Chapter 22

285 31 0
                                    


Irene berjalan menyusuri pepohonan yang amat rindang dengan wajah ketakutannya, ia langsung berlari tak tahu arah tujuan, sampai pada ditepi tebing ia berhenti dan mengatur nafasnya, jantungnya berdetak sangat kencang melihat betapa tingginya tebing ini dibawah terlihat jurang yang begitu dalam hingga hanya kegelapan yang terlihat disana

"Apa semua ini, dimana aku? Apa ini adalah akhir hidupku? Ada apa denganmu Irene?" Batin Irene, matanya sudah memanas, air mata memenuhi pelupuk matanya, ia memejamkan matanya hingga air matanya tumpah berjatuhan, dengan perlahan ia berjalan maju keujung jurang hingga pijakan sudah tak dapat ia rasakan

"Aaaakkkkk" Irene berteriak ia bangun dari tidurnya dengan keringat membasahi pelipisnya, nafasnya memburu dan jantungnya hampir terlepas dari tempatnya

"Hah..hah...ha... Aish, Mimpi apa aku ini, huufff...." Irene mengatur nafasnya dan segera melihat jam dinding dihadapannya itu

"Aku harus bergegas" ucapnya lalu pergi untuk membersihkan dirinya

Ia menyiapkan baju yang akan ia pakai hari ini, namun tiba-tiba irene termenung, ia kembali teringat dengan mimpinya

"Sangat aneh" gumamnya

Ia segera memakai pakaiannya dan memoles sedikit wajahnya dengan make up, ia membuka tab untuk memeriksa schedjule atasannya hari ini

"Sangat padat, aku suka" ucap Irene lalu segera pergi untuk berangkat

****
Irene pov

"Halo"
"Nee depyonim?"
"Kau sudah berangkat?"
"Sudah"
"Tolong belikan aku sebuket bunga untuk hari ini"
"Nde?"
Tuuutttt.....

"Aish.. ada apa dengannya, aku belum selesai bertanya, apa yang harus aku beli, bunga apa yang harus aku gunakan?" Kesal ku

Aku mengambil dompetku dan melihat isi didalamnya, "Untung saja aku memiliki persediaan uang darurat"

Aku memasukan kembali dompetku dan menyimpan Handphoneku aku hanya ingin terduduk dan menikmati perjalanan menuju kekantor ku, aku menatap kearah jendela dan melihat Suzy, ya dia adalah secretary Sehun sebelum digantikan olehku, terlihat sedang berlari pagi karena ia hanya mengenakan pakaian olahraganya, "Padahal ini bukanlah hari libur, tapi mengapa ia tak bersiap untuk bekerja?" batinku bertanya, sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya namun aku tak pernah melihatnya diperusahaan

Karena terlalu fokus aku hampir melewatkan toko bunganya, aku segera turun dari dalam bus dan menuju ke toko bunga dipinggir jalan

"Permisi"

"Nde? Ada yang bisa Kubantu?" Ucap seorang yeoja yang menghampiriku

"Ahh... Nee, tolong bungkus sebuket bunga" ucapku, namun yeoja yang berada dihadapanku ini menatapku diam tanpa berkedip, aku semakin merasa heran dan melambaikan tanganku dihadapannya

"Ohh.. Mian, sebuket bunga? Kau ingin Bunga apa?"

"Apapun, yang terbaik untuk hari ini"

"Baiklah, tunggu sebentar"

Aku terdiam dan hanya menatap Yeoja yang sedang merangkai bunga untukku

"Ini sudah selesai, kau bisa membayarnya dikasir"

"Terimakasih" aku menuju kasir dan memberikan uang cash milikku, aku berjalan keluar namun langkahku terhenti, aku membalikan badanku dan menatap Yeoja yang berada Ditoko ini, dia masih menatap kearahku dan segera mengalihkan pandangannya dariku

"Wae? Ada apa dengannya?" Aku ingin sekali bertanya namun aku pasti terlambat dan memutuskan akan langsung pergi saja

Diperusahaan aku langsung menuju kemejaku dan menyimpan tas dan juga mantelku, aku dapat melihat Sehun sudah berada didalam ruangannya. "Mengapa dia datang begitu sangat pagi kali ini" gumamku

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang