Apa yang gue pikirkan ketika melihat gadis cantik dengan otak nggak pintar-pintar amat itu ? Jujur ya dari wajah cantik dia lah…
Tetapi yang buat gue bertahan bukan karena wajah cantik nya aja. Cara gadis itu membuat gue nyaman yang bikin gue pikir dua kali untuk melepas Key.
Kalau Key sudah marah sama gue, mulut nya memang susah di saring. Key memang cantik, tapi kelakuan nya nggak ada cantik-cantik nya. Key selalu ngomel-ngomel kalau sudah iri sama kaktus-kaktus gue, tapi itu membuat gue jadi makin sayang.
Key kelihatan manja dan suka nyusahin gue, tetapi dia sebenarnya adalah anak yang mandiri. Sejak SD, dia sudah di tinggal oleh ayah yang sangat di sayang nya.
Dan juga, Key selalu bolehin apapun hobi gue. Walaupun sering ngomel-ngomel, tapi dia nggak pernah melarang sampai membuat gue nggak bisa melakukan hobi gue itu. Dia juga nggak gampang cemburu sama manusia, kalau sama kaktus sih cemburu banget. Kalau gue ? Gue bukan cemburu, cuma waspada.
Secara dari SMP banyak yang naksir Key. Walaupun gue percaya sama Key, tapi gue nggak percaya sama cowok-cowok yang dekat sama Key. Gue kan cowok, gue paham lah yang ada di pikiran cowok.
Di mata gue, Key selalu aja cantik. Biar nggak mandi sekali pun, biar masih ada iler nya pun. Gue masih anggap dia cantik, bukan nya gombal. Tapi kalau sudah cinta, ya gitu deh…
“Ini kapan gue boleh pulang dari rumah lo ?” Tanya Key.
“Mana cupcake nya ?”
“Maka nya punya mata itu di pakai, ini menurut lo apa ?” Key menatap Rey datar, Rey hanya terkekeh pelan.
“Gue pulang ya ?” Lanjut Key.
“Tunggu gue selesai makan satu cupcake nya.”
“Udah ngantuk woy, gue pesan grab ya ?”
Rey menahan tangan Key dengan erat menggunakan tangan kiri nya, sedangkan tangan kanan nya memakan cupcake buatan Key.
“Nanti gue antar pulang pakai mobil papa, jadi bisa tidur di mobil.”
“Nggak ah, nanti lo macam-macam.”
“Idih… Kepedean banget jadi cewek. Gue masukin karung juga lo.”
“Nah kan !!!”
Rey langsung melepas tangan kiri nya dari tangan Key dan mendorong pelan kepala Key.
“Aduh ! Nanti tambah bodoh gimana nih ?! Tanggung jawab lo !!”
“Nanti gue beliin otak di rumah makan padang kalau lo tambah bodoh.”
“Di kira ayam apa ya gue.”
***
“Sampai kapan gue bercocok tanam nih ?’ Tanya Key.
“Jangan ngeluh terus dong.”
“Gue nggak ngeluh, gue cuma tanya.” Protes Key.
“Berharap apa sih gue sama lo, nggak bakalan ada perubahan juga walaupun udah anniversary 5 tahun.” Lanjut Key.
“Jangan di hitung, nanti malah putus.”
“Kayak nya sifat lo yang suka bikin kesal itu sudah mendarah daging. Yang waras diam aja udah.”“Ya ampun Key, kamu nggak di pulangkan kerumah dulu ya sama Rey ?’ Tanya Mama Rey.
Key hanya mengangguk dan memandang mama nya Rey dengan penuh harapan. Tetapi Rey malah mendorong kepala nya.
“Jangan sok imut gitu lo.”
“Ngomong nih sama lubang hidung gue”
Mama Rey langsung memukul punggung Rey, Rey hanya meringis dan menatap mama nya.
“Sakit ma !!!”
“Biarin, siapa suruh kamu dorong-dorong kepala nya Key.”
“Key sudah beritahu bunda ada disini ?” Lanjut Mama nya Rey.
“Sudah tante.”
Mama nya Rey hanya tersenyum dan meninggalkan kedua pasangan tersebut.
“Key…”
“Hhmmm…”
“Maya mau datang kesini. Tinggal disini.”
Key mencengkram pot kaktus mini menggunakan kedua tangan nya, pandangan mata nya lurus menatap kaktus yang berduri di hadapan nya.
“Lo senang ?” Tanya Key tiba-tiba.
Rey hanya mengangguk dan mengelus puncak kepala Key perlahan. Sedangkan Key, setiap mendengar nama yang sudah tidak asing lagi di otak nya. Diri nya merasa kesal, tetapi selalu di tutupi dengan senyuman.
[To Be Continue]
Kalau tiba² kaget judulnya berubah, jangan langsung keluarkan dari library yaaa 😂😂 Judulnya emang diganti kok, nggak tahu jua ada motivasi apa buat ganti judul 😂😂
Makin bobrok kan pasangan ini 😌 Tapi aku gemes sendiri huhuhu
Terima Kasih yang sudah meluangkan waktu ke lapak ini ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA NYAMAN
Cerita Pendek"Berduri kayak kaktus. Kaktus nomor 1, gue nomor terakhir. Level gue lebih rendah daripada kaktus. Gue kalah saing sama kaktus nya yang penuh duri itu." -Key Melodi Putri- "Sampai kaktus gue mati gara-gara lo, gue botakin kepala lo. Bodo amat mau p...