17. Tragedi

10.5K 734 33
                                    

Sesuai janji nya, Bumi mendampingi Bapak Alisha menemui Pak Asep untuk memperhitungkan semua sisa hutang keluarga Alisha. Dan Bumi telah membayar lunas semua.

"Saya harap anda jangan mengganggu atau mempersulit keluarga Alisha lagi. Saya sudah melunasi semua nya dan tolong anda tanda tangani surat perjanjian ini." ucap Bumi dengan tegas pada Pak Asep.

"Apa ini?" tanya Pak Asep tak mengerti.

"Ini adalah surat perjanjian bahwa seluruh hutang keluarga Alisha telah lunas. Dan tidak ada lagi tanggungan pada anda. "

"Cih! Untuk apa juga aku harus menandatangani surat tidak penting seperti ini."

"Bagi saya ini penting. Karena jika anda mencoba mencari masalah dengan keluarga Alisha lagi dan menyangkut pautkan masalah hutang, maka anda bisa saya tuntut dengan kasus pemerasan."

"Huh. Ada ada saja. Jadi kamu mengancamku?"

"Saya tidak mengancam Bapak. Hanya saja saya tidak ingin anda terus menggunakan alasan hutang untuk menjerat keluarga Alisha. Sekarang silahkan segera tanda tangani surat ini."

"Kamu itu siapa hah berani berani nya mengaturku."

"Anda tidak perlu tahu siapa saya. Urusan kita hanya satu. Hutang piutang dan saya akan melunasi semua hutang hutang keluarga Alisha."

Dengan masih menggerutu Pak Asep menurut juga untuk menandatangani surat yang Bumi sodorkan. Meskipun demikian dalam hati, Pak Asep masih tidak terima dengan semua ini. Dan dia juga sangat ingin tahu siapa sebenarnya Bumi kenapa mau saja melunasi seluruh sisa hutang Bapak Alisha. Apa sebenarnya hubungan antara Alisha dan Bumi. Pak Asep masih bertanya tanya dalam hati.

*

"Bagaimana Pak? Apa semua sudah beres." tanya Alisha tidak sabar kala melihat kedatangan Bumi dengan Bapak nya.

"Alhamdulillah semua berkat bantuan Pak Bumi."

"Alhamdulillah. Tuan Bumi saya berterima kasih karena tuan telah membantu keluarga kami."

"Sama-sama, Alisha. "

"Ayo masuk dulu tidak enak kita bicara di depan seperti ini." Bapak Alisha meminta Bumi dan Alisha agar masuk ke dalam rumah.

Bumi masuk ke dalam rumah diikuti Alisha dan Bapak nya. Mereka sedikit mengobrol tentang pertemuan dengan Pak Asep. Dan Bumi menyerahkan surat perjanjian yang telah Pak Asep tandatangani.

"Alisha, sebaiknya kamu simpan surat perjanjian ini. Jika sewaktu waktu Pak Asep berulah lagi, kamu bilang padaku. Kita akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Si Pak Asep itu sudah keterlaluan. Dia secara tidak langsung telah melakukan pemerasan."

"Saya tau itu Tuan. Tapi memang kami tidak bisa berbuat apa apa. Kalau begitu saya simpan dulu surat ini. "

Alisha beranjak dari duduknya, masuk ke dalam kamar dan menyimpan surat perjanjian itu di tempat yang aman.

Bumi merasa nyaman berada di pedesaan seperti ini bahkan rasanya dia sangat enggan untuk meninggalkan kampung Alisha. Sebenarnya Bumi dan Alisha sudah berniat akan kembali ke kota tapi sayang nya saat sore menjelang dan mereka bersiap berangkat, mobil Bumi ngadat. Tidak mau menyala. Memang kondisi jalanan di kampung tempat Alisha tinggal tidak bisa dikatakan baik. Banyak jalan berlubang lebar dan mungkin itu juga yang memicu rusaknya mobil Bumi. Tak lama berselang hujan pun turun dengan deras nya. Setelah mengalami kemarau panjang, baru sekitar dua pekan ini sering dilanda hujan.

"Jika kondisi seperti ini sebaiknya Pak Bumi menginap lagi saja di sini. Bagaimana?" tawar Bapak Alisha.

Sebenarnya Bumi tidak enak hati menginap lagi meskipun dia merasa betah berada disini. Tadi malam dia sudah menginap di rumah Alisha karena mereka datang dari Bali sudah sore.

"Apakah tidak keberatan jika saya menginap lagi. " tanya Bumi.

"Ya tidak lah Pak Bumi. Lagipula diluar hujan dan jalanan disini juga banyak yang rusak."

"Baiklah kalau begitu Pak. Saya menginap disini satu malam lagi," ucap Bumi menyetujui.

"Eum ... Alisha. Kita berangkat ke Bali besok tidak apa kan?"

Alisha sebenarnya tidak enak hati karena besok dia harus masuk kerja.

"Jangan khawatir jika yang kamu pikirkan adalah masalah pekerjaan. Biar saya yang mengatur nya. Kamu tenang saja."

"Baiklah kalau seperti itu tuan. Saya ngikut saja."

Subuh menjelang keluarga Alisha dikejutkan dengan teriakan beberapa orang di luar rumah. Bumi yang tertidur nyenyak di ruang tamu dengan terkejut segera membuka mata. Bapak, ibu, Alisha beserta adiknya juga ikut keluar kamar dan berkumpul di ruang tamu.

"Ada apa ini, Pak?" tanya Alisha pada Bapaknya.

Yang ditanya juga hanya menggelengkan kepala. Bumi menyaksikan keluarga Alisha yang bingung hanya terdiam duduk di kursi sambil mengumpulkan separuh nyawanya.

"Sebentar Bapak buka pintunya." Bapak Alisha sudah akan membuka pintu. Tapi ditahan oleh Alisha dan ibunya.

"Kami ikut keluar," kata Alisha dan bapak nya hanya mengangguk.

Setelah pintu terbuka, tampak beberapa warga sudah berkumpul di depan rumah. Alisha melihat ada beberapa warga yang didampingi oleh Pak RT dan Pak RW. Dan jangan lupakan ada keberadaan Pak Asep dan dua anak buahnya diantara mereka.

"Pak RT bisa cek sendiri ke dalam. Ada laki laki tidak disana. Itu mobil nya ada disana. Pasti Orangnya ada di dalam sana."

Itu suara Pak Asep yang alisha yakin pasti telah memprovokatori warga. Dan Alisha juga paham apa yang dimaksudkan oleh Pak Asep pastilah bosnya, Bumi Perkasa.

"Ada apa ini kenapa ramai sekali," celetuk Bumi yang ikut menampakkan diri diambang pintu rumah Alisha.

######

Tbc
9.11.19

(Repost) BUMI PERKASA | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang