Double up bab 44 & 45
..Happy Reading( ˘ ³˘)♥
♥.♥
Suasana sunyi menyelimuti dua remaja yang tengah duduk saling membelakangi di balkon sebuah kamar. Yang satu pandangannya menatap lurus tembok di depannya, sementara yang satu lagi pandangannya menatap layar ponselnya sembari jarinya ikut menari-nari diatas layar.
Sudah lima belas menit sejak Rega menyuruh Argi datang ke rumahnya. Dia pikir ada sesuatu yang ingin Rega katakan, tapi nyatanya sejak tadi hanya keheningan yang menyimuti mereka. Seperti tidak ada yang berniat untuk membuka obrolan. Hanya bunyi notifikasi dari ponsel Argi yang sejak tadi memecahkan keheningan.
Rega seolah tak bosan memandang tembok didepannya, dia sama sekali tak mengalihkan pandangannya. Otaknya sedang berpikir keras. Menimang-nimang apakah yang akan dia katakan pada Argi ini masih perlu dibahas atau tidak. Tapi dia masih sangat penasaran. Dia tidak bisa menahan diri seperti ini sampai selamanya nanti. Jadi sepertinya ini memang masih perlu untuk dibahas.
Masih dengan posisi yang saling membelakangi, Rega berdehamㅡberusaha menetralkan suasana.
"Kenapa lo nggak bilang sebelumnya?" tanya Rega membuka obrolan.
"Emangnya gue harus bilang apa? Gue nggak punya kata-kata."
"Harusnya lo jujur sama gue. Nggak seharusnya lo diem sendiri."
"Gue nggak bisa jujur karna gue nggak pernah bohong sama lo. Dan dari tadi gue juga nggak diem sendirian, lo juga ikut diem."
Kening Rega sontak mengernyit, ada yang tidak beres dengan obrolan mereka. Cowok itu memutar badan menghadap ke arah Argi yang masih membelakanginya.
"Jawaban lo keluar jalur, nyet! Gue nanya apa lo jawab apa?!" geram Rega begitu sadar kalau Argi tak menangkap topik pembicarannya, tapi cowok itu malah menjawab dengan topik yang lain
Mendengar itu Argi ikut memutar badannya menghadap ke arah Rega. "Lah, emangnya lo ngajak ngobrolin apaan sih?" tanyanya kebingungan.
Rega berdecak kesal, Argi membuat moodnya yang sudah bagus tadi menjadi berantakan. Menjengkelkan.
"Ini soal Jelita," tukasnya.
Argi mangut-mangut paham. "Terus ada apa sama Jelita?"
"Sebenernya lo juga cinta 'kan sama dia?"
Pertanyaan Rega itu seperti ada arus listrik yang menyengat Argi hingga membuat tubuhnya seketika menegang. Dia tersentak kaget dengan pertanyaan tiba-tiba Rega. Dan kenapa Rega bisa menanyakannya. Jadi apa Rega benar-benar tau?
Keheningan yang sempat kembali menyelimuti mereka selama beberapa saat setelah pertanyaan Rega, langsung hempas begitu tawa Argi meledak Tawa yang terdengar tak berbobot.
"Pertanyaan lo lucu banget woy! Sekarang gue harus jawab apaan?!" cetusnya masih diiringi dengan tawanya.
"Lo nggak perlu jawab. Gue udah tau jawabannya." Rega menjeda beberapa detik. "Lo nggak bisa sembunyi dari gue, Gi."
Nada ucapan Rega yang sangat serius itu berhasil menghentikan tawa Argi dalam sekejap. Cowok itu berdeham, berusaha mengurangi rasa gugup yang mulai merayapinya. Sepertinya dia tidak bisa mengelak kali ini. Aura Rega begitu mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us[✔️]
Teen FictionCerita tentang remaja yang terbelit dalam hubungan cinta dan teman. [Completed] ©2019 indashaa__