15. pilihan

0 1 0
                                    

Guntur mendudukan dirinya dibibir kasur.Sedikit bingung dengan mimpi yang datang tadi pagi di rooftop sekolah.

Sudah ada lima notifikasi telepon dari Mega yang tak ingin Guntur angkat.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Guntur?
Dia mulai gundah gulana semenjak tragedi dodge ball dimulai.

"ARGHHH!!"
Guntur menjambak rambutnya yang pusing itu.Dia berdiri kemudian melipat kedua tangannya nampak seperti berfikir.

Lama-lama kakinya mondar-mandir persis kaya gosokan.
Otaknya terus berputar
Mencari cara supaya apa yang ada dikepalanya sekarang segera lenyap dan sirna.
Belakangan ini juga tidurnya tertanggu karena itu,sampai ke nafsu makan.
Ahhh,itu lebih sulit dari pada rumus-rumus matematika batin Guntur.

DRTTTTT DRRTTTTT

Ponselnya kembali bergetar,Guntur frustasi kembali dirinya sangat ingin membanting ponselnya itu tapi apa daya.

Guntur memondar-mandirkan badanya sambil menggigit jari telunjuknya.

"Woy,gosokan listrik...ada telepon didiemin aja"
Kata Bima yang entah semenjak kapan ada dibibir pintu.
Dirinyapun mulai melangkahkan kaki hendak menghampiri ponsel Guntur yang tergeletak di kasur.

"Lo ngapain kesini lagi...hah?!"
Tanya Guntur yang mencoba mencegat Bima yang diam-diam merayap.

"Barang-barang gue ada disini!"
Bima menunjuk beberapa pakaiannya yang ada dipojokan kamar Guntur.

Guntur mengangguk membiarkan Bima mengambil barang-barangnya.

Tapi apa yang sesungguhnya terjadi???!!!!
Bima dengan lincahnya langsung mengambil hp Guntur yang bergetar dan mengangkat teleponnya langsung.

"Iya Halo,dengan siapa dimana?"

Sontak Gunturpun kaget dan langsung ingin mengambil paksa hpnya itu yang bertengker ditelinga Bima.

Dengan lihainya Bima mampu menghindari serangan dari Guntur.
Dirinya bagaikan tebing di pinggir lautan lepas,kokoh,kuat meskipun ditabrak ombak galak.

"BIMA?!"
Teriak syok disebrang sana.

"Ehh jadi ini lo Mega?!"
Tanya Bima yang masih menelpon

"Dimana Guntur?"

"Dia terkapar tak sadarkan diri"
Jawab Bima asal asalan.

Guntur naik kekasur mengambil bantal menarik selimut kemudian tenggelam didalamnya.
Dari pada meladeni dua manusia yang tidak manusiawi itu.

"Guntur sakit juga Bim?"

"Sakit cuman ga berdarah"

"..."
Mega nampak diam disebrang sana.
Bingung dengan perkataan makhluk koclak spesies langka.

"JANGAN DENGERIN SI UDEL BUTA IJO"
Teriak Guntur.

"Bim,itu Guntur....kasihin hpnya ke dia"
Pinta Mega antuias.

"Ga ga...gue mules pengen pipis"
Jawab asal Guntur sambil beranjak kekamar mandi.

"Hah?!"

"Hah?!"

Gak salah denger tuh?
Mules pengen pipis?
Emang ya jaman sekarang bilangnya mules tapi pipis yang keluar.
Belanja di minimarket keluarnya struk belanjaan...

Perkataan Guntur membikin ambigu semua makhluk.

"Bim!! Kasihin cepetan!!"
Pekik Mega disebrang sana yang membuat Bima menjauhkan ponselnya dari telinganya.

For A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang