teman. [Completed] ©2019 indashaa__