Between Us || 03

989 140 57
                                    

Happy Reading

ㅁ.ㅁ


"Ada apa, Ta? Kok minta gue jemput, emangnya Rega dimana?"

Argi menghentikan motornya tepat di depan Jelita yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Raut wajah gadis itu terlihat cemas.

"Ayok kita cari Rega!" ajak Jelita tiba-tibaㅡsukses membuat dahi Argi mengernyit bingung. "Cari Rega? Emang dia pergi kemana?"

"Tadi dia berantem lagi sama Dito. Kata Deffan Rega nggak masuk jam terakhir. Makanya kita harus cari dia, gue takut dia kenapa-napa," terang Jelita. Wajahnya jelas menunjukan raut kecemasan.

"Berantem lagi?!"

"Iya, Gi. Ayok cepetan kita cari dia dulu!"

"Yaudah, ayok naik!"

Tanpa menunggu lama lagi Jelita langsung naik ke atas motor Argi. "Kita jalan lurus dulu aja, Gi. Siapa tau nanti ketemu Rega di jalan."

Argi mengangguk sebagai jawaban. Selanjutnya dia langsung memacu motornya meninggalkan area sekolah Jelita.

Seperti yang Jelita katakan, Rega tiba-tiba menghilang dari sekolah semenjak dia bertengkar dengan Dito. Cowok itu pergi sebelum jam terakhir selesai. Entah kemana perginya.

Yang jelas Jelita khawatir karena Rega pergi dengan suasana hati yang masih tidak baik. Dia takut Rega melakukan hal buruk di luaran sana. Apalagi sebelum pergi tadi, dia melihat wajah Rega ada sedikit luka akibat pertengkarannya dengan Dito. Jelita yakin Rega pasti belum mengobati lukanya. Karena sejak dulu, Jelita lah yang selalu membantu mengobati Rega ketika anggota badan cowok itu terluka.

Di sepanjang perjalanan dengan menaiki motor Argi, Jelita terus mengedarkan pandangannya ke samping kanan dan kiri jalanㅡberharap dia bisa menemukan Rega.

Keberuntungan berpihak pada Jelita hari ini. Baru sepuluh menit mereka menempuh perjalanan, kini netra Jelita telah menemukan sosok yang sedang dia cari. Sosok itu sedang duduk di dekat pedagang es buah.

"Argi, berhenti! Itu Rega!" seru Jelitaㅡmeminta Argi untuk segera berhenti. Argi pun langsung menepikan motornya tepat dimana Rega berada.

Cowok itu menatap ke arah keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Jelita bergegas turun dan menghampiri Rega sebelum cowok itu kembali kabur darinya.

"Rega! Kenapa bolos jam terakhir?!" sungut Jelita begitu sampai di depan Rega.

"Kalian ngapain ke sini?"

Alih-alih menjawab, Rega malah balik bertanya saat dua orang itu menghampirinya.

"Nggak tau diri banget sih lo, kita nyariin lo karna khawatir sama lo!" tukas Argi ikut kesal sendiri.

"Kenapa khawatir? Gue nggak pa-pa." Rega menjeda ucapannya. "Kalian berdua pulang aja, gue mau pergi."

Rega beranjakㅡkembali ingin pergi dari Jelita. Dia bertingkah seolah dia ingin menghindar dari kedua sahabatnya itu.

Jelita sempat tergelak, namun dengan cepat dia menyadari pergerakan Rega. Cewek itu berusaha memanggilnyaㅡmeminta untuk berhenti.

"Rega!"

Satu kali, Rega masih tetap berjalan lurus menuju ke arah motornya yang terparkir. Tidak peduli meskipun Jelita memanggilnya.

Tapi kali ini Jelita yakin Rega akan berhenti.

"Regano Listu Baghawanta!!"

Benar dugaan Jelita, detik itu juga langkah Rega berhenti sebelum berhasil mencapai motornya. Jelita tau kalau Rega sangat tidak suka saat seseorang memanggil nama lengkapnya. Karena itu Jelita sengaja memanggil Rega dengan nama lengkap supaya cowok itu mau berhenti.

Between Us[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang