14. Bantuan Bumi

4K 346 5
                                    

"Pagi Mak Sah."

"Pagi Pak Bumi. Loh Pak Bumi kapan sampai rumah. Kenapa
saya tidak tahu."

"Semalam."

"Oh pantas saya tidak tahu. Semalam saya tidur lebih awal karena pusing."

"Iya tidak apa Mak Sah."

Bumi melihat Alisha yang sedang membantu Mak Sah memasak. Meski
gadis itu tinggal di rumahnya tapi Bumi tidak pernah sekalipun meminta Alisha untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bumi ikhlas menolong Alisha. Lagipula daripada Alisha harus menghabiskan uang gaji nya untuk indekos, lebih baik
uangnya disimpan saja. Dan dengan keberadaan Alisha di rumahnya bisa menjadi teman buat Mak Sah. Kasihan juga Mak Sah harus kesepian. Beliau hanya berdua tinggal di rumah ini. Hanya bersama suaminya yang menjadi satpam merangkap
tukang kebun. Dulu sebelum Bumi bercerai ada Clara juga Danu di rumah ini. Tapi setelah dirinya bercerai, rumah ini menjadi sangat sepi.

"Sha. Kamu tidak kerja?"

"Kerja Tuan. Masuknya kan jam delapan. Ini baru jam tujuh. Masih ada waktu satu jam."

Bumi manggut-manggut mendengar ucapan Alisha.

*

Alisha berjalan menyusuri trotoar di samping hotel. Setiap hari
dia akan pulang dan pergi bekerja dengan berjalan kaki. Tak banyak yang tahu jika Alisha selama ini tinggal di rumah Bumi. Jika ditanya, Alisha akan menjawab jika dia indekos di belakang hotel.

"Alisha!" gadis itu menghentikan langkahnya.

"Bli Sukma. Selamat pagi," jawab Alisha.

Sukma adalah salah satu karyawan hotel di bagian restoran. Sejak
perkenalan Alisha dan Sukma beberapa minggu lalu, mereka menjadi dekat. Alisha akan berteman dengan siapa saja tanpa pilih-pilih termasuk pada Sukma yang notabene tidak sedivisi dengannya.

Mereka berdua berjalan bersama memasuki pintu samping hotel yang
memang dikhususkan bagi para karyawan.

"Kamu sudah makan, Sha?"

"Sudah, Bli."

"Padahal kalo belum aku mau mengajak mu sarapan bareng."

"Terima kasih, Bli. Tapi memang saya sudah makan tadi. Kalau
begitu saya duluan. Selamat pagi."

Alisha meninggalkan Sukma yang masih mematung memperhatikan
punggung gadis itu yang semakin menjauh dari jangkauannya.

Tak jauh dari sana, tepatnya di resto hotel. Bumi sedang duduk
di salah satu meja menunggu kedatangan kliennya. Dinding Resto yang di dominasi dinding kaca mempermudah Bumi mengawasi gerak gerik Alisha dan Sukma.

Bumi dapat melihat jika Sukma menyukai Alisha. Tidak dapat Bumi
pungkiri jika pesona Alisha mampu membuat lawan jenis sangat mudah tertarik padanya. Alisha selain cantik, pembawaan nya yang kalem dan sopan selalu membuat orang lain terpesona kepada gadis itu.

Terkadang Bumi merasa sangat prihatin dengan cobaan hidup yang
dialami Alisha. Tapi hanya ini yang Bumi bisa lakukan untuk membantu Alisha. Memberinya pekerjaan untuk gadis itu.

*

Malam ini Bumi kembali pulang ke rumah. Sudah biasa jika rumah
selalu terlihat sepi. Oleh karena itu kenapa Bumi lebih sering tidur di hotelnya. Setidak nya di hotel ada banyak orang yang bisa Bumi jumpai. Tidak seperti di rumah ini yang dia jumpai hanya mak Sah dan suami mak Sah. Meski sekarang sudah ada Alisha juga.

Bumi mempertajam pendengarannya. Seperti terdengar ada seseorang
yang berbicara. Tapi siapa? Bumi mulai penasaran. Melangkahkan kaki mengikuti arah sumber suara.

Hingga kaki Bumi berhenti melangkah saat sampai di teras
samping. Pandangan mata Bumi menangkap punggung Alisha yang sedang bertelpon dan Alisha tidak menyadari kehadiran Bumi.

"Astaga, Bu. Pak Asep ngancam Bapak lagi? Ibu jangan khawatir. Alisha akan bekerja keras untuk menutup semua hutang Bapak pada Pak Asep."

" ____ "

"Iya, Bu. Tapi Alisha tidak mau menikah dengan Pak Asep.Apalagi jadi istri ke lima. Alisha ini masih muda Bu. Alisha tidak mau masa
muda Alisha tergadaikan. Alisha minta maaf . Alisha janji akan segera melunasi semua. Tolong katakan pada Pak Asep untuk bersabar sebentar lagi."

"_____"

"Waalaikum salam."

Alisha berbalik badan, gadis itu terjengit kaget mendapati Bumi
berdiri di ambang pintu.

"Tuan Bumi. Sejak kapan Tuan ada di situ?"

"Barusan saja. Tapi maafkan saya. Tidak sengaja saya mencuri dengar pembicaraanmu di telpon."

Alisha menunduk merasa malu karena Bumi telah mendengar
percakapan dengan ibunya.

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya permisi dulu."

Alisha hendak meninggalkan Bumi. Tapi di cegah oleh Bumi.

"Sha, saya akan membantumu."

"Maksud Tuan Bumi?"

"Kamu sedang ada kesulitan. Kenapa tidak pernah cerita padaku. Setidaknya kan aku bisa membantumu."

"Maafkan saya Tuan. Saya hanya tidak ingin merepotkan orang lain saja."

"Kali ini kamu tidak ada pilihan menolak. Dan hukumnya wajib menerima bantuan saya. Kau faham itu Alisha. "

"S-saya pham, Tuan. Terima kasih."

"Ta, sudah masuk lah dan istirahat. Kita bicarakan hal ini besok pagi. "

"Baik, Tuan. Terima kasih. "

#####

Tbc
28.10.10

(Repost) BUMI PERKASA | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang