Irene pov
Pagi ini tak seperti pagi biasanya, aku masih mengenakan piyama tidurku dan terduduk dihadapan seseorang yang harus kutanyai lebih banyak lagi, tentu saja aku tak sendirian, aku ditemani para sahabat ku yang sudah terbangun dari tidur mereka dan sudah bersiap untuk pergi bekerja, lain dengan diriku, aku merasa begitu lemas untuk segera bersiap, mungkin karena aku sedikit kurang sehat
Saat ini Suzy eonni sudah berada dihadapanku, ia sudah terbangun dari tidurnya, aku memberinya sup pereda mabuk dan Joy membelikan obat juga untukknya, ia belum menyentuh sup itu dan malah menatap ku
"Wae?" Tanyanya
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya eonni?" Tanyaku
"Bagaimana aku bisa berada disini?" Tanyanya
"Bagaimana eonni tahu keluarga ku?" Aku balik bertanya
Matanya membulat sempurna dan dia menyadari suatu hal, mungkin ia terkejut karena telah mengungkapkan hal itu tadi malam
"Ehm, kapan aku mengatakan hal itu?" Ucapnya
"Bisa kalian tinggalkan kami?" Ucapku pada para sahabatku
"Nee Irene, kami akan menunggu diruang tamu" ucap Wendy
"Tadi Malam, eonni mengatakan semuanya, aku hanya ingin mendengar apakah perkataanmu itu benar?" Tanyaku
"Memangnya, Apa yang aku katakan?"
"Soal perasaanmu pada Sehun, juga saat kau kehilangan pekerjaanmu dan ayahku" ucapku menatapnya lekat
"Mwo?"
"Kumohon eonni, katakan sesuatu"
"Yee, sepertinya perkataanku malam itu semuanya benar, bukankah kau tau jika seseorang yang mabuk selalu mengatakan hal yang jujur" jelasnya
"Jadi benar, Ayahku sudah tiada?" Tanyaku dengan suara gemetar, aku tak dapat menutupi kesedihanku lagi
Suzy eonni tak membuka suaranya kembali ia hanya mengangguk sebagai tanda jawabannya
Aku menahan air mataku agar tak kembali terjatuh, aku menarik nafasku dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan
"Eonni"
"Mianhae Irene seharusnya aku mengatakan ini lebih awal kepadamu, aku sama menyesalinya, aku bahkan tak dapat membantumu sampai tuntas, aku salah melakukan ini padamu, maafkan aku" ucap Suzy eonni
"Aniya eonni kau tak salah, ini sudah takdirku, tapi apa kau dapat menuntaskan ini semua untukku?" Tanyaku
"Nde?"
"Tolong bantu aku, mendapatkan apa yang seharusnya aku miliki eonni" setelah mengucapkan itu aku merasakan kembali
Jantungku terasa sangat sakit, kepalaku mulai pening aku meremas kuat piyama tidurku"Aaarghhh" aku mulai meringis
"Irene, Gwenchanayo? Ada apa denganmu" tanyanya namun aku sudah tak dapat merespon ini benar-benar sakit, aku memegang dadaku dengan kuat hingga aku tak sadarkan diri
*****
Aku membuka mataku dengan perlahan nuansa putih memenuhi ruangan ini, aku tak tahu aku berada dimana, namun sepertinya aku sedang berada dirumah sakit karena melihat beberapa peralatan medis disini
Aku mulai terbangun dengan perlahan, aku menatap sekitar tak ada siapapun disini, aku menatap jam yang berada diatas nakkas, menunjukan pukul 7 malam.
"Tunggu, bukankah aku sedang berbincang dengan Suzy eonni saat pagi dan sekarang sudah jam 7 malam? Selama itukah aku tak sadarkan diri?" Batinku bertanya-tanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies
RomanceDear.... Kemarin adalah hal yang tak terduga yang pernah aku alami, seorang namja datang menghampiriku dan mengajakku berbicara, dia adalah anak baru yang masuk kedalam kelasku, dia juga duduk tepat disampingku, itu pun karena memang aku tak memilik...