Between Us || 39

541 103 21
                                    

Happy Reading( ˘ ³˘)♥

♥.♥

"Kenapa wajah kamu tegang? Saya hanya bercanda." Tiba-tiba saja Anton menepuk bahu Deffan pelan beberapa kali. "Saya masuk dulu."

Selanjutnya laki-laki setengah baya itu langsung bangkit dari duduknya dan melangkah masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Deffan yang terlihat syok di tempatnya. Cowok itu mengerjap berkali-kali, bibirnya menganga. Dia belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia pikir Papa Sesyl benar-benar akan memukulnya. Tapi apa tadi?

"Deffan."

Panggilan itu membuat Deffan terkesiap. Pandangannya langsung menemukan Sesyl yang beridiri di hadapannya. Gadis itu sudah mengganti seragamnya dengan pakaian biasa. Tanpa sadar Deffan menghela napas lega.

"Ada apa? Papa ku marah sama kamu ya?" tanya Sesyl, kemudian duduk di kursi sebelah Deffan.

Melihat gurat wajah Deffan yang sedikit aneh membuatnya jadi bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Syl, emangnya Papa kamu kalo bercanda serem ya?"

Sesyl mengernyit, menatap aneh ke arah Deffan yang mengajukan pertanyaan konyol. "Bercanda serem gimana?" tanyanya tak paham sama sekali.

Alih-alih menjawab pertanyaan Sesyl, Deffan malah menggaruk kepalanya kebingungan. Anton masih membuatnya tak mengerti dengan sikapnya tadi. Dia pikir saat Anton mengatakan akan memukulnya, laki-laki itu benar-benar akan memukulnya. Tapi dia malah mengatakan bercanda dan pergi begitu saja.

"Def, kok ngelamun?"

Suara Sesyl kembali membuat Deffan terkesiap. Cowok itu meringisㅡmenampilkan deretan giginya. "Nggak pa-pa, Syl. Aku tadi udah berusaha ngomong sama Papa kamu."

"Kamu ngomong apa sama Papa ku?"

"Aku coba bujuk Papa kamu buat Maafin Tante."

Sesyl mangut-mangut paham. Dia sedang berpikir bagaimana mungkin Papanya bisa dengan mudah memaafkan Mamanya. Bahkan dia sendiri masih ada sedikit perasaan marah. Mungkin jika bukan karena Deffan yang terus berusaha meyakinkannya, sampai sekarang dia masih sangat marah.

"Aku harap Papa mau dengerin kamu, Def."

Senyum kecil terbit di wajah Deffan. Tangannya bergerak mengusap punggung tangan Sesyl yang terpangku diatas paha gadis itu dengan lembut. "Walaupun Papa kamu nggak dengerin aku, tapi aku yakin dia pasti dengerin hatinya, Syl. Kamu tenang aja, keluarga mu bakal baik-baik aja."

Penuturan Deffan yang begitu lembut dan meyakinkan membuat Sesyl tertegun. Dia merasa kini dia bisa melihat sisi lain dari diri Deffan. Cowok itu selalu saja bisa membuat hatinya merasa tenang. Sentuhan tangannya yang lembut, tatapannya yang meneduhkan dan juga senyum kecil yang menenangkan. Semua itu berhasil membuat hatinya damai.

"Deffan, makasih."

"Makasih?" beo Deffan, menatap bertanya ke arah Sesyl. "Buat apa?"

"Karna kamu udah hadir dihidup aku," jawab Sesyl.

Spontan Deffan mendelik aneh ke arah Sesyl. Tiba-tiba dia menempelkan punggung tangannya di depan dahi Sesylㅡseperti sedang memeriksa sesuatu.

Tindakan Deffan itu membuat Sesyl mengkerutkan dahi bingung. "Ada apa?"

Between Us[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang