Between Us || 13

605 117 14
                                    

♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥.♥

Seperti ada yang hilang. Seharian ini Jelita tidak melihat sosok Rega di sekolah ataupun di rumah. Jangan tanya apakah Jelita sedang merasa kehilangan, jawabannya tentu saja iya.

Biasanya setiap hari dia selalu bersama Rega walaupun hanya sebentar saja. Cowok itu selalu membuatnya kesal dengan tingkahnya yang menyebalkan. Tapi hari ini tidak ada Rega menyebalkan yang mengganggunya. Harinya jadi sedikit berbeda. Dan Jelita tidak suka perbedaan.

Rega benar-benar menjauh.

Gadis berparas sedikit bule itu berdiri di balkon kamarnyaㅡtermangu menatap lurus balkon kamar Rega yang berseberangan dengan kamarnya. Jendela kamar cowok itu tertutup, tidak seperti biasanya yang selalu terbuka.

Jelita tau Rega tidak ada di kamar ataupun di rumahnya. Jelita tau kalau Rega menginap di rumah Deffan dan tidak pergi ke sekolah. Cowok itu sengaja menghindarinya.

Tadi saat di sekolah, Sesyl sudah menceritakan mengenai Rega yang menginap di rumah Deffan.

Membicarakan soal Sesyl, Jelita jadi ingat perkataan Sesyl di sekolah tadi.

"Menurut gue perasaan Rega itu nggak salah. Mungkin aja emang dari dulu banget dia cinta sama lo. Tapi perhatian dia itu lo anggap seperti perhatian seorang sahabat karna kalian berdua udah deket sejak kecil."

"Disini bukan lo doang yang sakit, tapi Rega juga lebih sakit. Cinta itu nggak bisa ditebak, Ta. Rega sendiri juga nggak tau kalo dia bakal punya perasaan khusus sama lo. Jadi jangan jauhin dia, coba lo pikirin baik-baik ucapan gue. Rega sama sekali nggak salah."

Perkataan Sesyl ternyata berhasil mempengaruhi otak Jelita. Yang dikatakan Sesyl sangat benar. Walaupun dia tidak pernah tau apa itu cinta, tapi dia paham maksud ucapan Sesyl.

Sekarang dia sedang berpikir apakah sebaiknya dia menemui Rega atau tidak. Karena pasalnya sejak insiden kemarin sore, mereka menjadi canggung.

Jelita merogoh saku celananyaㅡmengambil benda pipih canggih berwarna putih. Menyalakan benda tersebut, seketika mendengus pelan. Merasa kecewa karena tidak ada satupun notifikasi chat dari Rega. Biasanya Rega mengirim chat hanya sekedar untuk mengingatkannya makan. Simple memang, tapi spesial bagi Jelita.

Gadis berparas sedikit bule itu kembali mengarahkan pandangannya ke arah kamar Rega berada. Tatapannya senduㅡsangat sedih mengingat Rega yang saat ini sedang berusaha menjauhinya.

"Pulang, Ga. Kamu tau 'kan kalo aku nggak bisa beneran marah sama kamu," lirihnya.

Sebenarnya Jelita ingin pergi menyusul Rega, tapi dia tidak berani. Dia takut Rega akan menghindarinya nanti. Dia ingin menunggu Rega pulang. Ketika di rumah, Jelita akan lebih berani untuk bicara dengan Rega.

Between Us[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang