Between Us || 35

514 100 17
                                    

Happy Reading( ˘ ³˘)♥

♥.♥

"Gimana, Gi? Udah baikan? Udah nggak pusing 'kan?"

Jelita baru saja selesai menyuapi Argi makan. Gadis itu duduk ditepi tempat tidur, memandang Argi dengan penuh kekhawatiran. Argi dan Rega sebenarnya sama saja. Mereka sama-sama mudah sakit. Badannya sangat lemah, tapi dia heran kenapa kedua cowok yang tumbuh bersamanya itu sangat banyak gaya dan keras kepala. Setidaknya Argi tidak separah Rega. Mengingat itu membuat Jelita jadi jengkel sendiri.

"Gue udah nggak pa-pa, Ta."

Menghela napas lega, Jelita merasa senang kalau benar sekarang Argi baik-baik saja. Lagi pula suhu badannya juga sudah turun.

"Kata nyokap gue kemaren malem lo kesini nyari gue, ada apa?" tanya Argi begitu teringat sesuatu. Mamanya memang memberitaunya mengenai kedatangan Jelita malam kemarin.

Tidak langsung menjawab pertanyaan Argi, Jelita malah melirik ke arah Rega yang rebahan di sofa seraya memainkan ponselnya.

Ada Rega disana. Apa mungkin dia bisa bertanya pada Argi sekarang? Pasalnya yang ingin dia tanyakan menyangkut tentang Rega.

Argi melihat Jelita yang menoleh ke arah Rega. Sepertinya dia tau apa yang tersirat dari tatapan gadis itu. Maka Argi harus melakukan sesuatu.

"Ga, gue pengen yang pedes-pedes nih!"

"Kenapa bilangnya sama gue?" balas Rega tanpa beralih dari ponselnya.

"Beliin gue seblak dong!"

Rega bergeming. Gerakan tangannya yang tadi sedang menggeser layar ponsel juga ikut terhenti. Lalu dia melirik ke arah Argi.

"Harus gue yang beliin?"

"Iyalah, masa Jelita? Lo mau biarin Jelita keluar sendirian malem-malem?!" sarkas Argi.

Dengan sangat terpaksa Rega bangkit dari posisi rebahan nyamannya. Jika bukan karena Argi sedang sakit, dia tidak akan pernah mau melakukan ini. Enak saja menyuruh-nyuruhnya.

"Duit?" Rega mengulurkan tangannya ke arah Argi. Tindakannya sama persis seperti orang yang sedang menodong.

"Pake duit lo dulu lah, dompet gue nggak tau dimana. Ntar gue ganti!" tukas Argi.

Berdecak pelan, Rega mencibir ke arah Argi. "Alasan aja lo!"

"Udah gih! Buruan pergi, ntar keburu kehabisan!"

"Iyaiya bawel!" sungut Rega kesal. Dengan langkah malasan dia keluar dari kamar Argi.

Melihat Rega yang sudah keluar dari kamarnya, diam-diam Argi tersenyum tipis. Dia berhasil mengusir cowok menyebalkan itu.

"Rega udah pergi, Ta. Buruan cerita," ucapnya ke arah Jelita.

Gadis itu terkesiap. Dia tidak menyangka Argi tau kalau dia kesulitan bertanya karena ada Rega disana. Jadi itu alasannya kenapa Argi tiba-tiba menyuruh Rega untuk membelikan seblak.

Sebelum memulai ceritanya, Jelita menghela napas panjang. Dia perlu mengatur emosi dalam dirinya sekarang. Dia sudah menyusun kalimat yang harus dia utarakan sekarang. Semuanya memang sangat membingungkan, tapi dia perlu memahami ini bersama Argi.

Between Us[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang