Sepanjang perjalanan Joana mendengarkan musik-musik cadas. Supaya tidak mengantuk pikirnya karena selepas bekerja memang melelahkan. Akan tetapi lelahnya nanti pasti terbayar ketika memandang wajah kekasihnya secara langsung.
Tanpa terasa Joana telah memasuki kawasan hutan pinus. Kurang lebih arlojinya menunjukan pukul tujuh malam. Suasananya hening hingga terdengar suara jangkrik bersahut-sahutan.
Tas travel ia turunkan dari bagasi dan menuju arah villa. Namun belum sampai villa ternyata ada seorang lelaki paruh baya yang ia kenal namun lupa nama orang tersebut. Joana sampai menggaruk tengkuknya.
"Lho? Non Joana kan? Apa kabar, non?"
"Iya pak, ini saya. Kabar baik. Bapak sendiri gimana? Terus bapak kok di sini? Lagi apa pak?"
"Saya juga baik, non. Oh ini, lagi keliling aja. Melihat keadaan sekitar villa. Sini biar pak Ujang bantu bawa tasnya. Pasti mau ketemu non Delia kan? Hmm, Non Delia ada di kamarnya sih non."
"Oh gitu, udah tidur dong pak?"
"Belum kok, belum jam tidur non Delia."
Joana tersenyum mendapat bantuan tersebut dan ia akhirnya ingat bahwa lelaki ramah itu bernama pak Ujang. Diikuti langkah penjaga villa tersebut secara perlahan. Sesampainya di villa, Joana menunggu di ruang tamu.
"Sebentar ya non Joana. Saya coba panggilkan non Delia."
"Iya, pak. Makasih banyak."
Joana duduk sembari melihat sekeliling isi villa di tempatnya menunggu saat ini. Ia sedikit demi sedikit mengingat kembali saat bersama Delia di villa ini. Membayangkan itu membuat Joana tersenyum senang.
Tidak lama gadis yang ia tunggu muncul dan membuyarkan lamunan. Joana langsung berdiri dari posisi duduknya. Dilihat Delia dengan wajah yang begitu datar tak seperti biasa. Joana menjadi tak enak hati dibuatnya. Ia siap jika mendengar makian dari Delia atau bahkan diusir dari villa.
"Del..."
"Duduk lagi aja, Jo."
Joana akhirnya duduk kembali dan Delia duduk di bangku yang ada di hadapannya. Dalam waktu singkat jantungnya bergemuruh menantikan perkataan yang akan dilontarkan oleh kekasihnya itu. Beberapa detik Delia terus menatap Joana tanpa berkata apapun padanya dengan mimik yang sulit ditebak dan alhasil membuat Joana menjadi mati kutu seketika.
"Jo..."
"Hmm?"
"Kenapa kamu malam begini kesini?"
"Kedatangan aku kesini mau minta maaf sama kamu, Del."
"Atas?"
"Atas semua kekhilafan aku tempo hari. Aku sangat menyesal dan bodoh banget udah nyakitin perempuan sebaik kamu."
"Hmm, gitu. Terus?"
"Ya, terus aku harap kamu maafin aku dan kita baik seperti semula."
Setelah Joana berkata seperti itu terdengar bahwa Delia menghirup napas dalam. Joana berpikir entah kemana tentang permintaan maafnya barusan. Sementara Delia masih sambil menatap Joana yang tentu membuatnya semakin tak karuan.
"Jo, sebenarnya aku udah maafin kamu. Selama disini aku terus merenung dan aku pikir kamu pantas dapat kesempatan kedua."
"Be-Beneran, Del?"
"Iya, aku serius maafin kamu dan aku harap jangan pernah membuat kesalahan yang sama atau bahkan lebih buruk dari itu."
"Iya, aku janji. Pokoknya aku janji bakalan manfaatin kesempatan kedua ini. Makasih ya sayang. Aku benar-benar minta maaf atas kejadian waktu itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/199543419-288-k61489.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here
RomanceCinta itu bisa menyembuhkan sekaligus menyakitkan. Cinta itu bisa membahagiakan sekaligus menyedihkan. Cinta itu sulit dideskripsikan namun dapat dirasakan. Yuk silakan baca! Warning!!! This is GxG (Girl x Girl) or Yuri genre! Note: Just skip if you...