49. Empat Puluh Sembilan

15.2K 393 19
                                    

"Sayang!"

Bumi berteriak memanggil nama istri kecil nya saat baru menapaki ruang tamu rumah mewahnya.

"Sayang!" karena tidak ada sahutan kembali Bumi meneriakkan nama istrinya.

Dengan tergopoh Alisha berjalan dari dapur menuju dimana suaminya berada.

"Sayang coba lihat siapa yang datang," ucap Bumi begitu mendapati Alisha yang datang menghampirinya.

"Mama." Wajah Alisha berbinar bahagia mendapati mertuanya sudah ada bersama suaminya. "Mama apa kabar?" Alisha langsung menghampiri mama dan mencium punggung tangan ibu yang telah melahirkan Bumi Perkasa.

"Alhamdulilah mama sehat. Alisha apa kabar? Sehat kan."

"Alhamdulilah Alisha sehat, Ma."

"Bagaimana kandunganmu. Masih sering ada keluhan?"

"Sudah tidak lagi, Ma. Hanya saja kadangkala merasa sedikit kram di perut."

"Kalau seperti itu jangan kecapekan. Banyak istirahat. "

"Iya Ma. Mama istirahat saja dulu. Pasti capek kan. Ayo Alisha bantu bawa tasnya. "

"Sayang, jangan aneh-aneh. Biar aku yang bawa. Sayang duduk cantik di sofa nonton drama korea. Oke. "

Alisha sudah mengerucutkan bibirnya. Tentu saja Alisha sebal. Karena mau berbuat apa saja pasti tidak diijinkan. Alisha tahu ini semua demi kebaikannya. Tapi terkadang perasaanbya terlalu sensitif. Biasalah bawaan wanita hamil.

Bumi menyeret koper dan masuk ke dalam kamar bersama mamanya.

"Mama kasihan melihat Alisha," celetukan mama membuat Bumi menatap wanita yang telah melahirkannya itu.

"Kasihan? Kasihan kenapa?" Bumi mengernyit heran.

"Gadis sekecil itu sudah kamu hamili."

Bumi menyemburkan tawanya. "Mama ini ada-ada saja."

"Habisnya mama tidak tega melihatnya. Sudah badannya kurus, perutnya membuncit. Kasihan. Gadis semuda itu sudah harus mengandung. Seharusnya Alisha itu masih harus mengenyam pendidikan. Apa kamu tidak ada keinginan untuk mengizinkan Alisha kuliah misalnya. "

"Ya, habisnya mau bagaimana lagi, ma. Usia Bumi juga sudah tidak muda lagi. Kalau tidak sekarang kapan lagi Bumi kasih adik buat Danu. Lagipula Bumi juga sudah kepikiran untuk mengizinkan Alisha kuliah lagi setelah dia melahirkan. "

"Syukurlah kalau kamu punya pemikiran seperti itu. Mama ikut senang mendengarnya. Alisha itu gadis yang baik. "

"Mama benar. Ya sudah mama istirahat saja dulu. "

Bumi beranjak keluar kamar meninggalkan sang mama. Mencari isterinya yang tidak ada di ruang keluarga.

"Sayang. Alisha sayang!"

Bumi berjalan menuju dapur lalu menghela napas mendapati isterinya yang berada di sana.

Alisha terjengit kaget, kedua lengan kekar Bumimelingkari pinggangnya dengan kedua telapak tangan mendarat di atas perut yang membuncit.

"Kenapa ada di sini?" bisik Bumi di telinga istrinya.

"Aku bosan Mas nonton drama korea."

Bumi terkekeh. Sejak dia melarang istrinya bekerja, Alisha menjadi pecandu drama korea dan Bumi mendukungnya. Bagaimanapun juga itu satu satunya cara Alisha agar tidak bosan di rumah. Karena Alisha pun bukanlah wanita yang doyan shopping dan menghabiskan uang suaminya.

"Mak Sah ke mana?"

"Ke pasar. Mas, lepasin aku nggak bisa gerak."

"Makanya jangan bandel."

"Aku cuma mau masak untuk mama, Mas."

"Memang dasar bandel keras kepala." Bumi menciumi pipi Alisha.

"Mas, ish. Geli. Sanaan deh. Jangan gangguin."

Bumi masih tak bergeming meskipun Akisha mengusirnya. Tangan kekarnya masih setia melingkari pinggang istrinya. Dengan sesekali mengusap lembut perut istrinya.

Di ambang pintu dapur, mama yang melihat mereka tampak bahagia. Mama sangat bersyukur pada akhirnya Bumi menemukan kebahagiaan hidup bersama Alisha. Semoga Bumi mampu menjadi kepala keluarga serta menjadi ayah yang baik untuk istri dan anak mereka nantinya.

-----

Siang harinya, mereka makan siang bersama. Menu masakan hasil kreasi Alisha yang dibantu oleh Mak Sah. Jika urusan memasak, Alisha adalah ahlinya. Terlahir sebagai anak pertama di keluarganya, Alisha remaja sering bertugas memasak makanan untuk bapak, ibu dan adiknya. Selain itu, pengalaman Alisha saat menjadi tenaga kerja wanita, juga membuat Alisha terbiasa membantu istri majikan nya memasak.

Dan semenjak kehadiran Alisha, Bumi pun jadi rajin makan di rumah. Tidak seperti dulu saat dirinya menduda. Bahkan saat Bumi masih menjadi suami Clara, mantan istrinya itu hampir tidak pernah memasakan makanan untuknya.

"Ini Alisha semua yang masak?" tanya mama mertuanya.

"Tidak, Ma. Ini hasil masakan saya dengan Mak Sah," jawab Alisha merendah. Meskipun sebenarnya semua makanan yang ada di atas meja makan adalah hasil kreasi tangan cekatan Alisha. Sementara Mak Sah hanya bantu-bantu saja, seperti memotong sayur, memblender bumbu dan mencuci bahan bahan yang akan dimasak.

"Ini semua enak, pantas saja Bumi terlihat semakin berisi." Mama berkata sambil mengulas senyuman.

Bumi tersenyum penuh cinta sambil menatap sang istri.

"Asal mama tahu, Alisha ini kecil kecil cabe rawit. Dia begitu pandai mengurusku . Dan aku bersyukur karena Tuhan mengirimkan Alisha untuk menjadi istriku, " puji Bumi.

Pipi Alisha sudah merah merona, suaminya ini paling pintar membuatnya terlena oleh setiap pujian yang terlontar dari mulutnya.

"Kalau kamu sudah tahu begitu, jaga baik-baik Alishanya. "

"Itu sudah pasti, Ma. Bumi pasti akan menjaga Alisha dengan sebaik-baiknya."

Kembali Bumi melayangkan tatapan cintanya pada Alisha. Satu tangan terulur menggenggam jemari istrinya.

"Makan yang banyak sayang. Anak kita dalam perut sayang butuh asupan gizi agar tumbuh sehat. Mau aku suapin?" tawarnya.

Alisha menggeleng. " Tidak usah, Mas. Aku bisa makan sendiri. "

Mama sungguh bahagia melihat interaksi keduanya. Andai papa ikut bersamanya dan melihat betapa sayangnya Bumi pada Alisha, sudah pasti papa juga akan sangat berbahagia.

"Mama akan lama kan di sini?" tanya Bumi.

Mama yang sedang menikmati hasil masakan menantunya mendongak, menatap Bumi masih dengan mengunyah makan yang berada di dalam mulut.

"Belum tahu. Memangnya kenapa?"

(Repost) BUMI PERKASA | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang