Aku melangkah riang dengan bernyanyi disepanjang koridor sekolah.
Anggap saja ini adalah hal langka sebab selama sekolah, barang kali, ini adalah kali pertamaku datang sepagi ini.Catat ini yang pertama!
Masih dengan bersenandung gembira aku melangkah cuek menuju kelas.
Aku semangat sekali datang ke sekolah hari ini.
Lebih tepatnya mungkin mulai hari ini aku akan semangat sekolah.Semalam aku mimpi indah ketemu dengan pangeran tampan yang kucium pipinya.
Membayangkan kumencium pujaan hatiku itu, aku mendadak salah tingkah sendiri.
Seraya meraba bibirku, aku bergumam dalam hati.
Ciuman pertama ku.
Sayang semuanya hanya mimpi.
Tapi tunggu, kenapa semua terasa nyata semalam?
Yang Kuingat semalam memang aku pergi ke rumah Syafa tapi selebihnya aku tidak mengingat apapun setelah bangun pagi tadi.Merogoh ponsel dalam tas, aku berniat menghubungi seseorang. Mungkin dengan menanyakan ini pada Mila aku akan menemukan jawaban.
"Selamat pagi Mila titisan mimi peri." sapaku riang.
"Pagi, Gendis si gula merah titisan mak lampir"
Bukan tersingung, justru aku malah terkikik, mengabaikan tatapan siswa- siswi lain disepanjang koridor sekolahan.
"Dimana Mil? Aku tebak kamu pasti masih melukin Carlo bear dikasur kan?"
Jangan berfikir macam macam dulu, Carlo bear adalah boneka teddy bear besar pemberian Carlo
Dan Mila sering menyebutnya dengan sebutan Carlo bear."kayak kamu ngak aja." sindirnya terdengar malas.
"Eiit, kamu nggak denger suara berisik disini? itu artinya aku udah di sekolah, sayang."
Terdengar suara memekik kaget dari seberang sana membuatku seketika tertawa.
"Kesambet setan apa kamu jam segini udah disekolah?" Tanya Milla kemudian.
"Soalnya di kelas ada malaikat yang gantengnya kaya pangeran berkuda putih. jadi, ya."
"Kamu punya pacar? Perasaan belum ada seminggu pindah. Dulu di Cendrawasih bertahun-tahun jadi jomlo abadi."
"Sebenarnya lagi progress kesana, sih. doain aja, ya." pintaku seraya tersipu malu.
"Hm"
"Mil, semalem kita kerumah Syafa kan?"
"Kenapa? Kamu amnesia abis mabuk?"
Aku menghela nafas berat, sedikit menyesal kenapa harus menyentuh minuman terlarang itu lagi.
Harusnya aku bisa mengontrol diri sebelum melakukan hal yang mungkin saja semakin membuat buruk keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home [TERBIT]
Ficção Adolescente(TERBIT) BEBERAPA CHAPTER SUDAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. NOVEL INI AKAN MENJADI PROJECTS DONASI, SELURUH HASIL ROYALTI PENULIS AKAN DISUMBANGKAN KE YAYASAN YATIM SATU BENIH. Dia adalah Gendis, dia hidup tanpa kekurangan hanya satu...