23

62.3K 2.7K 266
                                    

Berhari hari sudah lewat.

Sekolah Cevilla sudah libur setelah penerimaan raport. Gembira? Tentu saja. Walau hanya libur dua minggu, tapi inilah hal di nanti nanti oleh Cevilla. Mungkin, hampir semua siswa.

Cevilla keluar dari kawasan dapur dan melihat Kevin tengah bermain ponsel di sofa nya. Berjalan mendekatinya dengan tangan memegang satu coklat panas. Sangat cocok dengan suasana malam selasa yang gerimis ini.

"Loh, Kevin. Sejak kapan dateng?" tanyanya ramah.

Kevin menoleh. "Eh Kak Villa. Barusan, soalnya tadi kehujanan. Makanya numpang di sini dulu, hehe..."

Cevilla mengangguk dan menaruh coklat panas di meja dekat dapur. Lalu kembali membalikkan badan ke dapur. "Mau coklat panas, nggak?"

"Boleh banget, Kak!"

"Ka, pintain PJ atuh ke Kevin. Dia baru jadian," ujar Galang yang baru saja menuruni tangga.

Kevin mencebik. "Dasar ember!"

Cevilla menoleh ke belakang sebentar. "Beneran, Vin? Waah... selamat ya, PJnya dong."

"Nah kan mampus di pinta juga." Galang tertawa dan duduk di samping Kevin.

"Kalau buat Kak Villa boleh. Mau apa PJnya? Makanan? Atau jalan-jalan?"

"Makanan!" seru Cevilla antusias dan membuatkan kembali coklat panas satu untuk Galang.

**

"Gue ke atas dulu, ya," pamit Cevilla dan berjalan menaiki tangga.

Memasuki kamar dan mencari keberadaan handphonenya. Benda pipih yang seakan tidak bisa lepas semenjak liburan tiba.

Laptopnya masih menjeda film yang menemani malam ini.

Satu notifikasi bertepatan saat Cevilla meraih handphonenya. Menyimpan coklat panas dan melihat pesan yang baru saja masuk.

Deg

Dadanya bergemuruh tak tentu ketika membaca siapa pengirim pesan.

Afga
Hai
Baikan yuk?

Apa-apaan ajakannya ini? Seperti mengajak main pada saat Cevilla kecil. Tapi tak bisa mengelak, rindunya sedikit terlepas mendapat pesan dari Afga yang sudah ia tunggu tunggu. Di lemparnya tubuh ke atas kasur dan membalas pesan dari Afga.

Cevilla
Yuk hehe

Afga
Telepon boleh?

"Tumben minta izin," gumamnya dengan sedikit lekukan di bibir.

Cevilla
Boleh

Dua detik setelahnya, benda itu bergetar.

Afga is Calling....

"Malam, Villa."

Ah... Rindu. Rindu suara seraknya. Rindu mendengarnya. Nyaman.

"Malam juga, Kak."

"Ganggu, ga?"

"Iya."

"Yaud-"

"Iya pasti enggak dong, Kak, hehe.." potong Cevilla dan mulai guling guling di kasur. Dadanya meletup senang.

Cevilla [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang