15

63.3K 2.8K 51
                                    

Tepat bel istirahat pertama, Cevilla berlarian menuju toilet sambil memegang perutnya. Di wajahnya terlihat keringat yang bercucuran, nafasnya terengah-engah. Larinya menjadi pusat perhatian saat anak-anak baru saja keluar dari kelas menyelesaikan ujian.

'Gila gila gilaaa! Ini mulesnya sampe ke akar akar, gila!' umpatnya dalam hati.

Tepat di belokan selanjutnya Cevilla sampai. Tapi, hal tak di inginkan terjadi. Saat sampai di toilet, Dia melihat banyak anak perempuan di luar dan dalam bilik.

'Malah penuh lagi!' makinya dalam hati.

Dia menyangga pada tembok dan merasakan sakit luar biasa di luar toilet. Jalannya tidak tegap. Dia berhenti melangkah.

Cevilla memejamkan matanya sebentar. 'Harus turun tangga lagi.' Dia menghembuskan nafasnya perlahan.

Dengan pelan Cevilla melangkahkan kembali kakinya, rasanya lemas. Matanya sedikit buram. Masih dengan berpegangan pada tembok Cevilla menyusuri koridor dan brak!

Cevilla terjatuh begitu saja saat seseorang menyenggol bahunya.

"Aw!" ringisnya.

Seseorang yang menabrak Cevilla berbalik dan melihat Cevilla jatuh dengan posisi duduk.

"Lo gak papa?" tanyanya.

Cevilla tak mampu mendongak, kepalanya pening, dia menjawab hanya dengan gelengan kepala.

Seseorang yang menabrak tersebut mendekat dan berjongkok mendekati Cevilla. "Sorry gue gak seng-" ucapannya terpotong. Melihat Cevilla yang mendadak jatuh pingsan dengan wajah pucat.

"Woi cewe! Lo kenapa? Hey, bangun!"

**

Mata Cevilla terbuka. Masih diam menyesuaikan kecahayaan yang masuk ke dalam matanya. Dia berkedip beberapa kali lalu mulai melihat ke sekitar arah.

'UKS?'

"Lo gak papa?" tanya seseorang dengan suara asing di telinga Cevilla.

Cevilla mengangguk dan bangun dari tidurnya, di bantu oleh pria yang duduk di sebelahnya.

Dia menoleh ke samping, melihat pria di depannya dengan raut bingung. "Lo?"

"Ah, gue tadi yang gak sengaja nabrak lo. Sorry ya. Terus lo pingsan."

"Pingsan?"

Pria itu mengangguk. "Em... katanya sih karena lo, lagi... pms. Di tambah sekarang juga lagi ujian."

"Terus kata anak PMR lo minum obat pereda nyeri aja yang di situ."

Cevilla mengangguk. "Makasih ya, udah bawa gue ke UKS."

Pria itu mengangguk lagi lalu bangkit dari duduknya. "Kalau gitu, gue duluan," pamitnya.

Setelah itu UKS sepi. Cevilla masih diam dan meraba perutnya yang kembali terasa sakit.

Dia meraih obat dan botol minum di sampingnya. Sedikit malas sebenarnya, di tambah dirinya baru saja pingsan yang otomatis tidak bertenaga.

Suara dering mengalihkan perhatiannya pada benda pipih persegi panjang di sisi tubuh.

Di lihat nama Mocha tertera di layar, tanpa berpikir panjang, di geser lah tombol hijau.

"Vill. Lo dimana sih? Ini gue daritadi nyari lo ke kantin, sampe bela-belain ke kelas tempat ujian lo. Ke toilet juga gak ada. Lo dimana, sih?" sambar Mocha dengan nada kesal.

Cevilla [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang