Adegan saling lumat itu pun terjadi di antara mereka. Suasana malam yang dingin berubah memanas secara perlahan. Rindu bercampur sayang benar-benar tak terelakan. Joana semakin terlarut dengan suasana yang tercipta namun tidak berapa lama kemudian Karin mencegahnya untuk lebih jauh lagi.
"Jo, maaf."
Karin mendorong pelan tubuh Joana. Ia menghindar dari Joana. Dirinya merasa bahwa hal itu akan membuatnya semakin bersalah. Rindu itu ia rasakan namun ia tidak boleh memanfaatkan situasi tersebut.
"Kenapa, Rin?"
"Maaf, Jo. Aku nggak bisa. Aku nggak mau manfaatin keadaan ini. Kita ini sudah bukan kekasih seperti dulu."
Joana menghela napas dan mengatur dirinya untuk lebih tenang. Memang benar apa yang dikatakan Karin namun itu salahnya, ia yang memulai lebih dahulu. Joana menjadi salah tingkah dibuatnya.
"Rin, aku yang minta maaf ya. Aku terlalu terbawa suasana."
"Nggak Jo, nggak usah minta maaf. Lebih baik kamu istirahat, besok masih kerja kan?"
"Iya. Ya udah kita tidur yuk, Rin."
Joana beranjak dari duduknya sembari menarik tangan Karin untuk mengikuti. Namun Karin masih tetap dengan posisi yang sama, tidak bergeming. Joana bingung dibuatnya.
"Kamu kenapa? Ayo ke kamar, kita istirahat."
"Aku sudah nggak pantas untuk tidur di sana. Lebih baik aku tidur di sini saja."
"Nggak, nggak boleh. Kamu harus temenin aku tidur. Ayo."
Karin masih saja berpikir, ia merasa tidak enak dengan semua yang terjadi dengan hubungannya dengan Joana. Ia juga heran mengapa Joana masih seperti biasa dan seperti tidak terjadi apa-apa. Sementara Karin sadar betul bahwa dirinya yang memutuskan tali cinta antara mereka.
"Ayo, Rin. Temenin aku bobo."
Meski sulit namun Karin akhirnya mau menerima ajakan Joana untuk menemaninya tidur. Langkah Karin sangat terlihat ragu dalam setiap langkahnya namun Joana masih bersi kukuh untuk membujuk Karin. Sampai pada akhirnya mereka berbaring di ranjang yang berukuran dua orang tersebut.
Tanpa pikir panjang Joana langsung berbaring dan menyelimuti tubuhnya karena memang sudah ngantuk sekali. Sementara Karin masih duduk di pinggir ranjang seakan enggan untuk ikut tidur di sana. Ia melihat Joana sudah sangat mengantuk dan wajahnya lelah sekali.
"Karin, sini bobo samping aku."
Joana menyentuh tangan Karin dengan lembut sembari tersenyum manis. Sedangkan Karin masih ragu rasanya. Ia ingin menghindar dari Joana.
"Jo, aku pulang aja ya."
Seketika Joana langsung bangun dan duduk. Ia kaget dengan perkataan Karin yang menurutnya konyol. Bukannya tidur malah mau pulang di hari yang sudah larut malam.
"Rin, ini sudah malam banget. Aku nggak ijinin kamu pulang. Kalau mau pulang, besok aku antar."
"Aku nggak enak Jo, masa aku tidur di kamar ini. Aku sudah nggak pantas."
"Pantas atau nggak pantas. Aku yang tentukan, Rin. Ini rumah aku dan aku berhak menentukan siapa saja yang berada di rumah ini apalagi sampai tidur bersamaku. Lagi pula kamu mau pulang kemana? Selama ini kamu kan tinggal sama aku."
"Aku balik ke kost lama, selama menghilang aku sempat pulang ke kampung menemui bapak sama ibu. Tapi sudah tiga hari ini, aku balik ke kost."
"Mending kamu kembali ke rumah ini. Jadi kamu nggak perlu keluar biaya kost."
"Cukup Jo, kita ini sudah bukan kekasih lagi. Aku sudah memutuskan kamu."
Joana langsung terdiam dan kembali ke posisi semula dimana ia tidur sembari berselimut tebal. Ia langsung memejamkan matanya sembari menahan kecewa atas sikap Karin. Padahal ia hanya berniat baik kepada mantan kekasihnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here
RomanceCinta itu bisa menyembuhkan sekaligus menyakitkan. Cinta itu bisa membahagiakan sekaligus menyedihkan. Cinta itu sulit dideskripsikan namun dapat dirasakan. Yuk silakan baca! Warning!!! This is GxG (Girl x Girl) or Yuri genre! Note: Just skip if you...