Harus Tahu

8.6K 578 79
                                    

Coba yang nagih Updatean mana suaranya??

Coba yang nagih Updatean mana suaranya??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















Bintang pov

   Dua hari.

Aku mencari kabar Gendis, dari mendatangi apartemennya, bertanya pada Bu Laras,  bahkan teman-teman Gendis dari SMA Cendrawasihpun aku datangi untuk mencari keberadaannya.

Dua hari dia tidak masuk sekolah dan ponselnyapun tidak bisa dihubungi.
Anehnya saat Gendis tidak lagi ada kabar, Dino juga menghilang.
Berulang kali aku minta Lala cari kabar Dino hasilnya juga sama.
Nihil.

Sampai ketika jam pelajaran terakhir Dino menghibungi Lala, dia mangatakan bahwa dia tak perlu cemas.

Dino baik-baik saja.

Hanya saja tidak dengan Gadisku.
Cempaka Gendis Pertiwi.

Gadisku tidak baik baik saja.

Gendis sakit dan sekarang dia dirawat di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Selatan.Yang kemudian membuatku penasaran dia sakit apa? karena terakhir kami bertemu di Apartemennya dia masih baik-baik saja.

Menembus jalanan yang mulai padat, aku akhirnya sampai di rumah sakit tersebut.

langkahku terhenti di gedung lantai empat kamar VIP. Aku kembali mengeja angka 402 yang kudapat dari seorang perawat yang menunjukan nomor kamar rawat Gendis.

Namun seakan ada sesuatu yang menghentikan ku melangkah.
Aku menyembunyikan Lala di balik punggungku.

Pintu tertutup tidak terlalu rapat sehingga aku mendengar kegaduhan dari dalam.

Seorang perempuan yang sedang mengunakan dress modern dengan rambut sebahu terlihat sedang adu mulut dengan Dino. Aku kurang paham siapa wanita tersebut karena posisinya yang membelakangiku.

"Kamu tahu, dia pantas dapatkan ini!"
Perempuan itu berkata dengan nada tinggi serta jarinya terlihat menunjuk sesuatu, "anak bodoh ini justru memberikan rumah itu untuk orang-orang yang udah nyakitin saya Dan dirinya sendiri!"

"Dia melakukan itu karena ada hak Bian dan Vierna Tante!" jawab Dino kemudian.

Ada getaran amarah yang jelas ketara dari adu argumen mereka berdua.

Tapi entah apa yang sedang mereka perdebatkan karena aku memilih diam dan mendengarkan dari balik celah pintu.

"Itu yang saya bilang dia bodoh!  Kamu tahu? Orang seperti mereka harusnya enggak perlu dikasihani!"

"Cukup Tante!" bentakan Dino bikin Lala meremas ujung jaketku.
Aku tahu Lala takut dengan kekerasan, bahkan dibentak saja dia bisa langsung menangis.

Broken Home [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang