Chapter 3

30.5K 1.1K 9
                                    

Saat ini Icha sedang berada dikamar nya sambil memainkan ponselnya.
Tiba-tiba suara ketukan pintu membuat nya mengalihkan pandangan dari ponselnya.

'Tok... Tokk... Tokkk...'

"Dek abang boleh masuk" ujar Rian dari balik pintu.

"Masuk aja bang" jawab Icha.

"Dek kamu kenapa kok gak keluar dari kamar seharian ini, apalagi kamu belum makan kan" ucap Rian.

"Icha kangen Mama sama Papa bang Hiks... hiks... " lirih Icha sambil menitikkan air matanya.

Kemudian Rian pun segera memeluk Icha erat sambil mengelus lembut rambut Icha.

"Icha tenang yah, kalau Icha sedih nanti mama di atas sana juga ikutan sedih" Icha mengangguk sambil mengusap air matanya.

"Bang, kok Papa gak kabarin Icha yah? " tanya Icha.

"Mungkin Papa sedang di perjalanan dek, kamu tenang aja yah, pasti nanti Papa akan telpon Icha" Icha mengangguk mengerti.

"Yaudah sekarang kita kebawah yuk, kan Icha belum makan dari tadi" Icha pun hanya mengangguk saja.

Kemudian mereka pun segera ke bawah untuk makan malam. Dibawah sana sudah ada Rey dan Lio yang menunggu mereka sedari tadi.

"Loh dek, kamu kenapa sayang, kamu diapain sama bang Rian? " tanya Rey.
Rian pun menatap tajam Rey yang seenaknya menuduh dirinya.

"Aku gak di apa-apain kok sama Bang Rian, aku cuma kangen aja sama Mama dan Papa" jelas Icha sambil menahan air matanya.

"Ye baru aja ditinggal beberapa jam sama Papa udah nangis aja, apalagi selamanya" celetuk Lio.

"Terserah aku dong!! Abang bilang apa selamanya! Jadi maksud Abang, Abang pengen Papa ninggalin kita selamanya hah sama kaya mama, aku benci abangg"teriak Icha sambil menangis.

"Abang hanya bercanda dek" lirih Lio.

"Bercanda abang berlebihan tahu gak, aku kecewa sama abangg" teriak Icha kemudian berlari menaikki tangga meninggalkan mereka.

"Lio maksud lo apa bilang gitu ke Icha hah, Jawabb" bentak Rian pada Lio, sedangkan Lio pun menunduk merasa bersalah.

"Bang udah bang, tahan emosi abang, jangan berlebihan ke adik abang sendiri, aku mau susul Icha dulu"ujar Rey.

Rian pun mengacak-acak rambutnya frustasi. Kemudian pergi meninggalkan Lio sendiri, sedangkan Rey pergi ke kamar Icha untuk menenangkannya.

****

"Dek buka pintunya ini bang Rey sayang" ucap Rey. Kemudian pintu pun terbuka dan Rey melihat Icha dengan kasihan. Bagaimana tidak? Mata Icha yang membengkak, hidung memerah, dan wajah yang sembab. Kemudian Rey pun segera memeluk Icha erat.

"Bang, Bang Lio jahat hikss... Hiks... "
lirih Icha sambil sesegukan.

"Sstt Icha tenang yah, mungkin bang Lio hanya bercanda sayang" ucap Rey sambil menenangkan Icha.

"Tapi bercanda bang Lio keterlaluan bang hiks.. Hiks... " sambung Icha.

"Yaudah mending sekarang Icha makan dulu yah, kan daritadi Icha belum makan kan, sini abang suapi" Icha mengangguk, kemudian menerima suapan dari Rey.

'Drt... Drtt... Drttt'
Suara ponsel Icha mengalihkan perhatian mereka berdua. Kemudian Icha pun segera melihat siapa yang menelponnya malam-malam.

"Siapa yang nelpon dek"tanya Rey.

"Papa nelpon Icha bang, Yeayy" ucap Icha senang. Rey pun hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian Icha pun segera menjawab telepon dari Papanya.

"Hallo, anak gadis papa"

"Papa, Icha kengen sama papa hiks.. Hikss..., kenapa papa gak hubungin Icha"

"Maafin papa yah Little girl, papa ketiduran jadi gak sempet hubungin kamu"

"Iya pa, gak papa"

"Bagaimana keadaanmu dan juga abang-abangmu sayang? "

"Icha baik dan juga abang-abang Icha juga baik kok pa"

"Yaudah kalau gitu, papa mau istirahat dulu yah sayang, nanti papa telpon lagi yah sayang"

"Iya pa, Papa harus sering telpon Icha yah, "

"Iya sayang, papa akan selalu telpon Icha kalau papa ada waktu luang sayang, Yaudah papa matiin ya telpon nya, Love sayang"

"Iya pa, Love you too"

'Tut... Tutt... Tuttt'
Sambungan pun terputus.

"Gimana senang dapat telpon dari Papa hm? " tanya Rey.

"Icha senang banget kak" jawab Icha antusias.

"Yaudah kalau gitu abang keluar dulu yah, jangan tidur kemaleman yah sayang" pamit Rey sambil membawa nampan, dan Icha pun mengangguk, kemudian segera pergi dari kamar Icha.

"Bang Lio maafin Icha, Icha tahu abang bercanda, tapi bercanda abang terlalu berlebihan hiks... Hiks... " lirih Icha sambil memeluk bingkai foto Lio.

Kemudian Icha pun terlelap tidur sambil memeluk bingkai foto tersebut.

****





Possessive Brother's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang