Happy Reading( ˘ ³˘)♥
♥.♥
Weeked ini semua orang berkumpul di rumah Rega. Ada Deffan dan tak ketinggalan Farzan dan Yasha. Lalu entah bagaimana bisa Bimas, Yudha dan Dhamar juga menyusul. Tidak tau apa yang mereka rencanakan, keenam cowok tampan itu duduk berkumpul di balkon kamar Rega.
Sebelumnya tadi Deffan yang sudah ada janji dengan Sesyl untuk bertemu Kejora, mereka pergi bersama. Sekarang gadis itu sedang ada di rumah Jelita, sementara dia melarikan diri ke rumah Rega begitu melihat motor Yasha dan Farzan ada disana.
Tadi Rega yang sempat menghubungi Yudha, menyuruhnya untuk pergi ke rumahnya. Jadi Yudha datang, tapi ternyata dengan membawa Bimas dan Dhamar. Akhirnya mereka berkumpul seperti ini sekarang. Awalnya mereka membicarakan hal-hal random. Mulai dari tim basket sekolah mereka yang semakin maju, membahas tentang Dito yang kemarin habis memukuli orang, sampai hal tidak penting seperti Dhamar yang kemarin dihukum membersihkan toilet karena ketahuan memanggil Pak Imam tanpa embel-embel Pak.
Setelah membicarakan hal penting tidak penting itu, mereka istirahat sejenak. Membasahi tenggorokan mereka dengan minuman yang Bunda Rega buatkan tadi. Bukan hanya ada minuman, di tengah-tengah mereka berkumpul juga ada sepiring bolu dan pisang goreng. Lalu setoples kerupuk makaroni. Kalau seperti ini, Yasha jadi betah ada di rumah Rega. Sedari tadi dialah yang tidak menganggur mulut dan tangannya. Seraya mengobrol, dia juga mengunyah. Sampai muncrat kemana-mana. Kalau sudah seperti itu, Deffan lah yang maju untuk menampol mulutnya.
"Bang, emang lo beneran serius sama Kak Zanna?" Yudha berceletuk, menghadap ke arah Farzan yang sedang meneguk minumannya.
Mendapati pertanyaan yang mengejutkan itu, spontan Farzan jadi tersedak, menyembur minumannya keluar. Bertepatan dengan Bimas yang baru saja duduk di depannya untuk mengambil bolu kukus.
"Anying! Bau jigong kampret!"
Bimas bersungut kesal karena minuman Farzan menyembur Wajahnya. Dia membalas dengan melempar bolu bekas gigitannya ke arah muka Farzan.
Alih-alih Farzan yang marah, justru Rega yang marah. Menjitak kepala Bimas dengan keras. "Buatan nyokap gue jangan buat mainan, kambing!"
Bimas hanya menyengir, lalu memakan lagi bolu itu dengan baik dan benar. Memang sayang juga kalau dibuang-buang, karena rasanya sangat enak.
"Gimana bang? Gue nanya tadi belom dijawab!" Yudha berujar kesal karena pertanyaannya tadi diabaikan. Padahal dia memang berniat serius untuk bertanya.
"Lihat muka gue!" tukas Farzan ke arah Yudha yang duduk di sebelahnya. "Gue kelihatan bercanda emang?!"
Semua orang yang ada disana kompak bergidik ke arah Farzan. "Emang lo bawaannya selalu bercanda. Mana pernah serius lo!" timpal Deffan.
"Tapi kalo masalah hati gue serius, Def."
"Najis!"
"Beneran, bang? Soalnya gue nggak mau ya lo main-main sama Kak Zanna. Dia 'kan lebih dewasa dari lo, jadi dia perlu diseriusin," cerca Yudha.
"Lo tenang aja, Yud. Sohib gue ini orangnya nggak suka mainin perasaan cewek. Gue jamin, nanti kalo dia nyakitin kakak lo, biar gue yang nyemplungin dia ke samudra pasifik sana!" sahut Yasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us[✔️]
Novela JuvenilCerita tentang remaja yang terbelit dalam hubungan cinta dan teman. [Completed] ©2019 indashaa__