SH 23

2.9K 761 53
                                    

Mentari telah menampakan sinarnya. Suara burung berkicauan disertai angin yang menerpa pepohonan saling bersambut. Suasana dingin pun sampai menusuk rusuk.

Kedua insan yang dimabuk cinta tengah asik berada dalam satu selimut yang sama. Mereka saling memeluk satu sama lainnya. Kecupan hangat di kening pun mendarat dengan halus.

"Muach... Morning sweetheart."

"Pagi juga sayangku. Sini aku gantian cium kamu my baby Jo."

Mereka saling melempar senyuman terbaik dan tak lama kemudian memutuskan untuk mandi. Setelah itu mereka menuju dapur untuk mengisi energi. Ternyata sudah ada pak Ujang yang dengan cekatan menyiapkan makan untuk pasangan ini.

"Selamat pagi non."

"Pagi juga pak Ujang."

"Wah, segar banget non berdua. Berseri-seri lagi wajahnya. Pak Ujang jadi semangat."

Joana dan Delia saling tatap lalu tersenyum malu. Kemudian mereka duduk dan menyantap dengan tenang sarapan yang ada. Pak Ujang memasak nasi goreng dan membuat susu hangat. Tidak ada keraguan atas masakan dari bapak penjaga villa tersebut.

"Gimana non? Enak nggak? Apa keasinan mungkin?"

"Pak Ujang itu masakannya enak kok. Delia selalu suka."

"Wih pak Ujang pinter masak ya. Joana nggak nyangka. Masakan bapak nggak kalah sama bi Siti."

"Makasih non. Itu juga diajarin bi Siti. Ya sudah kalau gitu bapak mau bersih-bersih dulu. Permisi non."

Pak Ujang melanjutkan aktivitasnya dalam membersihkan villa. Sementara mereka dengan lahap menandaskan hidangan. Sesekali mereka juga saling menyuapi satu sama lain. Mungkin bila ada yang melihat akan iri dengan kemesraan mereka.

Setelah rampung sarapan akhirnya mereka memutuskan untuk ke teras villa. Di sana ada dua buah kursi dan meja kayu bulat yang tidak terlalu besar. Cukup untuk menaruh minuman dan sekedar kudapan kecil.

Pemandangan pagi dengan jelas terpampang membuat teduh setiap pasang mata yang melihatnya. Secangkir teh hangat telah berada di tangan masing-masing. Joana dan Delia saling pandang dan mengobrol santai.

"Sayang..."

"Hmm? Iya Delia sayang? Kenapa?"

"Makasih ya."

"Makasih untuk apa?"

"Semalam itu lho."

"Yang itu mana hayo?"

"Yang itu lah pokoknya. Jujur itu pengalaman pertama aku, Jo."

Mata Joana terbelalak dan seakan tak percaya. Ternyata itu adalah pengalaman pertama Delia. Joana juga tak menyangka dapat melakukan itu semalam. Yang ia tahu kalau ia sangat merindu kekasihnya.

"M-Maaf ya, Del. Apa kamu menyesal?"

"Nggak, Jo. Makanya aku bilang makasih."

"Suka?"

"Suka, Jo."

"Mau lagi?"

"Ih, apaan sih kamu ini. Malu tau."

"Kenapa harus malu? Kan udah tau semua."

Akhirnya mereka tertawa renyah bersama. Joana suka sekali bila melihat wajah merona dari gadis pujaannya. Sementara itu Joana menghabiskan teh dan Delia mengajaknya untuk menuju suatu tempat tak jauh dari lokasi jadi cukup berjalan kaki.

Sepanjang jalan mereka saling bergandengan dan kaos couple yang mereka beli telah dikenakan. Dipadu padan dengan celana denim panjang oleh Joana dan celana pendek bahan oleh Delia. Pun dengan beralaskan sandal yang sama karena ternyata Delia memiliki sandal yang serupa berjumlah dua pasang. Sandal jepit berwarna pink polkadot.

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang