20. maybe jealousy?

0 1 0
                                    

BLAG !!!!

Mata Guntur langsung tertuju pada pintu kelas yang menutup tiba-tiba.Disana terlihat Mega yang baru saja kembali setelah memutuskan pulang duluan bersama Bintang.
Guntur sengaja pulang teakhir setelah teman-temannya meninggalkan ruang kelas hanya menyisakan dirinya yang sedang memasukan beberapa lembar kertas soal matematika yang baru saja diselesaikan kedalam tasnya.Padahal sebenarnya itu adalah PR yang diberikan bu Jani.
Namun,apalah bagi cucu Einstein yang moto hidupnya adalah 'Matematika is life'

Mega menghampiri Guntur setelah dia berhasil menutup pintu kelas rapat.
Guntur melanjutkan aktifitasnya itu untuk memilih tak peduli dengan gadis yang menghampirinya.
Dia menggeleng tak mengerti sambil memasukan beberapa buku dan alat tulis kedalam tas.Mega benar-benar gadis aneh yang baru saja tadi sakit sekarang nampak baik-baik saja.

"Udah beres semua ya?"
Tanya Mega kepo

"Dikit lagi"

"Mega ga ngerti loh!!"
Ujarnya mengerucutkan bibirnya sambil memperhatikan pria itu mensleting tasnya.

"Parah susah banget!!"
Tambahnya dengan nada bicara penuh ekspresi.

"Belajar sendiri"
Ketus Guntur yang sudah menggendong tasnya.

"Mega udah bilang itu susahnya pake parah"
Sergah Mega

Guntur menyunggingkan senyuman miringnya melihat gadis aneh yang tengah berkicau ria.
Didetik kemudian kakinya melangkah untuk keluar.
Tapi Mega malah berlari cepat kearah pintu untuk menghadang Guntur agar tidak membukakan pintu.

"Bantu Mega ngerjain pr!!"
Pinta Mega to the point.Membuat pupil mata Guntur membesar setelah mendengarnya.

Guntur berhenti melangkahkan kakinya dari jarak yang sedikit jauh dari pintu.
Melihat Mega,menatapnya kuat.
Membuat Mega salah tingkah jadinya.

"Jangan mimpi"
Lirih Guntur dingin sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

Mega yang mendengar itu langsung mengernyitkan dahi dan didetik kemudian Mega tertawa "mimpi?" Katanya sambil menggeleng kepala dan menggeplak-geplak kakinya sambil terus tertawa.Meskipun tawanya itu ia buat untuk menutupi rasa malu karena ditolak.Mega bereaksi seperti gadis gila.

Guntur mengerjap - ngerjap matanya beberapa kali dengan mulut yang masih bungkam.

Tawa Mega perlahan memudar ketika melihat sorot mata Guntur yang dingin tengah memandanginya.
"Ekhem!!"
Mega berdehem sambil mengatur raut wajah dan merapikan rambut panjangnya yang terurai.

Guntur yang tak tahan dengan kelakuan gadis aneh itu langsung melangkah menghampirinya,berniat untuk meraih kenop pintu yang bersembunyi dibalik tubuh Mega.

"Guntur plisss"
Mohon Mega yang buru-buru meraih tangan Guntur yang mencoba memutar kenop pintu.

"Atau Guntur kasih Mega satu pengakuan yang Mega mau"

Mendengar perkataan itu terucap dari mulut Mega.Guntur terdiam menengok kearah gadis itu.

"Guntur udah tau semuanya...jadi katakan kalo Guntur bersedia jadi pangeran yang bakal nyembuhin Mega."
Lirih Mega yang mengulas senyum miris

Guntur menjatuhkan pandangannya kelantai.
Nampak berpikir keras.Lalu perlahan Guntur melepaskan tangannya dari kenop pintu dan melangkah sedikit mundur.

Mega menghela nafas dalam dalam berusaha tidak apa-apa setelah melihat pria itu hanya bisa diam saja.
"Jadi Guntur mau pilih yang mana? Mau kasih Mega pengakuan atau bantu Mega ngerjain pr?"
Cecarnya berisik

For A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang