35. Belum Saatnya

4.8K 690 66
                                    


Alisha masuk ke dalam ruang pribadi Bumi dan menutup pintu nya tanpa diminta. Alisha mendongak menatap Bumi yang juga sedang menatap kearahnya. Kedua tangan Bumi bersadekap di depan dada, pandangan matanya tajam tepat menghunus bola mata Alisha.

" Kenapa pagi-pagi sekali sudah berangkat?" tanya Bumi penuh penekanan.

Dengan takut Alisha menjawab, " itu Tuan, saya...saya menggantikan Lina. Tadi pagi Lina telpon mengabarkan jika dia sakit perut sementara shift nya belum berakhir. Lina minta bantuan pada saya untuk lembur dua jam menggantikan nya. saya iyakan saja karena saya tidak tega membiarkan dia bekerja dalam kondisi sakit. "

Bumi menghela nafas lalu menggelengkan kepala. Tidak habis pikir bagaimana istrinya ini yang selalu bersikap baik pada siapun juga.

" Kalau Lina sakit, dia tinggal izin. Tidak perlu digantikan oleh siapapun, termasuk kamu. "

" tapi Tuan, kalau pagi itu biasanya sedang banyak-banyak nya pekerjaan. Kita harus segera membersihkan semua ruangan sebelum pengunjung mulai berdatangan. Jika salah satu petugas kebersihan berhalangan, maka pekerjaan akan keteteran. "

" Astaga Alisha.. Sampai kapan kamu harus bekerja keras seperti ini. Bahkan hotel ini milikmu. Tapi kamu harus rela capek demi rekan kerja mu yang sakit. Astaga. "

" Tuan jangan berbicara seperti itu. Ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab saya. Saya tidak mau memakan gaji buta. Lagipula yang punya hotel ini Tuan Bumi. Bukan saya. "

"Tapi aku sudah menyerahkan hotel ini kepadamu. "

"Kenapa begitu? Saya tidak mau lah Tuan. "

"Karena kamu ini istriku. Jadi, apapun yang aku miliki, semua juga sudah menjadi milikmu. "

Alisha menggeleng. "Tuan harus ingat, Tuan masih ada anak. Semua yang Tuan miliki ini adalah hak anak Tuan Bumi. "

"Semua sudah ada porsinya masing-masing Alisha. Danu sudah ada jatahnya sendiri."

Alisha menunduk tidak mengerti dengan apa yang disampaikan Bumi kepadanya.

Bumi berjalan mendekati Alisha dan berdiri menjulang berhadapan dengan istri kecilnya itu. Diangkat nya dagu Alisha dengan jari telunjuk nya hingga Alisha mendongak menatapnya.

"Kamu istriku. Dan jangan kamu pungkiri hal itu. Kamu dan Danu adalah keluarga yang aku miliki sekarang."

Alisha masih menatap Bumi tak berkedip dan Bumi yang ditatap seperti itu tak dapat lagi mengontrol diri. Ditundukkan wajahnya semakin mendekat di depan wajah Alisha. Pandangan mata Bumi tak bisa lepas menatap bibir Alisha yang alami tanpa polesan.

Tanpa membuang kesempatan, Bumi menempelkan bibirnya pada bibir Alisha. Hanya menempel, dan Alisha sudah memejamkan matanya. Tubuhnya menegang demi mendapat sentuhan pertama dari seorang lelaki.

Satu tangan Bumi dilingkarkan di pinggang Alisha. Dan dengan gerakan pelan Bumi mulai menggerakkan bibirnya. Mencecap bibir Alisha, mengecup dan menghisap bibir istrinya. Lidah Bumi berusaha menerobos masuk ke dalam mulut Alisha yang masih mengatup sempurna.

Alisha tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ini adalah keintiman pertama dengan lelaki selama masa hidup nya. Alisha tidak pernah berpacaran sebelum nya. Dia tahu cerita mengenai ciuman juga dari teman teman SMU nya dulu. Dan sekarang barulah Alisha mengalaminya sendiri.

Di tengah kebimbangan, antara takut, malu dan juga penasaran, Alisha membiarkan saja Bumi mulai merayu bibirnya. Bahkan saat lidah Bumi berusaha menerobos masuk ke dalam mulutnya dengan refleks Alisha membuka mulutnya.

Mata Alisha masih terpejam. Jantung berdegub kencang. Merasakan kekenyalan bibir Bumi. Belum lagi lidah Bumi yang Alisha rasakan mulai berani menari-nari di rongga mulutnya. Alisha merutuki diri sendiri yang tak bisa melepaskan diri. Justru menikmati pertukaran salivanya dengan Bumi.

Semakin Bumi berani, semakin lemas tubuh Alisha. Untung saja tangan Bumi menahan pinggangnya. Sedangkan tangan Alisha mencengkeram erat kemeja depan yang Bumi kenakan. Hingga Alisha merasa kehilangan nafas akibat ciuman Bumi yang tak kunjung usai.

Alisha bernafas lega, Bumi melepas tautan bibirnya. Jari Bumi menyeka bibir basah Alisha. Gelenyar aneh Alisha rasakan saat bibir nya disentuh oleh jari suaminya. Gadis itu belum berani membuka mata. Terlalu takut dan malu menghadapi Bumi.

Ingin menunduk tapi dicegah oleh Bumi.

" Alisha," ucap Bumi parau.

Perlahan Alisha membuka matanya. Pandangan keduanya bertemu. Ada sorot tak biasa yang Alisha lihat dalam pancaran mata Bumi.

Sementara Bumi dengan sekuat tenaga berusaha menahan diri. Menduda enam tahun lamanya telah meredam sisi kelelakian nya. Dan sekarang karena Alisha dia mampu merasakan panas karena kobaran gairah yang membara. Tapi Bumi takut bertindak terlalu jauh. Alisha masih sangat muda dan Bumi tahu jika Alisha belum berpengalaman mengenai urusn percintaan.

Mampukah Bumi menahan nya saat ini. Ditatap dalam wajah Alisha yang merona. Bumi berusaha mencari persetujuan dari sorot mata Alisha. Tapi sepertinya Alisha tidak menyadarinya.

Dengan berat hati Bumi melepas tubuh Alisha.

"Kamu duduk lah dulu. Aku mau ke kamar mandi."

Alisha hanya mengangguk.

"Kamu tadi belum sempat sarapan kan?"

Kembali Alisha mengangguk.

" Kita sarapan bareng. Tunggu aku. Dan jangan kemana-mana."

######

Tbc
Tulungagung, 6 Januari 2020

(Repost) BUMI PERKASA | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang