Key memandang hamparan sawah yang tersusun rapi dari dalam kereta, memandang suasana nyaman yang menemaninya hampir 3 tahun. Tapi sepertinya sudah sangat lama, dia tidak kembali untuk melihat suasana hiruk pikuk kotanya sendiri. Sampai pada akhirnya, dia kembali kepada tempat dia dilahirkan dan dibesarkan. Tidak sabar melihat bundanya, teman-temannya, dan juga kenangannya.
***
"Kejutan !!!" Teriak Key
Gilang, Farel, Kinan, dan Maya terkejut dengan kedatangan Key, mereka berempat memang berada di café milik bundanya Key karena mereka kira bundanya Key merindukan mereka berempat. Ternyata karena Key kembali ke Jakarta.
"Lo kok disini sih ?!" Teriak Kinan.
"Balik lagi ke Jogja sana !!!" Teriak Gilang.
"Konsepnya nggak gini..." Ucap Maya.
"Emang bukan jodoh kali ya." Ucap Farel.
"Kenapa sih kalian ? Kita kan lama nggak ketemu."
Key yang senang, tidak ambil pusing dan membagikan oleh-oleh yang dipersiapkanya. Orang pertama yang dipeluk Key adalah Maya. Semua terkejut, begitu juga dengan Maya.
"Gue dengar dari Kinan, lo udah nggak perlu obat lagi ya ?"
Maya hanya mengangguk dan tersenyum, sebenarnya terasa canggung karena pertemuan terakhir kali mereka bisa dibilang cukup panas. Mereka bersenda gurau, melepas stress, dan saling berbagi cerita.
***
"Kamar lo masih aja ya kayak sarang kaktus." Celetuk Kinan.
"Ya nggak mungkin gue buang kan ? Maya mau ? Ini dari Rey semua." Ucap Key.
"Nggak tertarik sama kaktus." Jawab Maya sambil mengganti baju dengan piyama yang telah disediakan Key.
"Dulu lo aja mau ngambil kaktus kesukaan gue."
"Masih dendam ya lo ?"
Key hanya tertawa, mereka bertiga memutuskan untuk piyama party kalau kata si Kinan. Karena sudah lama tidak main bersama.
"Key, maafin gue ya." Ucap Maya.
"Gue juga minta maaf." Jawab Key.
"Gue juga sama, seharusnya gue bisa mempertahankan kalian bersama." Ucap Kinan.
Mereka tersenyum satu sama lain, Key memeluk Maya yang berada ditengah lalu diikuti oleh Kinan. Mereka berpelukan dengan erat dan membuat Maya terasa sesak.
"Masih dendam ya lo berdua sama gue." Sindir Maya.
Key malah menjitak kepala Maya, begitu juga dengan Kinan. Bukannya merasa sakit, Maya hanya tertawa saja dan membalas menjitak Kinan dan Key.
"Lo masih sayang sama Rey ?" Tanya Maya.
"Lo juga masih sayang kan sama Rey ?" Tanya Key.
"Juga ya ? Berarti jawabannya, masih ada rasa. Iya kan Kinan ?" Tanya Maya sambil menyenggol badan Kinan.
"Kenapa nggak balikan ?" Tanya Kinan.
"Karena... Hatinya mungkin bukan buat gue seutuhnya, mungkin aja kita emang bukan ditakdirkn bersama."
"Tahu darimana lo ? Dukun ?" Tanya Kinan.
"Sebenarnya, setelah sekian lama. Rey ada tanyain kabar dan gue rasa itu cuma basa-basi atau bosan aja. Karena setelah itu, diia nggak balas pesan gue lagi, mungkin juga itu yang nyuruh mama nya Rey. Gue nya aja yang terlalu berharap, mungkin aja Rey udah bahagia dengan kehidupannya yang sekarang."
Maya sedari tadi sudah menyamping memandang Kinan, mereka berbisik mengenai kelakuan mereka yang menyalahgunakan handphone Rey. Sampai akhirnya, Key sadar dengan Kinan dan Maya yang berhadapan.
"Lo ngapain sih malah berhadapan gitu ? Gue dari tadi udah mellow gini. Malah asik berduaan."
Key langsung menarik tubuh Maya, Maya dan Kinan langsung tersentak karena terkejut. Akhirnya Kinan buka suara.
"Key, sebenarnya yang ngirim pesan itu bukan Rey."
"Jangan bilang kalau---"
"Kita yang sok ide." Ucap Maya cepat.
Key langsung menarik guling disampingnya dan memukul Kinan beserta Maya secara bergantian, keributan itu berhenti ketika bunda Key mengetuk pintu kamar dan menyuruh mereka tidur.
(To Be Continue)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA NYAMAN
Historia Corta"Berduri kayak kaktus. Kaktus nomor 1, gue nomor terakhir. Level gue lebih rendah daripada kaktus. Gue kalah saing sama kaktus nya yang penuh duri itu." -Key Melodi Putri- "Sampai kaktus gue mati gara-gara lo, gue botakin kepala lo. Bodo amat mau p...