31. Tiga Puluh Satu

9.7K 830 27
                                    

Waktu cepat berlalu, Alisha kembali mengikuti Bumi pulang ke rumah yang berada di Bali setelah satu minggu lamanya dia berada di rumah kedua orang tuanya.

" Sha, mungkin lebih baik kamu tidak usah bekerja lagi di hotel."

Alisha terhenyak. Pagi ini dia yang sedang berada di dapur menyeduh kopi untuk Bumi langsung membalik kan badan. Menatap Bumi dengan sendu.

" Tuan memecat saya."

Bumi menarik nafas, bagaimana cara menjelaskan pada Alisha.

" bukan nya aku memecatmu sha, hanya saja..."

" Tuan, jika saya tidak bekerja bagaimana saya bisa membayar semua hutang-hutang saya pada Tuan. Tolonglah tuan biarkan saya tetap bekerja di hotel ya. Plis tuan...."

Bumi menghela nafas. Lalu meraup wajahnya. Sejujurnya Bumi tidak ingin Alisha harus capek capek bekerja. Selama ini alisha telah membanting tulang demi keluarga nya. Dan sekarang saatnya bagi Alisha menikmati apa yang sudah ada. Alisha itu istrinya, nyonya di rumah ini. Alisha bisa menikmati semua fasilitas dan seluruh kekayaan yang Bumi miliki tanpa harus repot repot bekerja kembali.

Tapi, bagaimana cara nya agar Bumi bisa menjelaskan semua ini pada istri kecil nya. Terlalu susah menjelaskan hal ini pada Alisha, karena yang Bumi tahu Alisha menganggap pernikahan ini hanyalah sandiwara untuk meredam warga yang dulu menggrebeknya.

" ya sudah terserah kamu saja. Jika masih ingin tetap bekerja." hanya itu yang keluar dari mulut Bumi, sebelum berlalu meninggalkan Alisha menuju meja makan.

" terimakasih Tuan."

Alisha membawa cangkir kopi dan meletak kan di atas meja di hadapan Bumi.

Bisa bumi lihat dengan jelas wajah Alisha yang berbinar bahagia. Biarlah Alisha tetap bekerja jika itu bisa membuat istribya bahagia.

******

Tidak ada yang berubah dengan keseharian Bumi dan Alisha. Bumi masih sibuk dengan dunia bisnis nya sementara Alisha juga masih menikmati pekerjaan nya. Meskipun hanya menjadi seorang Cleaning Lady, tapi Alisha tidak pernah mempermasalahkan nya. Apalagi gajinya juga bisa dibilang cukup tinggi untuk seorang petugas kebersihan seperti dirinya. Tuan Bumi memang baik hati.

Siang ini Alisha keluar dari hotel saat jam istirahat. Dia tidak sendiri melainkan dengan dua orang teman nya sesama Cleaning Lady. Mereka berencana untuk membeli makan siang diluar kantor. Bukan makan di resto atau apa. Hanya membeli nasi bungkus di warung tenda yang mangkal di sepanjang jalanan dekat hotel.

Bumi yang sedang berdiri di lobi, memperhatikan tamu yang hilir mudik keluar masuk di hotel miliknya. Hotel ini tak pernah sepi pengunjung sekalipun itu bukan di hari libur. Seperti yang biasa bumi lakukan, dia tak pernah segan hanya untuk turun langsung mengawasi karyawan nya yang sedang bekerja. Dia pun juga biasa membantu karyawan yang kesulitan menghadapi pengunjung yang berbeda sifat, watak dan karakternya.

Mata Bumi menyipit melihat sekelebat bayangan Alisha yang berjalan di halaman hotel. Bumi melangkah semakin maju dan berdiri di depan jendela kaca. Benar memang Alisha yang sedang dia lihat. Berjalan bersama dua orang teman nya.

" mau kemana dia. " tanya Bumi pada diri nya sendiri.

Bumi melihat Alisha yang tertawa lepas bercengkrama dengan dua orang teman nya. Keputusan bumi untuk tetap membiarkan Alisha bekerja memang tidaklah salah. Dengan bekerja setidaknya Alisha masih bisa menjumpai orang lain seperti teman-teman nya itu. Alisha masih muda dan butuh banyak bersosialisasi. Tidak sepantasnya juga bumi mengekang Alisha dan melarang nya bekerja.

Biarlah Alisha mencari jati dirinya. Dan bumi hanya akan mengawasi istri kecilnya itu agar jangan sampai kelewatan dan salah jalan. Bagaimanapun juga Alisha sudah menjadi tanggung jawabnya sekarang. Dan Alisha pun juga tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri karena sekarang ada Bumi yang harus dijaga hati dan perasaan nya termasuk dihormati sebagai seorang kepala rumah tangga.

*****

Bumi hanya mengikuti hatinya saat langkah kakinya menuju tempat istirahat para karyawan. Lokasinya yang ada di bagian paling belakang dan biasanya di tempat itu para karyawan terutama bagian kebersihan akan menghabiskan waktu untuk mengobrol di sela jam istirahat. Atau kadang mereka gunakan untuk makan bersama.

Tangan Bumi terulur menggapai pintu lalu membuka nya. Senyum tersungging di bibir Bumi karena mendapati Alisha berada disana. Masih dengan dua orang teman nya yang beberapa menit lalu Bumi lihat keluar bersama Alisha.

" Alisha....."

Demi apapun juga Alisha langsung tersedak makanan nya. Padahal dia hanya mendengar suara Bumi yang memangilnya. Belum juga Alisha sempat menoleh, Bumi sudah mendekati mereka dan berdiri menjulang disamping Alisha.

Dua orang teman alisha saling pandang, bahkan makanan yang masih berada di dalam mulut mereka berdua susah untuk di telan. Sebenarnya ini bukanlah pertama kali nya Bumi mendatangi tempat ini. Tapi tidak biasanya di jam makan siang seperti ini Bumi akan datang disaat karyawan nya sedang makan.

" Pak Bumi. Maaf kami permisi dulu." dua orang teman Alisha sudah saling lempar pandang dan bergegas beranjak dari duduk nya.

Mereka berdua tahu jika yang ingin Bumi temui adalah Alisha. Karena tadi yang Bumi panggil adalah nama Alisha.

Bumi hanya mengangguk mempersilahkan kedua karyawan nya pergi keluar dari ruangan ini. Baru setelahnya Bumi duduk di samping Alisha.

Alisha masih terdiam tidak tahu harus bagaimana. Dia terkejut mendapati Bumi yang mencarinya ke tempat ini.

######

Tbc
Tulungagung, 30.12.19

(Repost) BUMI PERKASA | TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang