CHAPTER 29 : JAKARTA

87 19 1
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, semua terasa akan perubahannya. Raga terlihat gembira dan bahagia, canda tawa memancar dari setiap tingkah. Tetapi bagaimana dengan hati ? Dari luar, terlihat berubah. Tetapi dalamnya masih merasa yang sama dan untuk orang yang sama.

"Gue kayaknya nggak perlu obat penenang lagi, selama lo masih disisi gue."

Rey hanya mengangguk dan tersenyum, hampir 3 tahun ini dia selalu disisi Maya dan membantu untuk pemulihan. Dan sekarang Maya sudah bisa mengekspresikan dirinya tanpa memakai topeng, awalnya sulit. Tetapi setelah berjalannya waktu, semua bisa mereka lewati bersama.

"Lo jadi berangkat KKN kan minggu depan ?" Tanya Maya.

"Gue bakal sering ngehubungin lo kok, jangan khawatir." Jawab Rey.

"Emangnya gue kelihatan kayak khawatir ?" Tanya Maya.

Rey menatap Maya tersenyum dan perasaan apa ini ? Maya terlihat berbeda, dia terlihat baik-baik saja dan seperti rela untuk melepaskan Rey.

"Lo yang jangan khawatir, gue punya teman kok yang siap disisi gue."

"Siapa ?"

Maya tersenyum dan menunjuk kebelakang Rey, Rey berbalik untuk melihat arah tunjukan Maya. Rey mendapati seseorang yang berjalan dengan langkah cepat dan wajahnya tampak muram.

"Apa sih nyuruh-nyuruh gue kesini ? Nggak suka gue bau-bau Rumah Sakit gini."

"Tapi lo datang aja tuh." Maya terkekeh.

"Emang ya lo dari dulu sampai sekarang bikin kesal."

"Lo yakin bisa sama Kinan ?" Tanya Rey.

"Eh, apa maksud lo ? Gue ini adalah pawang cewek-cewek lo. Key aja bisa terjaga keasriannya sama gue---" Kinan langsung menutup mulutnya dan menatap Rey serta Maya secara bergantian.

"Gue ke toilet dulu ya." Rey bergegas meninggalkan Kinan dan Maya yang sedang duduk bersebelahan.

Hening beberapa saat, sampai Maya melihat kearah handphone Rey dan mengambilnya.

"Passwordnya Rey apa ?"

"Lo beneran aja nih nanya gue May ? Coba tanggal ulang tahun Rey."

"Nggak bisa, coba tanggal ulang tahun Key ya."

Maya dan Kinan terdiam saat kata sandi dari handphonenya Rey terbuka, lalu mereka tersentak.

"Lo mau ngapain ?" Tanya Kinan.

"Nama kontak Key siapa ?"

"Buka aja dulu deh, siapa tahu di pin chatnya."

"Eh iya dipin, bucin emang sepupu lo."

Tukang Cupcake

Hai ? Apa kabar Key ?"

Baik.

"May, hapus cepat pesannya. Rey udah balik."

"Belum gue balas nih, masa gantung."

"Ah si Key juga gak bakalan marah, udah mantan juga."

"Bentar, deh balas sekali lagi."

Kinan langsung merebut handphone Rey dan menghapus pesan tersebut. Lalu mengembalikan handphone Rey ketempat semula.

"Lo berdua nggak mau pulang ?" Tanya Rey.

"Baru juga gue mampir, udah lo usir aja." Omel Kinan.

"Gue tanya, bukan ngusir."

"May, ada kelas lagi nggak lo ?" Tanya Kinan tanpa mempedulikan ucapan Rey.

"Nggak, gue langsung pulang aja deh."

"Mie ayam dulu yuk."

"Makan mie mulu lo !!!"

"Iri bilang bos, Maya aja ngangguk tuh pas gue ajak." Kinan menjulurkan lidahnya mengejek Rey. Rey hanya bisa mendengus melihat kelakuan tetangga satu kompleknya yang paling menyebalkan.

***

Seminggu berlalu dan akhirnya Rey berangkat untuk melaksanakan KKN, tetapi Rey benar-benar malu karena banyak yang mengantarkannya keberangkatannya

"Gilang, gue kan cuma mau KKN. Lo kenapa nangis gitu sih."

"Siapa teman gue main PS ? Farel lo tahu sendiri, dia pintar pelajaran tapi bego game."

"Sembarangan lo bilang om gue bego." Kinan langsung menjitak kepala Gilang dan mereka seperti biasa jadi biang keributan dan dipawangi oleh Farel.

"Gue bakalan kelar secepatnya, tunggu gue ya."

"Gue bisa salah paham kalau lo bilang gini, gue jadi mikir pas lo pulang KKN mau lamar gue."

"Bukan gitu May---"

"Tegang banget kayak kanebo kering, jangan cemas gitu deh. Gue baik-baik aja, Kinan sayang kok sama gue. IYA NGGAK NAN ?"

"Idihhhh, malas deh gue."

Mereka hanya tertawa dan berpelukan satu sama lain, tetapi dari kejauhan ada wanita paruh baya berjalan kearah Rey.

"Bunda..."

"Ini bunda buatin kue kering, bisa buat cemilan kamu."

Mama dari Rey langsung memeluk bunda dari Key, mereka menyalurkan rasa rindu yang sudah lama tidak tersalurkan.

"Kangen banget saya sama Bundanya Key, apalagi sama Key."

"Saya juga, kapan-kapan main ke cafe saya ya."

Rey bersiap-siap untuk naik kedalam bis bersama rombongan KKN nya, Rey berpamitan kepada seluruh orang yang telah mengantarkannya KKN. Dia seperti anak kecil yang baru masuk TK, tetapi dia menyukai suasana seperti ini.

(To Be Continue)

ZONA NYAMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang