Kenapa kedua orang yang selalu bertengkar dan selalu drama dalam kisah cintanya, selalu mempertahankan hubungan mereka ? Padahal mereka bisa mencari yang baru dan yang lebih mengerti pasangan masing-masing. Tetapi, dibandingkan dengan mencari, bukankah lebih baik mempertahankan dan memperbaiki ? Ada dimana semua terasa berbeda karena kata bosan, tetapi perubahan itu tidak akan berpengaruh jika ada kata nyaman. Kecuali, masing-masing dari pemilik hati mencoba untuk keluar dari zona nyamannya dan mencari zona barunya.
"Rey..."
"Apa ?"
"Kenapa lo mau bertahan sama gue ? Padahal kita nggak pernah satu paham ?"
"Gue udah nyaman."
Key menarik badan Rey untuk saling berhadapan, netra mereka saling beradu. Rey mengulurkan tangannya untuk mengelus poni Key.
"Cantik..."
Pipi Key merona akibat satu kata yang keluar dari mulut Rey, dia malu sekaligus senang dengan ucapan Rey yang tiba-tiba.
"Ctaakkk" Keromantisan mereka tidak berlangsung lama karena Rey menjentikan jarinya ke dahi Key dengan keras. Key langsung mengusap dahinya yang sudah merah akibat perbuatan Rey, Key menghela nafas kasar dan menatap tajam Rey yang sedang tertawa terbahak-bahak. Key langsung menyerang Rey dengan cara menjambak rambut Rey.
"EMANG KURANG AJAR YA LO !!! DENDAM APA SIH LO SAMA GUE !!!" Teriak Key.
"ADUH SAKIT !!! TUKANG CUPCAKE GILA !!!" Teriak Rey.
***
Kinan memandang lapangan futsal, menonton setiap pergerakan Gilang dilapangan. Padahal Kinan bukan penikmat olahraga, tetapi dia terjebak disini karena menunggu Farel. Farel sedang menjadi tutor untuk adik kelas yang akan mengikuti olimpiade kimia.
"Ngapain lo sendirian disini kayak jomblo ?"
Gilang yang sudah menyelesaikan latihannya menghampiri Kinan di tribun, Kinan hanya menatapnya malas.
"Disuruh Farel tunggu disini."
"Biasanya ngerumpi dulu sama Key, tumben banget sendirian."
"Rey tadi bawa Key pergi kerumahnya, ada acara mungkin."
"Lah, kan rumah lo satu komplek sama Rey, kenapa nggak sekalian nebeng aja."
Kinan menatap Gilang dan mencerna perkataan yang keluar dari mulut Gilang.
"Lah iya !!! Kok gue nggak kepikiran !!!"
Gilang langsung menutup telinganya karena teriakan Kinan, Kinan hanya mendengus dan menyikut Gilang.
"Maaf ya kelamaan, Nan."
"Nggak apa-apa om."
"Panggil nama aja sih, seumuran juga. Geli tahu nggak." Celetuk Gilang.
"Lo kalau punya keponakan dipanggil om juga." Jawab Kinan.
"Rel, keponakan lo bego banget dah. Kenapa nggak sekalian nebeng sama Rey aja."
"Mungkin nggak enak sama Key."
"Key nya aja dibawa kerumah Rey kok, kan sekalian aja nebeng."
Gilang menggeleng-gelengkan kepalanya heran dan meminum air yang sedari tadi sudah dipegangnya tetapi tidak diminumnya. Kinan mendengus dan mengambil air minum Gilang, mereka saling bertatapan sinis. Padahal perseteruan mereka sangat tidak penting.
"Kenapa Key diajak kerumahnya ya ? Kan Maya sudah datang." Gumam Farel.
"Byurrr" Gilang dan Kinan bersamaan menyemburkan air yang mereka minum karena terkejut dengan pernyataan Farel. Dengan cepat Farel mengelap sudut bibir Kinan.
"Lo bilang apa tadi ?" Tanya Gilang.
"Maya sudah datang. Kayaknya mau diajak silatuhrahmi deh si Key sama Maya."
"Ayo pulang kerumah Rey !!" Teriak Kinan yang sudah berlari menjauh dari tribun.
"Kenapa nggak kerumah Kinan aja ?" Tanya Farel.
"Ah, bego banget sih lo. Lo lupa pertengkaran tidak bermakna dari Key dan Maya. Tunggu gue Kinan !!!" Gilang menuruni tribun mengikuti Kinan.
Farel masih bingung dengan apa yang terjadi, Farel memang anak yang pintar sama seperti Rey. Hanya saja Farel kurang peka dengan masalah seperti ini. Farel mengambil tas sekolah milik Kinan dan berjalan perlahan tanpa ada keinginan untuk mengejar Gilang dan Kinan.
***
Seorang gadis dari dalam rumah Rey berlari dan menghambur ke pelukan Rey tanpa memperdulikan sekitar, Key berada dibelakang Rey terus menatap gadis yang tidak asing lagi untuk dirinya. Gadis itu melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap Key sambil melambaikan tangannya.
"Lama tidak berjumpa, Key."
[To Be Continue]
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA NYAMAN
Kısa Hikaye"Berduri kayak kaktus. Kaktus nomor 1, gue nomor terakhir. Level gue lebih rendah daripada kaktus. Gue kalah saing sama kaktus nya yang penuh duri itu." -Key Melodi Putri- "Sampai kaktus gue mati gara-gara lo, gue botakin kepala lo. Bodo amat mau p...