22. Pendekatan

11.2K 871 33
                                    

Pagi ini masih seperti pagi sebelum nya. Sebelum berangkat ke hotel tempat nya bekerja, Alisha pasti akan membantu Mak Sah membuat sarapan untuk mereka.

"Sha!"

"Iya Mak Sah."

"Jam berapa ini. Kenapa Pak Bumi belum siap di meja makan."

Alisha mengernyit lalu menatap arlojinya. Sudah pukul tujuh pagi. Biasanya Bumi sudah ada di meja makan.

"Mungkin tidak pulang," celetuk Alisha.

"Tapi bukan nya kemarin Pak Bumi di rumah. Memangnya Pak Bumi keluar lagi. "

"Setau saya, semalam Tuan Bumi keluar. Habis itu saya tidak tahu lagi Mak Sah."

"Ah ya sudah lah kalau begitu. Lebih baik kamu segera sarapan. Sudah siang ini."

"Siap Mak Sah. "

Alisha berpikir sejenak, mak sah tidak tahu tentang pernikahan nya dengan Bumi. Seandainya mak sah tahu bagaimana ya? Kira kira apa reaksi Mak Sah. Alisha menggelengkan kepalanya berusaha menyingkirkan pikiran nya sendiri yang sudah jauh kemana mana.

Kemarin saat Alisha pulang kampung, yang mak sah tahu, Bumi hanya mengantar Alisha sampai terminal. Dan selama Bumi tidak pulang tiga hari lamanya, mak sah sudah terbiasa dan menebak jika bumi keluar kota atau jika tidak kemungkinan bumi menginap di hotel nya. Begitu pun saat Bumi dan alisha pulang bersama, tidak terlintas pun di benak mak sah yang mereka pergi berdua. Mak Sah kira bumi menjemput alisha di terminal seperti saat pertama kali nya Alisha datang ke rumah ini.

*

Alisha berjalan seorang diri menuju hotel milik Bumi. Masuk melalui pintu samping khusus karyawan, dan Alisha terkejut karena suara seorang lelaki yang berada di belakang tubuhnya.

"Sudah sarapan?"

Alisha menghentikan langkah lalu berbalik. Ada Bumi yang berdiri di belakang nya dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana.

Penampilan Bumi masih seperti tadi malam saat terakhir mereka bertemu. Sweater lengan panjang berwarna coklat dipadu dengan celana jins abu abu tua. Tampak kasual dan tidak seformal biasanya. Jika Alisha selalu melihat Bumi yang seperti ini, bisa bisa dia jatuh cinta sebelum waktu nya. Tidak ada kesan tua di diri seorang Bumi Perkasa.

"Sha! Kamu sudah sarapan." Kembali Bumi bertanya karena dilihatnya Alisha hanya mematung menatap nya.

"Ah itu. Sudah Tuan. Tadi saya sarapan dengan Mak Sah."

"Eum maaf semalam aku tidak pulang ke rumah. Banyak pekerjaan di hotel. Jadi aku tidak sempat pulang. "

Alisha tersenyum kikuk lalu berkata,
"Tidak apa apa Tuan."

"Aku mau sarapan. Temani aku boleh?"

"Eh."  Alisha menggaruk tengkuknya. Dia bingung mau menjawab apa. Mana mungkin Bumi meminta ditemani sarapan. Biasanya lelaki itu akan sarapan di resto hotel. Jika ada Alisha bersama Bumi dan para karyawan hotel melihat mereka, apa yang akan mereka katakan nanti. Seorang petugas kebersihan makan bersama pemilik hotel. Tidak lucu sama sekali.

"Itu Tuan .... Anu ... Ah saya... Saya harus bekerja."

"Bukannya baru jam delapan kamu mulai bekerja."

Bumi mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam yang melingkar di tangan kanan nya.

"Ini baru jam setengah delapan. Masih ada setengah jam lagi," lanjutnya lagi.

"Tapi Tuan saya tidak enak jika ada yang melihat saya berduaan dengan Tuan. Apa kata mereka nanti."

Bumi mendengus. Ternyata itu alasan Alisha hingga tidak mau menemaninya.

"Oke baiklah kalau seperti itu. Eum.... Kita makan di ruangan ku saja."

Belum sempat Alisha menolak, Bumi sudah menarik lembut tangan Alisha. Dibawa nya menuju lift yang tak jauh dari tempat mereka saat ini.

Alisha hanya terdiam, menunduk dalam tak berani sedikitpun menatap Bumi. Dia canggung tentu saja.

Hingga lift yang dituju sudah berhenti dan terbuka tepat di depan kamar pribadi milik Bumi, Alisha tetap diam tak bergeming.

"Sha!"

"Iya, Tuan." Alisha menatap uluran tangan Bumi. Sungguh Alisha tak dapat lagi mengontrol degub jantungnya yang menggila. Bumi memperlakukan nya dengan cukup lembut.

Karena Alisha masih terdiam tak merespon uluran tangan nya, Bumi kembali menarik lengan Alisha untuk keluar dari dalam lift. Bumi tahu jika Alisha perlu menyesuaikan diri. Jika Bumi tidak memulai, sampai kapanpun dia dan Alisha tidak akan pernah bisa dekat. Padahal hubungan mereka saat ini bukan lagi karyawan dan atasan. Melainkan suami istri.

Dan lagi disini Bumi yang sudah berpengalaman berumah tangga. Sudah seharusnya Bumi membimbing Alisha yang notabene masih terlihat kaku dan canggung terhadapnya.

#####

Tbc
Tulungagung, 9.12.19

(Repost) BUMI PERKASA | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang