"Galaaang, ayo bangun," ucap Cevilla seraya menggoyangkan tubuh Galang kasar.
"Emh ..."
Cevilla sudah membuka jendela kamar Galang, kamar yang berantakan dengan dua manusia yang sedang tertidur pulas.
"Galang ih! Bangun, gak!"
Perlahan Mata Galang terbuka "Em .. apaan sih, Kak."
"Bangun! Ini udah jam sembilan. Anterin gue ke rumah Mocha, ayooo ... "
Dengan malas Galang membalikkan tubuhnya, sambil mergumam pelan, "Males ah."
"Ayo dong. Jangan malesan Galang."
Masih dengan setengah sadar, Galang mengerang, "Bacot ah!"
"Astagfirullah..."
Pletak!
"Belum di gampar tuh mulut," sambung Cevilla.
"Aw aww.. sakit sakit- sakiiit!"
Dengan kasar Cevilla menarik telinga dan menjitak kening Galang hingga akhirnya pria itu terbangun.
Galang bangkit dari tidurnya dan menguap, menggaruk belakang rambut dengan mata yang masih berat.
"Apa sih Kak, masih jam sembilan ini."
"Bukan masih, tapi udah! Ayo buruan mandi sana, nanti anterin gue ke Mocha."
"Males Kaaak," ricaunya sembari tiduran kembali.
Cevilla dengan gemas menarik kaki Galang dan akhirnya terjatuh ke lantai.
"Aw! Gila sakit!"
"Buruan makanya!"
"IYA, IYAA!" jawab Galang dan pergi ke kamar mandi.
Setelah itu, Cevilla beranjak dari kamar Galang dan membiarkan Kevin masih terlelap. Biarlah Galang yang membangunkannya.
**
Setengah jam sudah berlalu. Cevilla yang sudah siap tinggal pakai sepatu saja tengah duduk di sofa menonton televisi.
"Galang di kamar mandi ngapain aja sih," gumamnya lalu bangkit, pergi ke kamar Galang dan membuka pintunya.
"ASTAGFIRULLAH GALAAANG!"
Spontan Galang bangun dari tidurnya dan duduk. Matanya terlihat merah tanda habis bangun kembali. Padahal sudah mandi dan sudah memakai kaos dan celana pendeknya. Kevin ikut terbangun mendengar teriakan Cevilla.
"Jangan tidur lagi ih," gerutu Cevilla.
Galang menyengir tanpa dosa, Kevin celingak celinguk kebingunan karena masih setengah sadar, Cevilla mendengus kesal.
**
"Yaudah, Gue balik duluan, Lang. Kak, makasih ya udah di izinin nunpang tidur terus di kasih makan."
Kevin sudah berada diatas motor ninjanya. Bersiap untuk pulang ke rumahnya. Galang juga sudah berdiri di samping motor maticnya, berniat mengantarkan sang Kakak ke rumah Mocha.
"Santai aja, Vin. Gue berasa punya dua adik laki laki, haha..."
Kevin ikut tertawa kecil kemudian pamit dan meninggalan mereka berdua.
"Ayo Kak."
Cevilla pun duduk di belakang Galang dan mulai pergi dari rumahnya.
Hampir 30 menit dalam perjalanan, dan keduanya hanya mengobrol kecil.
Cevilla turun dari motor Galang, dan menepuk pelan pundaknya, "Dah sana balik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cevilla [✔]
Romance#1 in Backstreet [27112019] #1 in Ketus [30112019] #1 in Cuek [03122019] #1 in Baper [03122019] #1 in Nyesek [15012020] #1 in Fiksi [18042020] #1 in Strong [31052020] #1 in Ldr [16082020] #1 in Emosi [07112020] #2 in Konflik [25092020] #3 in Sad...