CHAPTER 31 : BERTEMU

89 21 0
                                        

Sudah lama tangan Key tidak membuat cupcake, tangan sekarang untuk menarikan tarian-tarian indah. Jadi dia terlihat kaku saat memoles cupcake dengan sedemikian rupa dan juga tidak ada lagi yang menyuruhnya untuk membuat cupcake. Key menikmati masa liburnya dengan bersantai dirumah dan sesekali bermain dengan temannya yang kembali utuh. 3 tahun ini banyak perubahan yang terasa sangat cepat dan ternyata perubahan itu tidak buruk juga. Pertemanannya kembali membaik walaupun kisah cintanya tidak tahu kearah apa.

"Nih karya gue..."

Kinan dan Maya memandang bentuk cupcake yang tidak bisa dikatakan seperti cupcake lagi, kemampuan Key membuat kue sepertinya semakin menurun.

"Lo yakin nih bentuknya begini ?"

"Jangan lihat dari tampilannya aja, lihat dari rasanya."

Maya mengambil cupcake tersebut dan memakannya, lalu memandang Kinan dan tersenyum dan mengambil tisu dihadapannya dan memuntahkannya.

"Lo buat kue apa batu sih ?" Tanya Maya.

"Lembut gini kok---" Raut wajah Key berubah dan melakukan hal yang sama dengan Maya.

"Udahlah, nggak usah bikin-bikin lagi. Jadi penari aja udah." Celetuk Kinan.

"Lo nggak mau nih balik ke Yogyakarta ?" Tanya Maya.

"Masih banyak libur, jadi harus dimanfaatkan dengan baik dan benar."

"Jangan mengindar." Ucap Kinan.

"Gue nggak menghindar, gue biasa aja kok kalau nanti ketemu dia."

"Arin..." Kinan dan Key menatap Maya yang tiba-tiba mengucapkan nama yang asing menurut mereka berdua.

"Dia teman satu jurusan sama Rey dan gue nggak suka."

"Lo kan emang sering nggak suka sama orang yang berhubungan sama Rey." Ucap Kinan.

"Ini benar gak suka, bukan iri. Kalau sama Key kan gue iri. Dia itu menyebalkan, nempel terus sama Rey dan sekarang mereka pergi KKN ditempat yang sama."

"Rey nggak akan goyah kok. Dihatinya cuma ada Key dan Maya aja, nggak mungkin dong tambah member lagi ?" Tanya Kinan.

"Bisa...Jika dia bisa buat Rey nyaman, mungkin ada member baru." Jawab Key.

"Lo harus ambil Rey kembali. Kalau gue yang ambil Rey, gue nggak bakalan bagi ke lo nantinya." Maya menatap tajam kearah Key.

***

Mata Rey tertuju kepada kaktus-kaktus yang dijual, tapi dia tidak mungkin membeli kaktus untuk menambah koleksinya. Nanti Key marah, Rey hanya tersenyum miris. Dia selalu merasa bahwa dia masih memiliki hubungan dengan Key, nyatanya itu hanya perasaanya saja.

"Rey ? Mau beli kaktus juga ya ? Aku beli juga nih."

"Enggak kok, cuma lihat-lihat aja."

"Oh iya Rey, nanti kamu temani aku beri obat ke pasien kamar 105 ya ? Soalnya aku takut tiba-tiba dia kambuh dan menyerang aku seperti hari pertama kita bertugas."

"Oke."

"Ayo kita lihat-lihat kesana lagi..."

Rey tersentak karena tangannya dirangkul dan tidak sengaja langsung melepas rangkulan tersebut.

"Maaf ya aku lancang, aku takut kita jalannya kepisah aja."

"Gue disebelah lo juga Rin, jadi nggak bakalan hilang dikerumunan juga."

"Iya deh..." Arin tersenyum manis menatap Rey.

Rey berjalan dengan rombongan teman-teman KKN nya sambil menikmati suasana malam di Yogyakarta, sampai dimana mata Rey melihat seseorang yang tidak asing untuknya. Rey tersenyum dan berteriak.

 Rey tersenyum dan berteriak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wiro sableng !!!"

Wira memutar bola matanya malas, satu-satunya orang yang akan memanggilnya namanya seperti ini hanya satu. Si Tukang Kaktus rival sejatinya, siapa lagi orang yang rela mengganti nama orang lain seenaknya kalau bukan Rey.

"Eh tapi ? Masa iya Rey manggil gue ? Halu nih gue."

"Sombong banget ya lo nggak mau tegur sapa sama gue."

"Lah ?! Kok lo disini sih ?!"

"Emang nggak boleh ?!"

"Nggak gitu, jadinya kan kalian berselisih. Bego banget sih lo."

"Apaan sih, kasar banget. Eh Key mana ? Lo sendirian aja nih jalan ?"

"Menurut lo apakah gue membawa gandengan ?"

"Lo kok nggak ajak Key jalan-jalan ?"

"Gimana mau diajak jalan-jalan ? Dia aja di Jakarta."

"Hah ? Kok dia balik ke Jakarta sih ?"

"Lo sendiri ngapain malah ke Yogyakarta ?"

Rey mengacak rambutnya seperti orang frustasi, padahal dia sudah menyusun strategi agar bertemu. Tapi malah bertemu dengan Wira yang sama sekali tidak diiharapkan oleh Rey.

"Rey ayo pulang..."

Wira tersenyum mengejek dan memandang perempuan yang menghampiri Rey, sepertinya akan ada drama baru lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wira tersenyum mengejek dan memandang perempuan yang menghampiri Rey, sepertinya akan ada drama baru lagi. Wira harus bersiap-siap lagi jika drama ini akan dimulai.

(To Be Continue)

Untuk cewek baru bernama Arin itu, terserah kalian mau visualisasinya jadi siapa😂😂
Nggak ada pikiran gue, mau tamat juga soalnya nih ceritanya 😂

ZONA NYAMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang