Sebuah Kebenaran

8.8K 611 31
                                    

Sambil baca silahkan putar mulmed diatas ya 👆
Hanya Rindu Andmesh cover by Della Firdatia.

 
      Hari ini adalah puncak perayaan ulang tahun Bakti Nusa. Pentas seni sekaligus melepas siswa kelas XII akan digelar sepanjang hari hingga malam.

Tahun ini perayaan jelas berbeda menurutku, biasanya aku akan datang sebagai tamu tapi hari ini aku datang sebagai siswa Bakti Nusa.
Mengenang meriahnya ulang tahun Bakti Nusa seperti menyiram garam pada luka yang belum kering.
Sebab, dimensi waktu seperti menyeretku untuk mengenang Yangti dan Yangkung saat beliau masih ada.

Hari ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Mama, Papa beliau ikut hadir sebagai pemilik yayasan.
Beberapa tamu penting dan perwakilan guru dan siswa dari sekolah lain memenuhi lapangan sekolah kami.

Pertunjukan teater dan upacara pelepasan kelas XII sudah selesai satu jam yang lalu. Di panggung sudah dipersiapkan berbagai alat musik, untuk band dan penyanyi yang sudah dijadwalkan panitia untuk menghibur.

Band sekolah maksudku, adalah band Bintang dan teman-temannya yang sekarang sedang bersiap mencoba alat musik masing-masing.
Riuh tepuk tangan ketika Bara mencoba menyapa kami dengan kalimat pembuka.

Aku bisa melihat raut wajah lelah dari keenam siswa yang sedang bermain musik di atas panggung.
Selain kegiatan sekolah belakangan mereka membagi waktu untuk menjaga kedai dan latihan olahraga.
Tahun ini Bintang memutuskan untuk bergabung dengan tim futsal.
Saat kutanya alasannya, dia hanya menghindari konflik dengan Dino seperti basket tahun lalu.

Untuk pertama kalinya aku melihat sisi dewasa Bintang yang terkadang tak terduga.

Lagu girl like you milik Maroon 5 benar-benar menyihir siswi perempuan yang langsung heboh.
Selain karena suara Bara yang memang bagus, aktor sekaligus penyanyi itu memang memiliki pesona luar biasa.

Aku duduk di bagian belakang pojok barisan siswa. Duduk bersebelahan dengan Dino, Carlo dan Rian yang hari ini hadir sebagai perwakilan dari SMA Cendrawasih. Jangan tanya kemana perginya Syafa dan Milla.
Aku tidak tahu apa alasannya tiba-tiba mereka batal hadir.
Padahal sebelumnya kita berjanji akan pergi bersama setelah acara ini.

Aku yang sibuk memaninkan game ponsel bersama Dino mendadak mengangkat pandangan karena teriakan Carlo.

"Anjir, Itu adikmu kan, Dis?"

Aku mengikuti arah pandang Carlo, pandanganku terpaku pada Vierna yang berdiri di atas panggung sedang membisikan sesuatu pada Bara.

"Njir, dia mau nyanyi?"

Aku mengedikan bahu mendengar pertanyaan Carlo. Karena memang aku tidak tahu.

"Selamat malam, lagu ini saya persembahkan untuk seseorang yang besok ulang tahun,"

Siulan dan tepuk tangan tiba-tiba menggema, suara riuh menyebutkan nama Gavin, mendadak membuat suasana semakin ramai.

Bintang menyunggingkan senyum tipis saat tatapan kami bertemu.

Dia seakan mengejekku saat dengan malu-malu Vierna menyanyikan lagu Im with you milik Avril Lavigne.

"Huuu...  Turun..  Turun..  Turun.. "

Aku memukul lengan Carlo yang menciptakan keributan. Membuat murid-murid yang lain ikut menyoraki Vierna.

"Suaranya kaya kaleng kerupuk ditabuh, Dis." jawab Carlo sambil mengusap lengannya yang bekas kupukul.

"Tapi jangan banyak bacot bisakan?"

"Lah, suaranya minta dibacotin, Dia!"

Dino ikut tersenyum mendengarkan perdebatan kami.

Broken Home [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang