Minho memasukki gedung besar miliknya, ya hari ini ia mulai bekerja setelah dirinya pergi honeymoon bersama istrinya, senyum sumringah nya ia tujukan kepada semua pegawai yang menyapanya pagi ini.
Saat ia masuk kedalam ruangannya tiba-tiba seseorang memeluknya dengan lancang, minho hanya terdiam dan pasrah saat wanita di depannya itu menangis di pelukannya, ia menangis sesegukan di dada minho.
"Yaa... Bagaimana nanti ada orang yang melihat" ujar minho pelan.
"Hnnggg Kau masih perduli tentang hal itu" tangis sulli.
"Kau bersenang-senang kan?"
"Bagaimana mana perasaanmu? Kau bahagia?" Timpalnya
Minho hanya diam seribu bahasa, ia mengelus punggung sulli dengan lembut bahkan ia tak tahu apa yang harus ia katakan.
"Hey ayolah kau wanita kuat" ujar minho.
"Cihh kuat katamu, sekuat-kuatnya wanita tidak ada yang ingin sepertiku" decih sulli.
"Sulli..."
"Mwo?! Kau ingin mengelak kau ingin memberikan ucapan manismu"
"Ceraikan dia" sulli menatap dingin ke arah minho yang juga menatapnya.
"Sulli, bahkan kami belum sampai satu bulan, bagaimana bisa aku menceraikannya" minho mengerutkan keningnya dengan wajah yang memelas.
"Apalagi memangnya? Dia sudah hamil kan? Dan apa kau mau mengundurnya sampai ia melahirkan" sulli sudah mengatur emosinya yang sebentar lagi semakin memuncak itu.
"Yaa jaebal"
Plak...
Sulli akhirnya menampar minho setelah sekian banyak minho melanggar janji kepadanya, matanya memerah deru nafasnya yang semakin membara membuatnya seperti wanita yang benar-benar jahat.
"Berpikirlah atau kau dan irene... Ani lihat saja nanti"
Sulli meninggalkan tempat itu dan tanpa pengucapan apapun ke minho selain ancamannya tadi, tidak bisa memang hanya menyalahkan sulli, ia begitu karena minho dan ia minho berpacaran lebih dahulu ketimbang minho dan irene.
Jadi ia pikir ia menemukan pria terburuk di dunia ini, dan ia salah satu wanita yang bernasib buruk setelah irene. Brengsek...
***
"Nak ini teh herbal yang baik untuk ibu hamil eommonim membawa nya dari jepang waktu itu" nyonya choi memberikan segelas teh kepada irene, mertuanya datang ke apartment mereka pagi ini hanya untuk memberikan irene segelas teh herbal sepertinya mereka benar-benar menyayangi menantunya itu.
Beruntungnya irene mendapatkan mertua yang sangat baik kepadanya, bahkan sampai detik ini perhatian mereka untuknya tidak berkurang sama sekali.
"Wah sepertinya eommonim sengaja membawanya" kekeh irene
"Kau benar, eommonim menyiapkannya untuk siapa saja yang menjadi menantu eommonim kelak"
"Kau jangan terlalu lelah dan memikirkan banyak sesuatu, arraso" ujar tuan choi.
"Ne abeoji" patuh irene.
"Jika kau mengidam sesuatu jangan sungkan-sungkan bilang kepada suamimu" lanjut nyonya choi.
"Aah ne eommonim"
Irene meneguk sedikit demi sedikit teh herbal yang dibuatkan mertuanya untuknya, bukankah anugrah yang terindah itu mendapatkan mertua yang menyanyanginya, irene sangat bersyukur sekali lagi untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Angel [Complete]
FanfictionAku tidak tau mengapa selalu dia, maafkan aku yang telat menyadari bahwa dia selalu ada untukku... Bolehkah aku perlahan-lahan mencintainya? 🥇#aristocrats (2020)