Kalian pacaran?

12.8K 653 0
                                    

   Aku seperti kehilangan kata-kata untuk bicara pada Lala. Selain sifatnya yang pendiam dan kejadian dimana aku membuatnya di hukum, hubungan kami semakin jauh, terlebih tadi Lala melihatku turun dari motor Bintang.

Dia pasti mengira aku dan Bintang ada hubungan khusus.

Bukan hanya Lala yang melihatku dengan tatapan sulit ku artikan, sepanjang koridor sekolah, beberapa murid perempuan melihatku garang, seakan aku adalah mangsa sasaran mereka.

Sebenarnya apa yang terjadi?

"Kalian pacaran?"

Hah?

Aku menoleh pada Lala yang sedang membenarkan kacamata tebalnya.

"Kalian siapa?" tanyaku.
Sebenarnya aku takut yang dimaksud Lala adalah aku dan Bintang, tidak mungkin aku menjelaskan yang sebenarnya kan?

"Kamu sama Bintang."

Nah, kan, benar. Dia salah paham.

"Ng.nggak kok, La. Jangan salah paham ya, aku sama dia cuma kebetulan aja bareng kok. I.Iya kebetulan," jawabku gugup.

Lala semakin membuatku salah tingkah ketika dia menatapku penuh selidik.

"Serius La, tadi ban sepedaku  kempes, kebetulan dia lewat, dari pada telat aku nebeng dia aja."

Lala mengedikan bahu acuh, "bukan urusanku juga, terserah kalian." jawabnya acuh.

Aku hanya bisa menghela nafas kasar, terserah mereka jika sehabis ini bertengkar.

Biar siplayboy  tengil itu saja yang menjelaskan hubungan kami pada Lala.

*** Broken home***

    Bel istirahat berbunyi. Seperti hendak mendapat makan gratis semua murid seakan berlomba lomba berlarian memenuhi ruangan kantin.

Mataku menjelajah seisi ruangan kantin, melihat salah satu bangku masih kosong, aku segera menyeret Lala untuk ikut bergabung dengan mereka.
Senyumku masih merekah saat melihat salah satu cowok yang membuat semangatku belakangan ini naik.

Aku tahu Lala tidak nyaman berada di kantin. Dari cerita Lala, ternyata dia hampir tidak pernah masuk kantin disaat jam istirahat, karena dia lebih suka di kelas memakan bekal makanannya sendiri.

"Ikut gabung ya."aku meminta ijin pada kedua cowok yang sedang sibuk melahap nasi gorengnya itu.

Galang ikut tersenyum padaku, sementara cowok disebelahnya sama sekali tidak merespon.

"Tumben ke kantin, La?"
Aku menoleh bergantian pada Lala dan Galang. Lala hanya meresponnya dengan mengangguk tanpa melihat arah Galang.

"Gav," panggilku pada manusia es  di depanku ini.

Dia hanya berdehem tanpa mau melihatku.

"Kenapa nggak balas pesanku dari semalam?" tanyakupada Gavin.

"Dapet nomerku dari mana?"
Dia bukannya menjawab pertanyaanku malah justru balik bertanya.

Broken Home [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang