Dedaunan berjatuhan dikarenakan angin kencang semalaman. Hujan deras mengguyur bumi sedari semalam. Kini pagi hari masih menyisakan rintik demi rintik hujan.
Joana melihat dari balik jendela ruang tamu sembari menyeruput teh lemon hangat. Pagi ini begitu dingin secangkir teh adalah andalan yang tepat. Selain menghangatkan juga membuat relaks pikirannya.
Ia terbayang perayaan ulang tahun kekasihnya beberapa hari lalu dan itu sukses membuat kekasihnya terharu bahagia. Joana senang sekali karena kejutan sederhana yang ia persiapkan bersama Silvia dan Vano berhasil. Senyuman Delia di malam itu tak pernah ia lupa pun dengan tangis bahagia yang terpancar dari wajah manis dan cantiknya itu.
Hari ini seharusnya Joana bekerja namun ia merasa kurang enak badan sehingga memutuskan untuk beristirahat di rumah saja. Untuk masalah pekerjaan ia pasti mempercayai Silvia untuk sementara waktu. Sungguh beruntung memiliki sahabat sekaligus rekan kerja yang dapat diandalkan.
Joana meminum vitamin dan ia beristirahat di kamarnya. Tubuhnya terasa kurang fit semenjak beberapa hari belakangan namun ia harus paksakan untuk beragam aktivitas dan kesibukannya. Akan tetapi ia memang cukup tahu diri jika tubuhnya sudah merasa sangat lelah maka ia akan mengambil waktu untuk melepas kesibukan sejenak.
Ketika siang hari tiba-tiba suara bel berbunyi. Ia bergegas membuka pintu pagarnya. Namun ia lihat dulu dari jendela depan rumahnya tapi sosok itu dengan tubuh membelakangi.
Joana pun langsung menghampiri dan sosok perempuan itu menghadapnya.
"Lho? Karin? Jadi ini kamu?"
"Hai, Jo."
"Sini masuk, kenapa nggak kabari aku?"
"Hmm, kebetulan aku lagi lewat jadi mau main aja. Boleh kan?"
"Ya boleh dong. Kamu apa kabar?"
"Ya beginilah, Jo."
Mereka berdua masuk ke dalam ruang tengah. Ruangan favorit mereka berdua ketika masih berpacaran. Karin duduk sembari melihat seisi rumah.
"Kenapa, Rin? Kok kaya heran?"
"Nggak, bukan heran tapi rindu aja suasana rumah ini."
"Oh begitu, kamu mau minum apa?"
"Apa aja, Jo."
"Susu hamil, mau?"
"Kok? Emang kamu ada?"
"Kalau kamu mau, aku keluar dulu untuk belanja."
Karin menggeleng sembari tersenyum tipis. Lalu Joana ke dapur untuk menyiapkan minuman segar dan beberapa camilan. Cuaca siang hari mendadak panas menyengat. Sungguh perubahan cuaca yang agak ekstrim. Pantas saja banyak yang sakit.
Joana membawa nampan penuh dengan jus, susu, air mineral dan camilan kesukaan mereka berdua seperti biskuit, kacang dan chips. Karin tersenyum melihat Joana begitu telaten menjamu dirinya. Memang sudah beberapa bulan mereka tidak pernah bertemu.
"Ayo, Rin. Silakan."
"Makasih ya Jo, maaf ngerepotin."
"Nggak, Rin. Santai aja. Kamu ini kaya sama siapa aja."
"BTW, gimana kabar pacar kamu? Kok aku lihat status WA kamu terakhir lagi rayain ultah dia ya?"
"Iya dia ulang tahun ke 27 dan aku kasih kejutan kecil buat dia. Hmm, pastinya dia baik-baik aja kok. Ben sendiri gimana?"
"Dia baik. Tapi ya itu..."
"Itu gimana?"
Karin memutar bola matanya sembari memikirkan kata-kata yang akan terlontar. Joana menjadi bingung melihat ekspresi Karin yang berpikir seperti itu. Namun akhirnya Karin memang harus berkata pada Joana tentang yang ia alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here
RomanceCinta itu bisa menyembuhkan sekaligus menyakitkan. Cinta itu bisa membahagiakan sekaligus menyedihkan. Cinta itu sulit dideskripsikan namun dapat dirasakan. Yuk silakan baca! Warning!!! This is GxG (Girl x Girl) or Yuri genre! Note: Just skip if you...