6

106 26 0
                                    

"gimana? Lo udah siap? "tanya Irsat ketika melihat Mita yang sudah siap dengan kaus dan celana jens nya.

Hari ini Irsat menjemput Mita karena permintaan Arnold. Mita akan melakukan donor darah untuk Ibu Dimas, kemaren Dimas sangat sungkan saat mengetahui Mita mau mendonorkan darahnya.

Dimas gak nyangka aja Mita bisa sebaik itu dengan nya.

Mita dengan gaya santainya pun menjawab pertanyaan bodoh Irsat, "yang lo liat? "Jelas-jelas Mita sudah siap ingin berangkat pergi, tapi Irsat malah basa basi.

Irsat mendengus kesal ketika ramahnya tidak dihargai. Irsat gak akan mau baik dengan Mita lagi tapi hatinya tidak bisa janji, apa itu bisa dilakukan?

"tadi Papa lo suruh gue kesini keliatanya disuruh nganterin lo. Nah gue bingung naek apa? "ucap Irsat dengan muka yang jelas-jelas dia kebingungan.

Mita merogoh sebuah benda dari saku celananya kemudian melemparkan benda itu ke Irsat dan melenggang pergi, "pakek mobil gue aja. "

Irsat pasrah. Dia tau kalau sebenarnya sifat asli Mita bukan gini. Huh Irsat akan membuktikan nya!

Mereka berdua berjalan menuju mobil beriringan. Kemudian mobil berjalan, jalan nan macet karena ini hari minggu.

Semua memilih untuk diam. Entah kenapa mereka berada dipikiran nya masing-masing, "emang Tante Sintiya ngijinin lo? "tanya Irsat membelah keheningan.

Mita hanya memainkan handphone nya. Padahal tidak ada pesan masuk, Mita juga tidak bermain game. Aneh nya Mita hanya menggeser-geser foto di album. Mita hanya menaikkan satu alis ketika ditanya Irsat.

Irsat masih sibuk dengan jalanan, "gimana ceritanya? "

Kali ini Mita mematikan handphone nya dan menatap Irsat dengan tatapan santai, "lo pingin tau? "

Irsat mengangguk dengan tatapan masih berada dijalanan yang lebar itu.

"pingin tau banget? "Mita mempermainkan nya.

Irsat sekarang yakin bahwa Mita akan nampak dengan sifat aslinya, "pingin tau banget. "jawab Irsat meyakinkan.

Mita tersenyum hangat. Jujur dia juga lelah kalau disuruh lama-lama menutupi semuanya. Sebenarnya Mita adalah orang yang suka membuat orang tertawa.

"jadi gini ceritanya. "

Flashback on

Mereka berjalan memasuki rumah, "kamu beneran mau donor darah? "tanya Arnold sembari mengelus rambut anak kesayangan nya.

Entah berapa juta kali Arnold mengeluarkan pertanyaan ini yang jelas-jelas sudah disetujui oleh Mita. Mita yakin Mita bisa!

Arnold cemas, dia tidak bisa menemani putrinya besok waktu donor darah. Apalagi ini bukan umur yang cocok untuk donor darah.

Mita tersenyum sembari memegang tangan Arnold yang sedari tadi mengelus rambutnya, "aku percaya kok Pa. "jawab Mita meyakinkan.

Terpasang wajah sendu diwajah Arnold, "Papa sama Mama gak bisa nemenin. "

"gak apa-apa Pa. "

"nemenin kemana Pa? "deg tiba-tiba Sintiya datang.

Entah dari pelosok mana arah Sintiya datang karena Sintiya datang secara mendadak. Arnold dan Mita diam sebentar, mereka tau pasti Sintiya tidak akan mengijinkan.

Arnold duduk disofa ruang tamu membuat Sintiya dan Mita mengikutinya. Akhirnya Arnold yang membuka bicara, "jadi.. Ibu Dimas ada dirumah sakit Ma habis kecelakaan. "

Dua Lelaki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang