Wajar kan jika sudah lama menjalani hubungan akan terasa bosan ? Ah itu hanya kata-kata untuk orang yang tidak ingin mempertahankan hubungan mereka dan malah mengikuti kata bosan tersebut. Fase yang sangat aneh, bosan tapi tidak ingin meninggalkan tapi juga tidak ingin mempertahakan lagi karena rasa lelah. Benar-benar aneh, harus sampai kapan fase ini ?
"Kita anggap kemarin itu gue lagi membebaskan lo kerja kelompok sama Wira."
Key memutar bola matanya malas sedangkan Rey masih menatapnya tajam.
"Jadi hari ini dan seterusnya harus sama gue. Oke ?"
"Emang lo siapa sih ?"
"Key !!"
"Gue mulai bosan sama lo."
"Key !!"
"Apa sih !!! Emang cuma lo yang bisa teriak ?!"
Seluruh mata melihat kepada dua sejoli yang sudah tidak asing lagi untuk mereka lihat, daripada ikut campur mereka kembali ke aktifitas masing-masing. Bukan tidak ingin tahu, mereka sudah pasti penasaran. Hanya saja memilih bungkam karena tidak mau berurusan dengan Rey yang mengerikan itu.
"Lo marah karena Maya dulu naksir gue ? Sekarang udah berubah, lagipula dia udah sadar kalau kita berdua sepupu dan nggak mungkin berharap lebih sama gue." Suara Rey melemah terhadap Key.
"Itu yang dia bilang sama lo, berbeda dengan yang dia bilang sama gue dan berbeda dengan isi pikiran dia. Dia itu sakit, lebih tepatnya jiwanya yang sakit dibanding fisiknya."
"Lo juga harus paham, dari kecil dia sendiri dan mendiang orang tuanya menitipkan kepada keluarga gue. Dan gue cuma menjaganya layaknya seorang kakak sama adik aja."
"Gue juga bakalan biasa aja kalau masalahnya sepele kayak gini, tapi ini lebih berat dari yang lo tahu."
"Kalau lo nggak cerita dengan jelas, gimana gue tahu Key ?"
Key memutar bola matanya dan melirik dari balik badan Rey, sudah ada Maya dari kejauhan dan menatap tajam. Key hanya mengeluarkan smirknya.
"Kalau gue cerita, emang lo bakalan percaya ? Dulu aja, lo malah membela sepupu kesayangan lo itu."
"Key..."
"Gue nggak mau ada adegan sekarat sepupu lo lagi, jadi lo harus cari tahu sendiri."
"Rey..."
Rey menoleh dan mendapati Maya memanggilnya dari pintu kelas, Maya tersenyum menatap Key dan Key hanya terkekeh. Tadi saja, Maya menatap dirinya tajam. Sekarang malah bersikap manis, benar-benar ular ini sangat pro.
***
"Kak !!! Pulang bareng lagi nggak ?!"
Wira berteriak dikantin dan membuat orang-orang menatap dirinya, Wira hanya terkekeh dan berlari sambil merangkul bahu Key.
"Boleh deh, sekalian temani gue lihat-lihat baju cheerleader yang baru."
"Siap bos !!!"
Seseorang datang dan melepaskan rangkulan Wira, Wira dan Key langsung menoleh bersamaan melihat kedatangan seseorang yang tidak diundang tersebut.
"Nanti gue yang temani, Wira lo antar sepupu gue ya ? Tolong."
Wira tersenyum manis dan terkekeh, ternyata semakin seru ya permainannya kali ini.
"Nggak mau, maunya pulang sama Kak Key. Lebih menarik."
Rey langsung menarik kerah Wira, tangannya sudah mengepal dan mendarat pada wajah Wira. Wira seakan tidak takut dan tidak menghindar juga, dia malah menatap wajah Rey dengan senyuman.
"Lo pilih mana ? Gue main sama kak Key atau Kak Maya ?"
Tangan Rey turun, tetapi satu tangannya masih mencengkram kerah Wira. Key mendorong Rey dan melihat keadaan Wira yang sudah terbatuk-batuk karena sesak dilehernya.
"Aneh... Sudah punya satu, kenapa ingin lebih sih ?" Tanya Wira.
"Lo juga punya rasa kan sama Maya ?" Tanya Key.
"Gue rasa kita harus break dulu, kita harus sama-sama berpikir jernih." Jawab Rey.
Key benar-benar terkejut, hanya karena pertanyaan tersebut. Rey langsung berbicara seperti itu, apa dia sedang bosan dan lelah dengan hubungan mereka yang terbilang cukup lama. Mata Key berkaca-kaca, rasanya benar-benar sesak didada seperti dihantam bongkahan es.
"Kenapa nggak langsung putus aja, pasti ada yang langsung sehat fisik dan jiwanya ?" Key memberanikan dirinya menantang Rey.
Rey berbalik dan menatap Key, tangannya sudah terkepal. Key melangkah pergi dan menghilang dari pandangan Rey dengan angkuh walaupun matanya sudah berkaca-kaca dan siap-siap untuk meluncurkan bulir bening dari matanya.
[To Be Continue]
Gue yang bikin tapi gue juga yang emosi kenapa deh ah :) putusin ajaaa apa pertahankan nehhhh 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA NYAMAN
Short Story"Berduri kayak kaktus. Kaktus nomor 1, gue nomor terakhir. Level gue lebih rendah daripada kaktus. Gue kalah saing sama kaktus nya yang penuh duri itu." -Key Melodi Putri- "Sampai kaktus gue mati gara-gara lo, gue botakin kepala lo. Bodo amat mau p...