♥.♥"REGA!! BANGUN KAMU!!"
Cowok yang tengah tidur tengkurap di atas kasur empuknya terlonjat kaget begitu suara melengking seorang gadis menggema di kamarnya. Mata cowok berambut coklat itu terbelak sempurnaㅡmenatap terkejut gadis yang tengah berkacak pinggang tepat di samping tempat tidurnya.
Bagaimana Jelita bisa masuk ke dalam kamarnya? Pertanyaan itu yang terlintas di kepala Rega saat ini.
"EMANGNYA KAMU SIAPA BERANI BANGET MARAH SAMA AKU?!"
"KAMU LUPA KALO NGGAK ADA SIAPAPUN YANG BOLEH MARAH SAMA AKU?!"
"DARI DULU KAN GITU ATURANNYA! CUMA AKU YANG BOLEH MARAH! KAMU NGGAK BOLEH!!"
"KALO KAMU MASIH MAU MARAH, TERPAKSA AKU KASIH HUKUMAN BUAT KAMU!!"
"KAMU NGGAK LUPA KAN HUKUMAN APA YANG BAKAL AKU KASIH KALO KAMU BERANI MARAH SAMA AKU?!!"
"PAKE DULU BAJU KAMU!!"
Jelita melempar kaos putih polos yang tersampir di sofa ke arah Rega yang mematung di tengah tempat tidur. Jangan lupa kebiasaan Rega yang tidak pernah memakai baju ketika sedang berada di kamar. Dan sedari tadi Jelita berusaha menahan pandangannya agar tidak melihat ke arah perut berotot Rega. Bisa-bisa dia yang sedang memarahi Rega langsung buyar hanya karena roti sobek itu.
Ah, lupakan soal roti sobek! Sekarang dia masih kesal dengan Rega.
"CEPETAN PAKE!!"
Rega kembali tersentak dari kebingungannya begitu suara Jelita kembali melengking. Sebenarnya ini ada apa? Kenapa Jelita tiba-tiba datang dan langsung mengomel seolah kemarin tidak terjadi apa-apa diantara mereka? Apa dia sedang bermimpi sekarang?
Cowok berambut coklat itu diam-diam mencubit tangannya sendiri. Tidak mimpi, karena dia meringis kesakitan. Lalu Jelita Kenapa? Apa gadis itu kerasukan? Tanpa sadar dia bergidik membayangkan itu.
"KOK BENGONG SIH!! CEPETAN PAKE KAOSNYA!!"
Lagi, kalau terus seperti ini pendengaran Rega bisa langsung rusak. Jangan salah, suara Jelita ketika berteriak bisa melebihi Yasha dan Dhamar.
Meskipun kebingungan dan belum bisa mencerna apapun yang sedang terjadi, tak urung Rega langsung menutupi dada telanjangnya dengan kaos yang Jelita lemparkan tadi.
"SINI KAMU!!" tukas Jelita memerintah begitu Rega sudah selesai memakai kaosnya. Kalau seperti ini 'kan sudah nyaman. Dia tidak akan salah fokus.
Kening Rega mengernyit sangat dalam. Sepertinya ada yang tidak beres dengan otak Jelita. Tingkah gadis itu tiba-tiba sangat aneh. Apa Jelita lupa mengenai yang sedang terjadi diantara mereka? Kenapa sekarang gadis itu bisa dengan mudahnya bersikap seperti ini? Jujur saja, dia masih belum bisa mencerna apapun.
"Kok bengong lagi sih?! Cepetan kesini!!"
Rega tidak tahan. Kebingungannya siap meledak sekarang juga. Kalau dia terus diam, bisa-bisa Jelita membuatnya tidak waras.
"Kamu kenapa sih, Ta? Sakit? Laper?"
"NGGAK USAH NANYA AKU KENAPA! AKU LAGI MARAH! JADI CEPETAN KESINI!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us[✔️]
Teen FictionCerita tentang remaja yang terbelit dalam hubungan cinta dan teman. [Completed] ©2019 indashaa__