33. Perhatian Alisha

10.4K 866 37
                                    

Alisha membuka pintu kamarnya, Bumi sudah berdiri menjulang di hadapan nya.

" Tuan."

"Kamu sudah tidur, Sha."
Alisha mengangguk berbohong pada Bumi. Sebenarnya dia belum tidur. Sedari tadi dia hanya berdiam diri di dalam kamarnya.

"Sudah makan?"

"Sudah Tuan."

"Ya, sudah kalau begitu. Tidurlah."

"Eum ... Tuan mau dibuatkan sesuatu. Makanan atau minuman mungkin."

"Apa tidak merepotkan mu."

Alisha menggeleng.

"Maaf sudah mengganggu tidurmu," ucap Bumi.

"Tidak apa Tuan."

Alisha keluar kamar diikuti Bumi di belakang nya. Mereka berdua berjalan menuju dapur.

"Tuan ingin makan apa?"

"Tadi Mak Sah masak apa?" Bumi ganti bertanya.

"Opor ayam sama sambal terasi. "

"Masih ada, kan? "

"Sepertinya masih Tuan. "

"Ya, sudah itu saja tinggal dipanasin lagi."

"Baik Tuan. Eum, Tuan tunggu saja di meja makan. Saya panasin dulu sayurnya. "

Bumi menurut menunggu Alisha di meja makan. Tak lama berselang Alisha datang dengan membawa cangkir. Disodorkannya pada Bumi.

"Tuan, ini teh hangat. Sudah saya campur dengan satu sendok madu. Bagus buat kekebalan tubuh. "

Bumi menatap Alisha. Baru kali ini dia diperlakukan semanis ini dengan seorang wanita. Dulu saat masih menikah dengan Clara, mantan istri nya itu jarang sekali memperlakukan nya seperti ini. Lebih sering Asisten Rumah Tangga yang menyediakan makan dan minumnya.

Melihat Alisha, hati Bumi semakin menghangat. Merasa diperhatikan bahkan Alisha peduli dengan kesehatan tubuhnya. Dibalik usianya yang masih belia, Alisha memang benar-benar seorang istri yang potensial. Bumi ingat apa yang pernah Sam katakan waktu itu. Dan Bumi merasa menjadi lelaki yang sangat beruntung bisa menikahi Alisha.

"Mumpung masih hangat, segera diminum Tuan tehnya."

"Terima kasih, Sha."

"Kembali kasih."

Sambil mengatakan itu Alisha meninggalkan Bumi menuju dapur. Menyiapkan makanan yang sudah dia panasi lalu membawanya ke meja makan.

Bumi masih mengawasi Alisha yang dengan cekatan mengisi piringnya dengan nasi dan sayur yang ada.

"Tuan mau sambal."

"Tidak usah. Ini sudah malam, nanti perutku sakit kalau makan sambal."

Alisha meletak kan piring yang sudah terisi makanan di atas meja, di hadapan Bumi. Lalu dia duduk di samping Bumi.

"Makanlah Tuan. Saya tunggu di sini."

"Kamu tidak mau makan sekalian. "

"Saya sudah makan tadi. "

"Baiklah. "

Bumi mulai menyuap nasi ke dalam mulutnya. Alisha hanya mengamati Bumi yang sedang makan. Dalam hati Alisha berkata, "Tuan Bumi ini memang sangat tampan. Meski usia nya tidak muda lagi, tapi dia masih terlihat mempesona. "

Tanpa sadar Alisha sudah tersenyum dengan pemikiran nya. Ternyata dirinya sudah dewasa. Buktinya sudah berani mengagumi ketampanan seorang pria. Alisha ini adalah wanita pemalu dan tertutup. Bahkan hingga diusia kedua puluh tahun Alisha tidak berani menjalin cinta dengan seorang pria.

Sekalinya menjalin hubungan justru langsung dinikahi oleh Bumi Perkasa. Selama ini Alisha tidak pernah membatasi mau berteman dengan siapa saja. Dia pun juga berteman dengan pria tapi hanya sebatas teman tidak pernah lebih. Alisha belum pernah kepikiran untuk berpacaran sebelumnya. Dia tidak berani.

"Alisha, kenapa menatapku seperti itu?"

Alisha tergagap, "Hah! apa Tuan?"

"Alisha, aku tahu kalau aku ini tampan. Sampai segitunya memandangku tak berkedip." Bumi terkekeh menggoda Alisha.

Yang digoda sudah malu luar biasa. Apalagi kepergok sedang memperhatikan Bumi sedemikian rupa.

"Tuan apaan."

Bumi masih tertawa, tangan nya terulur mengusap pucuk kepala Alisha.

Pipi Alisha pasti sudah merona diperlakukan sedemikian rupa.

"Jadi, yakin sudah siap menjadi istri ku sepenuhnya?"

Pertanyaan Bumi membuat Alisha ternganga, "maksud Tuan? "

"Ta, kamu tau lah bagaimana pasangan suami istri pada umumnya."

Alisha masih belum paham dengan arah pembicaraan Bumi. Melihat Alisha yang bingung membuat Bumi geleng-geleng kepala. Sepertinya dia harus bersabar menghadapi istri kecilnya. Alisha ini gadis polos dan Bumi yakin jika Alisha ini masih perlu banyak belajar mengenai urusan percintaan.

"Sha!" panggil Bumi.

Alisha melotot melihat Bumi yang kini semakin mencondongkan wajahnya mendekat. Alarm di otak Alisha otomatis bekerja.

Dengan gugup Alisha berkata, "Tuan ... eum itu ... Saya masuk kamar dulu ya. Saya sudah ngantuk. Nanti piring nya di taruh di sini saja. Besok pagi saya bersihin."

Alisha bangkit dari duduknya.

"Selamat malam, Tuan Bumi."

Bumi memperhatikan Alisha yang tergesa meninggalkan dirinya. Bumi tertawa pelan.

"Alisha ... Alisha. Sampai kapan aku bisa tahan melihatmu seperti ini. "

Bumi menggaruk belakang telinganya. Sepertinya jiwa muda nya bangkit lagi karena kehadiran Alisha. Selama enam tahun Bumi menduda, dia sanggup hidup tanpa wanita.

Tapi sekarang, hanya dengan melihat Alisha yang polos dan malu-malu, membuat sisi kelelakian Bumi bangun dengan sendirinya.

"Alisha, sepertinya aku harus bersabar lagi menunggumu hingga kamu siap menerimaku menjadi suamimu."

#######

Tbc
Tulungagung, 3 jan 2020

(Repost) BUMI PERKASA | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang