SH 26

2.5K 886 42
                                    

Tiba-tiba terdengar dering ponsel Joana. Delia melihat bahwa itu adalah ibu dari Joana yang menelepon. Ia ingin sekali menerima telepon itu namun segera urungkan niatnya karena dianggap tidak sopan olehnya.

Joana yang tadi terlelap di atas pangkuan Delia langsung terbangun dan mengangkat telepon itu. Wajahnya sangat serius dan sambungan telepon itu singkat memang. Delia yang penasaran menanyakan kepada kekasihnya itu.

"Ada apa sayang?"

"Mama telepon dan aku disuruh pulang. Entah ada apa."

"Ya udah kamu turutin aja."

"Nggak apa-apa sayang? Aku tinggal kamu dulu."

"Nggak apa-apa sayang. Ya udah pulang aja. Hati-hati di jalan."

"OK sayang. Love you honey."

Joana mengecup dahi Delia dan segera melangkah pergi dari kafe itu. Joana juga bingung sebenarnya ada apa ia dipanggil untuk pulang. Sepanjang jalan ia mengawang dan menerka jawaban akan tetapi tetap saja ia tak menemui jawabnya.

Ia lajukan mobil agak cepat agar rasa penasarannya terjawab. Sesampai di rumah orangtuanya, Joana langsung turun dari mobil dan bergegas masuk. Ternyata di ruang tamu sudah ada kedua orangtua Joana sedang duduk di sana. Joana langsung menyapa kedua orangtuanya.

"Sore, ma. Sore, pa."

"Sore, Jo. Duduk dulu. Papa sama mama mau bicara."

Mama Joana nampak serius dengan posisi duduk berhadapan dengan anaknya itu. Sementara Joana duduk di sebelah papanya yang sedang menyeruput secangkir kopi. Joana duduk dengan agak tegap karena penasaran dengan perihal yang akan dibicarakan di sore hari ini.

"Jo, maaf ya. Mama sama papa tiba-tiba suruh kamu pulang karena ada yang ingin kami tanyakan."

"Tanya apa, ma?"

"Jadi begini. Sebenarnya, sudah seminggu belakangan papa sama mama mengikuti kegiatan kamu melalui orang bayaran kami."

Joana merasa kaget dan aneh dibuatnya. Untuk apa mereka melakukan itu pada anak semata wayangnya ini. Dahi Joana berkerut sembari terus antusias mendengarkan.

"Lho? Buat apa, ma? Kenapa harus begitu?"

"Karena papa sama mama curiga sama kamu."

"Curiga? Atas hal apa, ma?"

Mama Joana melempar pandang ke arah papanya. Dan papa Joana menarik napas dalam. Posisi duduk Joana dan papanya kini berhadapan meski di tempat duduk yang sama.

"Begini, nak. Maaf, papa dan mama ingin bertanya soal hubungan kamu dengan gadis yang bernama Delia itu. Ada apa kamu sama dia?"

"Kok? Kenapa tiba-tiba tanya gitu pa, ma?"

Joana menjadi terdesak meski kedua orangtuanya sangat tenang dalam bertanya. Joana tidak merasa dihakimi hanya saja ia bingung dari mana harus menjawab. Ia takut jawabannya akan menyakiti kedua orangtuanya.

"Jawab aja, Jo. Mama dan papa hanya ingin kejujuran dari kamu."

Joana menyenderkan sejenak tubuhnya di sofa dan memandang kosong langit-langit rumahnya. Ia harus merangkai kata demi menyampaikan secara baik perihal hubungan yang dijalani. Memang orangtua Joana tidak pernah tahu tentang hubungan percintaan anaknya selama ini.

"Baik ma, pa. Selama ini Joana memang merahasiakan ini semua dari mama dan papa. Maaf, Joana bukan bermaksud mempermalukan atau menyakiti hati mama dan papa."

"Jadi, benar?"

"Iya ma, pa. Sebelum dengan Delia bahkan Joana menjalin hubungan dengan Karin."

"Kenapa bisa? Apa papa dan mama salah mendidik kamu?"

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang