SH 28

2.7K 1K 33
                                    

"Terima kasih atas kerja sama ibu Joana. Senang dapat bertemu dan berdiskusi dengan anda."

"Sama-sama pak. Justru saya yang sangat senang atas kepercayaan bapak pada kami."

Sebuah meeting singkat telah usai dilaksanakan. Joana dan beberapa karyawan membubarkan diri dari ruangan meeting karena memang sudah jam makan siang. Silvia mengikuti Joana ke dalam ruangannya.

"Jo, mau makan dimana?"

"Oh iya, gue sama Delia mau makan di luar. Hm, mau ikut nggak?"

"Boleh. Kemana?"

"Kafe yang dulu sering kita makan bareng pas SMA. Kangen gue ke sana."

"Ih boleh banget, OK. Cus yuk! Bertiga aja kita, si Vano kan lagi ngurusin perpanjang STNK, belum balik dia."

"Oh iya ya. Ya udah ke mobil gue yuk! Kita jemput kesayangan gue dulu."

Silvia segera mengikuti Joana ke dalam mobil. Delia ternyata sudah menunggu di depan salah satu minimarket tak jauh dari kantornya. Dua sejoli itu langsung bercipika-cipiki dan bermanja singkat.

"Ehem, so sweet bener deh. Envy gue."

"Eh, ada kamu Sil."

"Iya, tadi Joana ngajak gue. Maaf ni ada obat nyamuk."

"Haha, nggak apa-apa Silvia. Santai aja. Emang Vano kemana?"

"Dia ngurus STNK tuh. Belum balik, jadi ya ikut sama Joana aja. Beneran nggak ganggu kan, Del?"

"Nggak kok. Beneran deh. Yuk berangkat!"

Mereka meneruskan perjalanan dan sekitar tiga puluh menit telah sampai di tujuan. Kafe yang dulu menjadi tempat nongkrong Joana dan Silvia ketika pulang sekolah. Tidak banyak perubahan, hanya beberapa sudut dan berganti warna cat saja.

"Wih, nggak banyak berubah ya Jo."

"Iya, Sil. Sumpah nostalgia banget kita. Masuk yuk!"

Joana menggandeng kekasihnya dan Silvia mengikuti sembari jalan beriringan. Mereka duduk di meja favorit yaitu nomor tiga karena sewaktu SMA Joana dan Silvia pernah meraih ranking tiga secara bersamaan ketika kelas sepuluh semester dua. Suasana kafe tidak begitu ramai biasanya memang ramai ketika sore hari dimana anak sekolah sudah bubar pulang.

"Kenapa sayang? Suka nggak?"

"Suka kok, bagus. Asik juga buat tempat nongkrong."

"Maaf ya kalau kurang berkenan sayang, kamu kan owner kafe."

"Nggak gitu juga sayang. Bagus kok, banyak grafiti dan warna-warni. Jiwa muda banget di sini. Berasa jadi anak sekolah lagi."

"Syukurlah kalau suka. Aku pesenin menu paling favorit di sini ya."

Delia mengangguk tanda setuju. Alhasil mereka bertiga memesan menu yang sama yaitu mie ayam bakso, roti bakar keju dan soda gembira plus sosis bakar tak lupa air mineral botol. Ketika pesanan tiba mereka langsung menyantap bersamaan.

Ekspresi mereka begitu menikmati hidangan yang tersaji. Delia yang baru pertama mencoba makan di sana ikut larut dalam cita rasa yang ada. Cuaca yang lumayan panas terobati dengan minuman segar di hadapan mereka masing-masing.

"Gimana sayang? Suka?"

"Iya sayang. Enak banget."

"Syukur, Del. Di sini tempatnya biasa sih, nggak semewah kafe lo tapi untuk cita rasa bersaing kok dengan kafe besar lainnya."

"Iya, Sil. Aku akuin kalau di sini makanan dan minumannya enak. Harganya juga bersahabat. Pas untuk kantong anak sekolah."

Usai santap siang. Mereka melanjutkan dengan obrolan demi obrolan. Utamanya tentang masa SMA yang Joana dan Silvia alami. Delia mendengar dengan antusias tentang masa remaja kekasihnya itu.

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang