25

80 17 0
                                    

Pemakaman Arnold dilakukan siang ini. Mita nampak sedih pantas saja lah ia menangis saat ini. Semua teman dan keluarga di Indonesia belum mengetahui kabar ini karena belom ada yang sempat memberitahu mereka.

Aldi tetap stay disamping Mita saat beberapa orang mengangkat jenazah nya kedalam mobil ambulan. Kebetulan rumah keluarga Arnold di New York berada dikalangan orang islam.

Mita mengusap pelan hidung nya, "kenapa sih gue belum ikhlasin Papa? "tanya Mita, tentu saja Aldi mendengar itu.

"dia kan Papa lo pantes aja lo masih gini. "

"andai itu lo yang mati. "jawab Mita dengan sedikit melirik kearah Aldi sembari tersenyum.

Mita butuh hiburan saat ini, itu semua hanya untuk sedikit menenangkan hati nya bukan untuk melupakan masalah kepergian Arnold.

Mita takut jika Aldi marah hingga Mita menahan tawa nya. Aldi juga membalas lirikan nya, Aldi melihat Mita sedang tersenyum kecil membuat Aldi tenang, jika dengan cara ini menimbulkan kebahagiaan Mita Aldi akan merelakan nya.

Temen gak ada akhlak:/

"gue canda kali. "ucap Mita selanjut nya.

Akhir nya Mita meluruskan kembali pandangan nya.

Dewi dan Sintiya menghampiri mereka berdua, "Mita kamu mau ikut diambulan apa dimobil? "tanya Dewi.

"aku sama Mama ikut ambulan aja. "jawab Mita.

"ya udah kalo gitu kita berangkat. "Dewi kembali mendorong kursi dorong Sintiya menuju mobil ambulan.

Mita mengikuti Dewi dan Sintiya begitu juga dengan Aldi. Aldi janji akan selalu menjaga Mita karena Mita adalah wanita kedua setelah Dewi yang Aldi harus sayangi, atau mungkin wanita ketiga jika Tiesa masih terdaftar dihati Aldi.

Sintiya sudah naik duluan sekarang giliran Mita yang naik. Mita dibantu Aldi pasti nya, Mita agak susah naik karena sekarang Mita menggunakan dress panjang hitam.

Mita pun terduduk dengan sempurna berkat bantuan Aldi, "gue pergi dulu. "ucap Aldi.

Mita mengangguk. Mata Mita kini tertuju pada jenazah Arnold yang sudah tertutup oleh kain kafan dengan sempurna.

Ayolah dunia bantu Mita dan Sintiya jika ini hanya lah mimpi dari tidur siang mereka.

'Papa baik-baik ya disana... Mita sayang Papa. 'ucap Mita dalam hati.

'Mama gak akan lupain Papa karena hati Mama masih buat Papa... Mama sayang Papa. 'ucap Sintiya dalam hati.

Mungkin ini adalah kata-kata terakhir yang akan mereka ucapkan didepan tubuh yang tak bernyawa ini dengan nyata dan mungkin ini adalah kala terakhir Mita dan Sintiya menatap tubuh Arnold yang sudah dingin.

~~~

Ini sudah tengah malam di Indonesi, kenapa Dimas masih saja bergelut dengan perasaan nya.

Dimas tidak bisa tidur padahal ia sudah menonton video online dan lain nya. Aktifitas Dimas besok sangat padat maka nya Dimas ingin segera menutup matanya.

'apa ada masalah dikeluarga Mita? Bukan nya Mita seneng udah bisa liat Papa dan Mama nya lagi? tapi kenapa gue yang resah gini. '

Dimas terus saja berpikir karena mata nya sangat sulit untuk terpejam padahal siang Dimas juga tidak tidur.

~~~

Dua Lelaki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang