2. hujan turun sore itu

35 8 0
                                    

Langit rasanya sudah menggelap menandakan akan datangnya hujan disore itu.
Awan saat itu juga menggumpal hitam membuat udara berubah yang semestinya hangat menjadi terasa dingin menusuk.
Mega yang sedari tadi memperhatikan jalanan aspal perlahan mulai menduduki halte bus sembari memeluk dirinya sendiri.
Seragam dengan lengan dan rok pendek,membuatnya menggigil diterpa angin dingin.

DUAR....
Seketika suara gemuruh petir membeludak diatas sana...
Mungkin sedang terjadi pertentangan antara awan putih dan awan hitam.

Mega spontan menutup kuping dengan mata yang tertutup tanpa celah.
Dirinya lemas tak berdaya ketakutan.Lututnya gemetar dengan kedua bola mata yang mulai berkaca-kaca.

"Mah...Mega takut"
Lirihnya sambil mengedarkan pandangannya pada langit mendung.
Tiba-tiba saja ia teringat ibunya yang sudah tiada.Meninggalkannya ketika tengah melahirkan dirinya karena penyakit jantung yang dideritanya juga.Penyakit jantung yang diderita Mega bisa dibilang penyakit turunan.

Setelah beberapa menit menunggu bus yang datang.Mega menyibukan dirinya dengan bermain ponsel.Namun sesekali ia menyudahi itu karena gemuruh petir sudah menyambar-nyambar.

"Wahh..."
Mulut Mega ternganga penuh decak kagum dengan senyum yang tiba-tiba merekah.
Tatapannya melebar ketika ditangkap sesosok laki-laki bertubuh tinggi berkulit kuning langsat dengan dimple dikedua pipinya yang menawan ketika tersenyum.
Sosok yang dilihat Mega rupanya tengah membaca sebuah novel supernova karya Dee Lestari
Keliatannya serius banget!!

Tubuhnya hampir tak bergerak meski gemuruh gemuruh kencang bersautan dilangit mendung sana.Matanya terus terfokus pada buku novel yang sedang ia baca sekarang.
Iya saja tak terganggu,sepasang earphone bertengker manis dikedua telinganya.

Eh!
Mega nampak berfikir keras mencoba mengingat-ingat apa yang tengah direncanakannya sebelum sebelumnya.
Dua tahun sudah Mega menyimpan rapat perasaan sukanya pada lelaki yang kini ia tatap diseberang sana.Dua tahun sudah dari awal masuk SMA Mega menjadi pengagum rahasia pemecah rekor terbaik.Tak banyak usaha yang Mega lakukan untuk menaklukan lelaki itu...Karena menyukainya diam-diam lebih menyenangkan ketika dua tahun kebelakang.Namun,ketika ia tahu hidupnya kini sudah tak bisa lebih lama lagi...Mega ingin segera memberitahu perasaan yang sebenarnya pada lelaki itu.
Lebih tepatnya menyatakan cinta...sebelum semuanya terlambat dan akan ia sesali !!

Namanya Guntur Rasetya Gentar seorang laki-laki dingin,dengan paras menawan temen sekelasnya Mega hobinya suka baca,jago matematika.
Lebih banyak baca ketimbang ngomong...

"Guntur!!"
Teriak Mega sambil melambaikan tangannya.

Yang dipanggil namanya tidak menoleh sedikitpun bahkan tidak bergerak sedikitpun.

"Guntur!! Hey"
Kini Mega berdiri sambil berteriak,deruman sebuah mobil bak yang melintas membawa kabur suaranya.Sehingga Mega harus lebih sering dan lebih keras untuk memanggilnya sampai Guntur setidaknya menoleh.

"Gun...tuurr!!! "
Teriak Mega yang mulai kesal.Ia berniat menyebrangi jalanan aspal itu.

Tiiiiiiittt!!!!
Sebuah mobil mengklakson keras mendengung ditelinganya.
Membuat sepasang bola mata Mega melotot kearah sumber suara.
Bahkan Gunturpun mendonggakan kepalanya menyaksikan teman sekelasnya dimarahi karena ulahnya.

"Kalau mau nyebrang liat-liat neng..."
Pekik seorang yang ada dalam mobil mewah berukuran mini itu.
Tak sampai disitu saja kemarahannya...Sang supir terus nyerocos tanpa henti.
Suaranya kini mulai terdengar samar-samar ditelinga Mega,lututnya yang melemas dengan kedua tangan yang memegang erat dada bagian kirinya menandakan ada rasa sakit hebat sedang menggerogoti tubuhnya.
Tanpa rasa berdosa sang supir langsung mengegas pedal mobil sekencang mungkin.

For A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang